Studi Gambaran Swamedikasi Diare pada Balita di Wilayah Kelurahan Tamansari Kota Bandung
Abstract
Abstrak. Swamedikasi dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan yang ringan, salah satunya adalah diare. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran swamedikasi diare meliputi jenis obat yang digunakan, frekuensi pemakaian dan jumlah/takaran obat, lama penggunaannya, tempat memperoleh obat, tindakan jika swamedikasi tidak berhasil, hasil penanganan diare serta mengetahui ketepatan penggunaan obat swamedikasi. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental yang bersifat deskriptif dengan pendekatan studi retrospektif. Sampel dalam penelitian ini yaitu 80 responden dari keluarga yang mempunyai balita di wilayah Kelurahan Tamansari Bandung. Pengambilan data dilakukan melalui wawancara menggunakan daftar pertanyaan. Hasil menunjukkan bahwa jenis obat yang digunakan adalah probiotik (35%), responden telah tepat dalam melakukan swamedikasi diare dilihat dari frekuensi pemakaian dan jumlah/takaran dosis yang digunakan sudah sesuai (86,25%), lama penggunaan obat 1-3 hari (70%), tempat memperoleh obat di apotek (90%), tindakan jika swamedikasi tidak berhasil akan segera ke dokter (93,75%), dan hasil penanganannya yaitu diare berhenti (95%). Seluruh responden sudah mengerti tentang melakukan swamedikasi secara tepat dilihat dari golongan obat yang digunakan.
Keywords: Self-medication, Diarrhea, Toddler.
Abstract. Self-medication is done to overcome mild health problems, such as diarrhea. Diarrhea is the second leading cause of death on toddlers. This study determines the description of self-medication for diarrhea, including type of medicine, frequency, amount/dose, and duration of medicine’s usage, reasons for doing self-medication, where to get the medicine, sources of medicine’s information, action that would be done if the self-medication failed, result of handling diarrhea and the accuracy of the medicine’s usage. This study is a descriptive non-experimental study with a retrospective study approach. The sample in this study is 80 respondents whose families have toddlers in Kelurahan Tamansari. Data are collected through interviews using a questionnaire. Results show that probiotics used in (35%), respondents who used medication properly (frequency and the amount/dose) (86.25%), duration of medicine’s usage is 1-3 days (70%), medicine can be obtained at pharmacies (90%), would see the doctor if they fail the self-medication (93,75%), and the diarrhea stopped after the self-medication (95%). All respondents already understand about self-medication appropriately in terms of the medicine that are used.
Kata Kunci: Swamedikasi, Diare, Balita.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Adisasmito, W. (2007). ‘Faktor Risiko Diare pada Bayi dan Balita di Indonesia: Systemic Review Penelitian Akademik Bidang Kesehatan Masyarakat Makara’, Jurnal kesehatan, Vol. 11, No.1.
Alasiry, E., Abbas, N. & Daud, D. (2007). ‘Khasiat Klinik Pemberian Probiotik Pada Diare Akut Non Spesifik Bayi Dan Anak’. Jurnal Pediatri, Vol. 8, No.3.
Azim, K., Sheikh, T. S. & Khan, S. N. (2014). ‘Efficacy Of Probiotics (Sacchromyces bulardii) In Acute Watery Diarrhoea In Children’, Journal Of Rawalpindi Medical College (JRMC), Vol. 18, No.2.
BPOM RI. (2014). Menuju Swamedikasi yang Aman, Info POM, Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. Vol. 15, No.1.
Departemen kesehatan RI. (2006). Pedoman Penggunaan Obat Bebas Dan Bebas Terbatas, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Departemen Kesehatan RI. (2009). Pedoman Pelayanan Kefarmasian untuk Pasien Pediatri, Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Jakarta.
Departemen Kesehatan RI. (2011). Buku Saku Petugas Kesehatan Lima Langkah Tuntaskan Diare, Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Jakarta.
Dipiro,J., Talbert, R.L., Yee, G., Wells, B., dan Posey, L.M. (2015). Pharmacotherapy Handbook 9th Edisition, McGraw Hill Education Companies, New York.
Hatta, M., Supriatmo, M. A., Sinuhaji, A. B., Hasibuan, B. & Nasution, F. L. (2011). ‘Comparison Of Zinc-Probiotic Combination Therapy To Zinc Therapy Alone In Reducing The Severity Of Acute Diarrhea’, Paediatrica Indonesiana, Vol. 5, No.1.
Ismiyana, Fariza. (2013). Gambaran Penggunaan Obat Tradisional Untuk Pengobatan Sendiri Pada Masyarakat Di Desa Jimus Polanharjo Klaten, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Kemenkes RI. (2011). Situasi Diare di Indonesia, Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan, Triwulan II, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Kumar V, Cotran RS, Robbins SL. (2007). Buku Ajar Patologi Robbins Edisi 7 Volume 2, Alih bahasa oleh Brahm U Pendit, EGC, Jakarta.
Riskesdas. (2013). Riset Kesehatan Dasar 2013, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Sukandar, E. Y., R. Andrajati., J.I. Sigit., I.K. Adnyana., A.A.P. Stiadi., dan Kusnandar. (2009). ISO Farmakoterapi, PT ISFI, Jakarta.
Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardja. (2010). Obat-Obat Penting Khasiat, Penggunaan dan Efek-Efek Sampingnya Edisi Keenam, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.
UNICEF. (2013). Improving child nutrition, the achievable imperative for global progress, United Nations Chilren’s Fund, New York.
Waspada, I.M. (2009). Suplementasi Probiotik pada Terapi Standar Zinc dan Cairan Rehidrasi Oral pada anak usia 6 – 36 bulan dengan Diare Akut, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
World Health Organization. (2013). Diarhorreal Disease, Geneva, Switzerland.
DOI: http://dx.doi.org/10.29313/.v0i0.17237
  Â