Komunikasi Lembaga BP4 dalam Bimbingan Pranikah kepada Remaja Usia Nikah dan Calon Pengantin

Zhafarina Teja Inten Ariffien, Yulianti Yulianti

Abstract


Abstract. The development of the integrity of the household at this time, married couples have the principle of "something that is damaged, can only be thrown away or replaced." In other words, couples prefer to divorce after experiencing conflicts in their home rather than maintaining a marital relationship. Indonesia is a country with a high divorce rate every year, especially West Java Province as many as 4,217 applications and divorce cases have been registered at the Religious Courts until July 2019. This study aims to determine the constraints of the BP4 KUA Kec. Andir in providing prenuptial guidance, knowing the efforts of the BP4 KUA Kec. Andir in overcoming obstacles during pre-marital guidance to adolescents of marriage age and prospective brides, as well as knowing the causes of many divorces in KUA Kec. Andir compared to other sub-districts. This study used a qualitative method with a case study approach, then the data in this study were obtained through observation, in-depth interviews, documentation and literature study. The results of this study show that the obstacles faced by the BP4 KUA Institute of Andir Subdistrict in prenuptial guidance include the lack of participation of the prospective bride and groom, limited space and time in delivering the material, with these obstacles the Andir District BP4 KUA Institution continues to encourage participants to come on time , provide a license to participate in pre-marital guidance, apply for an allocation of funds to the government to build the necessary facilities and infrastructure, and propose cooperation to supervisors who are competent in their fields, such as the police, health centers and government. It is also known that Andir District has a dense population and the majority are at the age of marriage or productive age which causes a high number of divorces caused by infidelity, domestic violence and dominance due to economic problems which are also caused by the Covid-19 pandemic.

Keywords: KUA, BP4 Institution, Premarital Guidance, Adolescent marriage age, Prospective bride and groom.

Abstrak. Perkembangan keutuhan rumah tangga saat ini, pasangan suami istri berprinsip “Sesuatu yang rusak, hanya bisa dibuang atau diganti.†Dengan kata lain, pasangan lebih memilih bercerai setelah mengalami konflik dalam rumah tangganya daripada mempertahankan hubungan pernikahan. Indonesia adalah negara dengan tingkat perceraian tinggi tiap tahunnya, terutama Provinsi Jawa Barat sebanyak 4.217 permohonan dan perkara perceraian telah tercatat di Pengadilan Agama sampai bulan Juli 2019. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kendala Lembaga BP4 KUA Kec. Andir dalam memberikan bimbingan pranikah, mengetahui upaya Lembaga BP4 KUA Kec. Andir dalam mengatasi kendala saat bimbingan pranikah kepada remaja usia nikah dan calon pengantin, serta mengetahui penyebab banyaknya perceraian di KUA Kec. Andir dibandingkan dengan kecamatan lainnya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus, kemudian data dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi, wawancara mendalam, dokumentasi dan studi kepustakaan. Hasil dari penelitian ini diketahui kendala yang dihadapi oleh Lembaga BP4 KUA Kecamatan Andir dalam bimbingan pranikah di antaranya adalah kurangnya partisipasi calon pengantin, terbatasnya tempat dan waktu dalam menyampaikan materi, dengan adanya kendala tersebut Lembaga BP4 KUA Kecamatan Andir berupaya terus menghimbau peserta untuk datang tepat waktu, menyediakan surat izin untuk mengikuti bimbingan pranikah, mengajukan alokasi dana kepada pemerintah untuk membangun sarana dan prasarana yang dibutuhkan, dan mengajukan kerja sama kepada pembimbing-pembimbing yang kompeten di bidangnya, seperti kepolisian, puskesmas dan pemerintahan. Diketahui pula Kecamatan Andir memiliki penduduk yang padat dan mayoritas di usia pernikahan atau usia produktif yang menyebabkan tingginya angka perceraian yang disebabkan oleh perselingkuhan, KDRT dan dominan karena permasalahan ekonomi yang juga disebabkan oleh adanya pandemi Covid-19.

Kata Kunci: KUA, Lembaga BP4, Bimbingan Pranikah, Remaja usia nikah, Calon Pengantin.


Keywords


KUA, Lembaga BP4, Bimbingan Pranikah, Remaja usia nikah, Calon Pengantin

Full Text:

PDF

References


Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Bandung: Rineka Cipta.

Bungin, B. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers.

Cragan, W. (1980). Communication in Small Group Discussion: A Case Study Approach. Minnesota: West Pub. Co.

Effendy, Onong Uchjana. (2008). Dinamika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Gunawan, I. (2013). Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik. Bandung: Bumi Askara.

Hardjana, A.M. (2003). Komunikasi Intrapersonal & Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Nurudin. (2004). Sistem Komunikasi Indonesia. In Jurnal Sosioteknologi (Vol. 11, Issue 26). Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Pujianto dan Yulianti. (2020). Komunikasi Antarpribadi antara Ikhwan dan Akhwat dalam Proses Ta’aruf. Prosiding Manajemen Komunikasi, 6(2), 625-629. https://doi.org/10.29313/.v6i2.24748

Rinawati, R. (2017). Pola Komunikasi dalam Pencegahan KDRT di Jawa Barat. Mediator: Jurnal Komunikasi, 10(1), 87–96. https://doi.org/10.29313/mediator.v10i1.2693

Romli, K. (2014). Komunikasi Organisasi Lengkap. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Wiryanto. (2005). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Gramedia Wiasarana Indonesia




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/.v7i1.25699

Flag Counter   Â