Eudaimonic Well-Being Atlet Tuna Daksa di National Paralympic Commitee Indonesia Kota Bandung

Army Refado, Fanni Putri Diantina

Abstract


Abstract. Essentially, every individual can express one’s self creatively and realize one’s full potential, so can people with physical disability. Unlike people with physical disabilities in general, those who are members of NPCI Bandung are able to express their true selves, develop their potentials, have a purpose in life which is to be an athlete, try to optimally participate in training to maximize their abilities, fully engage in every exercise, and also enjoy every exercise as to fully express themselves. These types of behavior by Waterman (2010) are described as Eudaimonic Well-being (EWB) which includes the components of Self discovery, Perceived development of one's best potentials, the Sense of Purpose and Meaning in Life, the Investment of Significant Effort in Pursuit of Excellence, Intense Involvement in Activities, and Enjoyment of Activities as Personally Expressive. This research is aimed to describe an idea of EWB on athletes with physical disabilities at Bandung’s National Paralympic Committee of Indonesia. After performing calculations and procedures on 35 athletes with physical disabilities in NPCI Bandung with measuring instruments compiled by Waterman in The Questionnaire for Eudaimonic Well-Being, it is concluded that 27 (77%) of athletes with physical disability in NPCI Bandung reached EWB’s condition, while 8 others (23%) did not reach EWB’s condition and all female athletes had better EWB’s level compared to male. The EWB’s component which was mostly perceived was perceived one's best potentials, while the least one was A sense of purpose and meaning in life and Investment of significant effort in pursuit excellence.

Keywords: eudaimonic well-being, disabled athletes, disability

 

Abstrak. Pada dasarnya setiap individu dapat mengekspresikan diri secara kreatif dan merealisasikan potensi secara utuh tidak terkecuali penyandang tuna daksa. Tidak seperti penyandang tuna daksa secara umum para tuna daksa yang tergabung dalam NPCI kota Bandung ini mampu mengekspresikan diri mereka yang sebenarnya, mampu mengembangkan potensi yang dimiliki, mempunyai tujuan hidup yaitu menjadi atlet, berupaya secara optimal dalam latihan untuk memaksimalkan setiap kemampuan yang dimiliki, terlibat secara penuh dalam setiap latihan, dan menikmati setiap latihan sehingga dapat mengekspresikan diri mereka seutuhnya. Perilaku-perilaku tersebut oleh Waterman (2010) dijelaskan sebagai eudaimonic well-being (EWB) yang meliputi komponen-komponen Self discovery, Perceived development one’s best potentials, A Sense of Purpose and Meaning in Life, Investment of Significant Effort in Pursuit of Excellence, Intense Involvement in Activities, dan Enjoyment of Activities as Personally Expressive. Penelitian ini ingin mendapatkan gambaran mengenai EWB pada atlet tuna daksa di National Paralympic Committee Indonesia Kota Bandung. Setelah melakukan perhitungan dan pengolahan pada 35 atlet tuna daksa di NPCI kota Bandung dengan alat ukur yang disusun oleh Waterman dalam The Questionnaire for Eudaimonic Well-Being diketahui bahwa 27 (77%) atlet tuna daksa yang ada di NPCI kota Bandung mencapai kondisi EWB, sedangkan 8 orang lainnya yaitu 23% tidak mencapai kondisi EWB serta seluruh atlet perempuan lebih memiliki tingkat EWB lebih baik dibandingkan dengan laki-laki. Komponen EWB yang paling banyak dirasakan yaitu perceived one’s best potentials sedangkan yang paling tidak banyak dirasakan oleh atlet tuna daksa yaitu A sense of purpose and meaning in life dan Investment of significant effort in pursuit excellence.

Kata kunci : eudaimonic well-being, atlet tuna daksa, tuna daksa


Keywords


eudaimonic well-being, atlet tuna daksa, tuna daksa

Full Text:

PDF

References


Alwisol, Psikologi Kepribadian, Malang: UM Press, 2004

Angelina, Jessica. (2015). Eudaimonic Well Being: Tentang Pribadi, Makna Hidup, dan Kebahagiaan. Diakses pada 1 April 2017, dari http://digilib.ubaya.ac.id/index.php?page=data_eksemplar&key=423008&status=ADA

Biswas-Diener, Robert. (2015). A Brief History of Eudemonia in Positive Psychology. Positive Acorn, Diaksses pada 8 April 2017, dari www.positiveacorn.com.

Compton, William C. 2005. An Introduction to Positive Psychology. USA:Thomson Learning, Inc

Dewanto, Wahyu. (2015). Intervensi Kebersyukuran dan Kesejahteraan Penyandang Disabilitas Fisik.Diunduh pada 11 Juni 2017, dari https://jurnal.ugm.ac.id/gamajpp/article/download/7359/5734.

Ginting, Frans Ariadi. (2015) Hubungan Kecemasan dengan Eudaimonic Well-Being pada Men Who Have Sex with Men (M-S-M). Diakses pada 9 April 2017, dari http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/52097.

Hurlock, E.B (2002). Psikologi Perkembangan. 5th edition. Erlanga: Jakarta.

Noor, Hasanuddin. (2009) Psikometri, Aplikasi dalam Menyusun Instrumen Pengukuran Perilaku (Cetakan ke-4). Bandung: Fakultas Psikologi Unisba

Putra, Ardian Adi. (2008). Kebahagiaan pada penyandang cacat tubuh: sebuah penelitian kualitatif. Diunduh pada 11 Juni 2017, dari psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi-04320228.pdf

Noviyanti, Siska Trie & Wahyudi, Hedi (2017) Hubungan Antara Self-Enhancement dengan Eudaimonic Well-Being Pada Odapus Laki-laki Usia Dewasa Awal di Yayasan Syamsi Dhuha Bandung. Bandung: Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung.

Nurwijayanti Rahma, Riska (2015) Kesejahteraan Psikologis Tuna Netra (Studi pada Mahasiswa Tunanetra Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta). Yogyakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan UNY

Schutee, L., Wissing, Khumalo, I. (2013). Further Validation of The Questionnaire for Eudaimonic Well-Being (QEWB). A SpringerOpen Journal. Potchefstroom, South Africa : Department of Psychology, North-west University.

Ryan, R.M, Deci, E. L. (2001). On Happiness and Human Potentials A Review of Research on Hedomonic and Eudaimonic Well-Being, Annual Review Psychology.

Waterman, Alan S. (2010). The Questionnaire for Eudaimonic Well-Being: Psychometric properties, demographic comparisons, and evidence of validity. Diakses pada 9 April 2017, dari http://sethschwartz.info/pdfs/QEWB%20Validation%20Article.pdf




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/.v0i0.9402

Flag Counter    Â