Gambaran Tingkat Pengetahuan Terhadap Penggunaan Obat Analgetik dalam Swamedikasi di Masyarakat Desa Rancabango Kabupaten Garut
Abstract
Abstract. Self-Medication means an effort that done by a community to cure/treat/medicate themselves by using free medicine, limited free medicine, or strong medicine which is in mandatory list of drug store. Analgesic is a medicine which often use by community for self-medication. This research aims to know the analgesic usage behavior in self-medication, to have an overview on the analgesic drug knowledge level, and self-medication in Rancabango Village community Kabupaten Garut. The research method used was descriptive observational method by retrospective study approach. The sample in this research is 100 respondents obtained through calculations using Slovin formula. Obtaining the data was done by using questionnaire that had passed the pretest checking. The data obtained was analyzed in statistically descriptive by percentage average. Result of the respondents behavior research in analgesic use showed that the respondents get their analgesic drug from local shop (50%) and the information for the medicine was based on their past experience, that has been prescribed to them beforehand (40%), the type of the medicine which often used was paracetamol (49%) with the most complaints of the illness was pain (54%). Based on the medicine used, most of the respondents did not feel the side effect (79%) so that there was no action after using the analgesic drug. Knowledge level of the respondents about analgesic was good and knowledge level of the respondents about self-medication was good.Keywords: Self-Medication, analgesic, NSAID, corticosteroid.
Abstrak. Swamedikasi berarti upaya yang dilakukan masyarakat untuk mengobati diri sendiri dengan menggunakan obat bebas, obat bebas terbatas, atau obat keras yang masuk kedalam daftar wajib apotek. Analgetik adalah salah satu obat yang banyak digunakan oleh masyarakat untuk swamedikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perilaku penggunaan analgetik dalam swamedikasi, bagaimana gambaran tingkat pengetahuan obat analgetik dan swamedikasi pada masyarakat Desa Rancabango Kabupaten Garut. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif observasional dengan pendekatan studi retrospektif. Sampel dalam penelitian ini yaitu 100 responden yang didapatkan melalu perhitungan menggunakan rumus Slovin. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang telah melalui uji pretest. Data yang diperoleh dianalisis secara statistika deskriptif dengan rataan persentase. Hasil penelitian perilaku responden dalam penggunaan analgetik menunjukkan bahwa responden memperoleh obat analgetik dari warung (50%) dan informasi obat tersebut berdasarkan pengalaman yaitu pernah diresepkan sebelumnya (40%), jenis obat yang paling sering digunakan adalah parasetamol (49%) dengan keluhan penyakit terbanyak adalah nyeri (54%). Berdasarkan obat yang digunakan, kebanyakan responden tidak merasakan efek samping (79%) sehingga tidak ada tindakan apapun setelah menggunakan obat analgetik tersebut. Tingkat pengetahuan responden mengenai analgetik tergolong baik dan tingkat pengetahuan responden mengenai swamedikasi tergolong baik.
Kata Kunci: Swamedikasi, analgetik, OAINS, kortikosteroid.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Badan Pengawasan Obat dan Makanan. (2004). Ketentuan Pokok Pengelompokkan dan Penandaan Obat Bahan Alam Indonesia, Jakarta.
Badan Pengawasan Obat dan Makanan. (2014). Menuju Swamedikasi yang Aman. Majalah Info POM. Vol.15 No,1.
Brunton, L., Parker, K., Blumenthal, D., Buxton, I. (2011). Goodman & Gilman: Manual Farmakologi dan Terapi. Alih Bahasa, Elin Yulinah Sukandar. EGC, Jakarta
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2006). Profil Kesehatan Indonesia 2006, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2007). Profil Kesehatan Indonesia 2007, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2008). Profil Kesehatan Indonesia 2008, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Ikawati, Z., (2011). Farmakoterapi Penyakit Sistem Saraf Pusat, Bursa Ilmu, Yogyakarta.
Islam, M. S. (2007). Self-medications among higher educated population in Bangladesh: An email-based exploratory study. The Internet Journal of Health, 5(2).
Katzung B. G., Masters, S. B., dan Trevor, A. J., (2012). Basic & Clinical Pharmacology, 12th Ed. United States: Lange The McGraw-Hill Companies, Inc.
Kaushal, J., Gupta, M. C., Jindal, P., & Verma, S. (2012). Self-medication patterns and drug use behavior in housewives belonging to the middle income group in a city in Northern India. Indian Journal of Community Medicine, Vol. 37, 16-19.
Lapau, Buchari. (2015). Metodologi Penelitian Kebidanan. Yayasan Pustaka Obor Indonesia, Jakarta
Tjay, Tan Hoan dan Rahardja, K., (2007). Obat-obat Penting., Jakarta, PT. Gramedia.
Tjay, T.H., dan Rahardja, K.. (2010). Obat-Obat Penting, Elex Media Komputindo, Jakarta.
Zeenot, Stephen. (2013). Pengelolaan dan Penggunaan Obat Wajib Apotek. DMEDIKA (Anggota IKAPI).
DOI: http://dx.doi.org/10.29313/.v0i0.17814
  Â