Analisis Kualitatif Bahan Kimia Obat (Bko) Glibenklamid dalam Sediaan Jamu Diabetes yang Beredar Dipasaran

rina jayanti, Hilda Aprilia, Yani Lukmayani

Abstract


Abstrak: Permenkes Republik Indonesia No. 007 ayat 1 tentang industri dan usaha obat tradisional menyatakan bahwa obat tradisional dilarang mengandung bahan kimia hasil isolasi atau sintetik yang berkhasiat obat. Berdasarkan penelitian Badan Pengawasan Obat dan Makanan masih ditemukan obat tradisional yang mengandung bahan kimia obat (BKO), diantaranya adalah jamu diabetes. BKO yang sering ditambahkan dalam jamu diabetes adalah glibenklamid. Glibenklamid merupakan Obat Hipoglikemik Oral (OHO) golongan sulfonilurea yang hanya digunakan untuk mengobati individu dengan DM tipe II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya glibenklamid yang terkandung pada jamu diabetes yang beredar di perdagangan. Penelitian ini dilakukan terhadap sepuluh sampel jamu dengan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT). KLT dilakukan menggunakan lempeng silika gel 60 F254 dengan menggunakan tiga kombinasi fase gerak yang berbeda yaitu butil asetat-kloroform-asam formiat (60:40:0,4); etil asetat-toluen-metanol (45:55:1); dan butil asetat-toluen- asam formiat (50:50:0,4). Dari sepuluh sampel jamu diabetes yang diuji dengan KLT sampel yang positif mengandung BKO glibenklamid yaitu sampel H dan J.

 

Kata kunci : bahan kimia obat, jamu diabetes, glibenklamid, KLT

Keywords


jamu diabetes

References


Daftar Pustaka

Badan POM RI, 2009. Kumpulan Peraturan Perundang-undangan di Bidang Obat Tradisional, Biro Hukum dan Humas.

Clarke, 1986. Clarke’s Isolation and Identification of Drugs, London : The Pharmaceutical Press.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia, Edisi IV, Jakarta : Dirjen POM.

Gritter, R.J., J.M.Bobbit, dan A. E. Scwartung, 1991. Pengantar Kromatografi. Ed.2, terjemahan Kosasih Padmawinata. Bandung: Penerbit ITB

Gandy Joan Webster, Madden Angela, Holdsworth Michelle, 2014. Gizi & Dietika (A Hanbook of Nutrition and Dietetics) Ed.2. Jakarta: EGC

Hardjosaputra, Purwanto, dkk, 2008. Data Obat di Indonesia Ed.11. Jakarta: Muliapurna Jayaterbit

Kemenkes RI, 2008. Farmakope Herbal Indonesia, Jakarta : Mentri Kesehatan.

Kemenkes RI, 2008. Farmakope Herbal Indonesia, Jakarta : Mentri Kesehatan

Kemenkes RI, 2010. Farmakope Herbal Indonesia, Jakarta : Mentri Kesehatan.

Moore, Mary Couthney, 1997. Terapi Diet dan Nutrisi. Jakarta: Hipokrates.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomer 007 Tahun 2012 tentang Regristrasi Obat Tradisional.

Stahl, Egon, 1985. Analisis Obat Secara Kromatografi dan Mikroskopi. Bandung: Penerbit ITB

Watson, David G, 2009. Analisis Farmasi: Buku Ajar Mahasiswa Farmasi dan Praktisi Kimia Farmasi. Ed.2, terjemah Amalia H. Hadinata. Jakarta: EGC




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/.v0i0.2264

Flag Counter    Â