Studi Pustaka Aktivitas Antelmintik pada Beberapa Tanaman yang Berasal dari Suku Zingiberaceae

Santi Dwi Septianingsih, Siti Hazar, Suwendar Suwendar

Abstract


ABSTRACT: Worm disease is caused by infection with worms, one of which is a roundworm (Ascaris lumbricoides). cause of infection in humans. So far, treatment for helminthiasis has some side effects and its use is limited. Therefore, it is necessary to develop anthelmintic drugs from natural ingredients to reduce side effects and prevent repeated infections because natural plants have secondary metabolites that have the potential to kill worms that cause infection. In this study, a literature search was conducted on five plants from the Zingiberaceae tribe that have potential as anthelmintics including white galangal (Alpinia galanga), sand ginger (Kaempferia galanga), Bangle (Zingiber purpureum Roxb), Ginger emprit (Zingiber officinale var amarum) and turmeric (Curcuma domestica). The purpose of this literature search was to examine 5 types of plants from the Zingiberaceae tribe that have the potential as anthelmintics against several worms that were used as models in vitro, to determine the activity of 5 plant species from the Zingiberaceae tribe which have the potential as the most effective anthelmintics on various worm models in vitro based on the time taken. the fastest compared to the comparison, and also to find out the secondary metabolite compounds that are thought to be present in plants that are efficacious as anthelmintics. The research method is carried out using the Systematic Literature Review (SLR) method through published research articles of national and international repute. Based on the results of the study, it was concluded that the five plants of the Zingiberaceae tribe had the potential as anthelmintics against several worms which were used as models in vitro, then the five plants of the Zingiberaceae tribe were effectively used as anthelmintics in various models of worms in vitro seen based on the fastest time because the time was comparable. with comparison, and the secondary metabolite compound which is suspected to be anthelmintic are flavonoids, terpenoids, tannins, saponins, and alkaloids.

Keywords:  Zingiberaceae, Anthelmintic, Ascariasis, Ascaris lumbricoides

ABSTRAK: Penyakit kecacingan disebabkan adanya infeksi cacing salah satunya cacing gelang (Ascaris lumbricoides) penyabab infeksi pada manusia. selama ini pengobatan untuk penyakit kecacingan memilki beberapa efek samping dan penggunaanya terbatas. Maka dari itu perlu dikembangkan obat antelmintik dari bahan alam untuk mengurangi efek samping dan mencegah infeksi secara berulang karena tanaman bahan alam memiliki metabolit sekunder yang berpotensi dalam membunuh cacing penyebab infeksi. Pada penelitian ini dikaji melalui penelusuran pustaka terhadap lima tanaman dari suku Zingiberaceae yang berpotensi sebagai antelmintik diantaranya: Lengkuas putih (Alpinia galanga), Kencur (Kaempferia galanga), Bangle (Zingiber purpureum Roxb), Jahe emprit (Zingiber officinale var amarum) dan kunyit (Curcuma domestica). Tujuan dari penelusuran pustaka ini adalah mengkaji 5 jenis tanaman dari suku Zingiberaceae yang berpotensi sebagai antelmintik terhadap beberapa cacing yang dijadikan model secara invitro, menentukan aktivitas 5 jenis  tanaman suku Zingiberaceae yang memiliki potensi sebagai antelmintik paling efektif pada berbagai model cacing secara in vitro  berdasarkan waktu yang tercepat dibandingkan dengan pembanding, dan juga mengetahui senyawa metabolit sekunder yang diduga terdapat di dalam tanaman yang berkhasiat sebagai antelmintik. Metode penelitian dilakukan dengan menggunakan metode Systemathic Literature Review (SLR) melalui artikel penelitian yang dipublikasikan baik itu yang bereputasi nasional maupun internasional. Berdasarkan hasil Penelitian disimpulkan bahwa dari kelima tanaman suku Zingiberaceae tersebut berpotensi sebagai antelmintik terhadap beberapa cacing yang dijadikan model secara invitro kemudian dari kelima tanaman suku Zingiberaceae tersebut efektif digunakan sebagai antelmintik pada berbagai model cacing secara in vitro dilihat dengan berdasarkan waktu yang tercepat karena waktu tersebut sebanding dengan pembanding, dan golongan senyawa metabolit sekunder yang di duga berpotensi sebagai antelmintik adalah flavonoid, terpenoid, tanin, saponin, alkaloid.

Kata kunci:  Zingiberaceae, Antelmintik, Ascariasis, Ascaris lumbricoides.


Keywords


Zingiberaceae, Antelmintik, Ascariasis, Ascaris lumbricoides.

Full Text:

PDF

References


(Farid, N., Syamsu, A. S. I., Aliah, A. I., Murdi, A. M. (2020). Uji Efektivitas Anthelmintik Formula Suspensi Biji Mentimun (Cucumissativus L.) Terhadap Cacing Gelang (Ascaris Lumbricoides). Jurnal Farmasi Galenika: Galenika Journal of Pharmacy (e-Journal), 6 (1), 104-113

Andaruni, (2012). Gambaran Faktor-Faktor Penyebab Infeksi Cacingan pada Anak SDN 01 PASIRLANGU CISARUA.

Arum GPF, Retnoningsih A, Irsadi A. (2012). Etnobotani Tumbuhan Obat Masyarakat Desa Keseneng Kabupaten Semarang Jawa Tengah Kecamatan Sumowono. Unnes Journal of Life Science.

Chouni A, Paul S. (2018). A Review on Phytochemical and Pharmacological Potential of Alpinia galanga. Pharmacogn J. 10(1):9-15.

Damayanti, S.D. (2021). Efek Ekstrak Etanol Rimpang Jahe Emprit Terhadap Paralisis Dan Kematian Cacing Dewasa Ascaris Suum Goeze. Jurnal Kedokteran Komunitas. Vol 9, No 1.

Danciu C, Vlaia L, Fetea F, et al. (2015). Evaluation of phenolic profile, antioxidant and anticancer potential of two main representants of Zingiberaceae family against B164A5 murine melanoma cells. Biological Research; 48(1):1.

Darmadi, Suci Meilasari. (2019). ‘Senyawa Metabolit Sekunder Kulit Duku (Lansium domesticum Corr) sebagai Penghambat Pematangan Telur Ascaris lumbricoides’, Jurnal Analis Kesehatan Klinikal Sains, Vol. 7, No. 2, Col. 68–75

Dash. (2017). Study Of Anthelmintic and Insectisidal Activities Of Different Extracts Of Kaempferia Galanga. International Journal of Pharmaceutical Sciences and Research Vol. 8(2): 729-733.

Hamzah A, Hambal M, Balqis U, Darmawi, Maryam, Rasmaidar, et al. (2016). Aktivitas antelmintik biji Veitchia merrillii terhadap Ascaridia galli secara in vitro. Trad Med J, 21(2), 55-62.

Ismawan, B. (2012). Herbal indonesia berkhasiat bukti ilmiah & cara racik. Depok: Trubus Swadaya

Jain P, Singh S. (2013). Anthelmintic Pontential of Herbal Drugs. Internatiol J. Res. Dev. Pharm. Life Sci. ;2:412–427.

Julianto, 2017) Perbandingan Efikasi dan Efek Samping antara Albendazol, Albendazol-Levamisol dan Mebendazol-Levamisol terhadap Infeksi Soil-Transmitted Helminths pada Anak Usia SekolahDasar Negeri Kabupaten Deli Serdang. Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia. Vol. 15, No. 2. hlm. 167-173 2006 Jun; 25(2):84-93

Kuntorini EM. 2005. Botani Ekonomi Suku Zingiberaceae Sebagai Obat Tradisional Oleh Masyarakat Di Kota Madya Banjarbaru. Bioscientiae. (2):25-36.

Kurniawan, A. (2010). Infeksi parasit: dulu dan masa kini. Majalah Kedokteran Indonesia, 487.

Lasut VN, Yamlean PVY, Supriati HS. (2012). Uji efektivitas antelmintik infus daun ketepeng cina(Casia alata L) terhadap cacinggelang (Ascaris suum) secarain vitro.Jurnal Ilmiah Kesehatan,2(2),1-6.

Molan, A. L., G. C. Waghorn, B. R. Min, and W. C. McNabb. (2000). The effect of condensed tanin from seven herbages on Trichostrongylus colubriformis larval migration in vitro. Folia Parasitol. 47:39–44.

Sinaga E, Rahayu SE, Wahyuningsih

E, dan Matondang I. (2000). Katalog

Tumbuhan Obat Di Indonesia:

Zingiberaceae. Jakarta: Universitas Nasional

Press.

Singh, et al., (2011). Anthelmintic Activity Of Rhizome Extracts Of Curcuma Longa and Zingiber Officinale (Zingiberaceae). International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences. Vol 3, Suppl 2, 236-¬237.

Subash et al., (2012). Anthelmintic Activity of Eupatorium triplinerve and Alpinia galanga in Pheritima posthuma and Ascardia galli. Journal of Clinical and Diagnostic Research. Vol-6(6): 947-950.

Susanti, Y. (2015). Uji Efektivitas Antelmintik Ekstrak Rimpang Bangle (Zingiber purpureum Roxb.) Terhadap Cacing Ascaridia galli Secara In Vitro. Jurnal Ilmiah Manuntung, 1(2), 187-192.

Syarif A, Purwantyastuti A, Ari E, Rianto S, Arini S, Armen M, dkk. (2009). Farmakologi dan Terapi. Edisi ke-5. Jakarta: Gaya Baru.

Tjay, T. H., dan K, Rahardja. (2007). Obat-obat Penting Khasiat, Penggunaan, dan Efek Sampingnya, Edisi VI, PT Elex Media Komputindo, Jakarta.

Ulya, Nikmatul. Agustina Tri Endharti, R Setyohadi (2014). Uji Daya Anthelmintik Ekstrak Etanol Daun Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus) sebagai Anthelmintik Terhadap Ascaris suum secara in vitro. Jurnal kesehatan FKUB Vol. 1, No. 3, Hal. 133.

Weatherhead, J. E., & Hotez, P. J. (2015). Worm Infections in Children. Pediatrics in Review, 341-354.

Abdurrozak Mohammad Ihsan, Syafnir Livia, Sadiyah Esti Rachmawati. (2021). Uji Efektivitas Ekstrak Etanol Daun Angsana (Pterocarpus Indicus Willd) sebagai Biolarvasida terhadap Larva Nyamuk Culex Sp. Jurnal Riset Farmasi, 1(1), 33-37.




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/.v0i0.30551

Flag Counter    Â