Faktor Pendukung dan Penghambat Residivist Streetwear dalam Melakukan Branding Produk
Abstract
Abstract. Whether or not a company develops will depends on how far the company’s products are recognized and known by the consumers. The brands that grow and are well-known to the public, can foster an image of the company and its products. Therefore, the effectiveness of facilities and infrastructure are needed to introduce and embed brand products in the minds of consumers that is known as branding. In this regard, Streetwear Residivist tries to build its product image through several marketing communication activities. One of that way is through unique concept as outlined by Residivist Streetwear in its product design, which uses the concept of "Prison Culture". However, with the employees background who are ex-convicts, it is not easy for Residivist Streetwear to make its product brand known and accepted by the public. The existence of negative stigma and community discriminatory actions on ex-convicts makes ex-prisoners experience difficulties in conducting socialization in the community. This condition makes researcher interested to asses this issue. The method used in this research is the study of literature. Researchers review from several studies that have been conducted. The results showed that there were supporting and inhibiting factors for Residual Streetwear in branding. The existence of a negative stigma through the community at ex-convicts is become a main obstacle that faced by Residivist Streetwear in branding. In addition, capital limitations and the crisis of professional human resources also become another obstacle faced by Residivist Streetwear. Thus, these obstacles can be solved by Residivist Streetwear actions as the solution through their several support factors.
Keywords: Supporting Factors, Obstacle Factors, Branding, Residivist Streetwear
Abstrak. Berkembang atau tidaknya sebuah perusahaan akan bergantung pada sejauh mana produk perusahaan diketahui dan dikenal oleh konsumen. Merek yang tumbuh dan dikenal masyarakat, dapat menumbuhkan citra terhadap perusahaan dan produknya. Oleh karena itu, dibutuhkan sarana dan prasarana yang efektif untuk dapat memperkenalkan dan menanamkan brand produk tersebut dalam benak konsumen yang dikenal dengan istilah branding. Berkaitan dengan hal tersebut, Residivist Streetwear mencoba membangun image produknya melalui beberapa kegiatan komunkasi pemasaran. Salah satunya melalui konsep unik yang dituangkan Residivist Streetwear dalam desain produknya, yakni menggunakan konsep “Prison Cultureâ€. Namun dengan latar belakang karyawan yang sebagian besarnya merupakan mantan narapidana, bukan hal yang mudah bagi Residivist Streetwear dalam membuat brand produknya dapat dikenal dan diterima khalayak. Adanya stigma negatif dan tindakan diskriminatif masyarakat pada mantan narapidana membuat para mantan narapidana ini mengalami kesulitan dalam melakukan resosialisasi di masyarakat. Kondisi ini lah yang membuat peneliti tertarik untuk mengakaji hal tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi litelatur. Peneliti meninjau dari beberapa penelitian yang telah dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat faktor pendukung dan penghambat Residivist Streetwear dalam melakukan branding. Adanya stigma negatif yang ditujukan masyarakat pada mantan narapidana menjadi hambatan utama yang dihadapi Residivist Streetwear dalam melakukan branding. Selain itu, keterbatasan modal serta krisis SDM profesional pun menjadi faktor penghambat lainnya yang dihadapi oleh Residivist Streetwear. Namun hambatan-hambatan tersebut dapat diatasi Residivist Streetwear dengan melakukan tindakan sebagai solusi melalui beberapa faktor pendukung yang dimilikinya.
Kata Kunci: Faktor Pendukung, Faktor Penghambat, Branding, Residivist Streetwear
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Kertamukti, Rama. 2015. Strategi Kreatif dalam Periklanan: Konsep Pesan, Media, Branding, Anggaran. Cetakan ke-1. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran. Jilid I. Edisi ke-12. Jakarta: Erlangga.
Kotler, Philip dan Kevin. L Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Jilid I. Edisi ke-13. Penerjemah: Bob Sabran. Jakarta: Erlangga.
Wahyudi, Sandy. 2012. Entrepreneurial Branding and Selling: Road Map Menjadi Entrepreneur Sejati. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Jurnal:
Akhyar, Zainul, Harpani Matnuh, dan M. Najibuddin. 2014. Persepsi Masyarakat terhadap Mantan Narapidana di Desa Benua Jingah Kecamatan Barabai Kabupaten Hulu Sungai Tengah, dalam Jurnal Kewarganegaraan Vol.4, No. 2, Mei 2014 (hal. 545-556).
Maulana, Bagus A dan Ali Imron. 2014. Konstruksi Masyarakat terhadap Mantan Narapidana, dalam Jurnal Paradigma Vol. 2, No. 1.
Skripsi:
Fildzah, Annisa Nurul. 2018. Analisis Strategi Promosi pada UMKM Social Enterprise: Studi Kasus Pascorner Cafe and Gallery. Skripsi. Bandung: Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Bisnis Universitas Telkom.
Zakiah, Safiratul. 2019. Strategi Branding Residivist Streetwear: Studi Kualitatif dengan Pendekatan Studi Kasus pada Usaha Clothing di Kota Bandung. Skripsi. Bandung: Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung.
DOI: http://dx.doi.org/10.29313/.v0i0.18932
  Â