Perempuan dan Kekerasan Seksual dalam Kampanye Komunitas Samahita.

Gina Fatwati, Rini Rinawati

Abstract


Abstract. The phenomenon of violence against women is still quite high in society. Efforts to eliminate sexual violence have been echoed by many official institutions, activists, and communities. One of them is Samahita, a community that cares about women's rights. Through their Instagram account, @samahita_bdg, the Samahita community is actively campaigning against sexual violence against women. This study used a qualitative approach, using Teun A. Van Dijk's critical discourse analysis method which combines three aspects, namely text analysis, social cognitive analysis, and social context analysis. In data collection techniques used library research and in-depth interviews with the Samahita community as participants in this study. The results of his research for the aspect of text analysis show that the main idea of the campaign in Instagram @samahita_bdg is gender-based sexual violence; then the compilation pattern starts with the presentation of the data accompanied by education and understanding, and invites the public to join the campaign; emphasis of the message is also done on sentences, word selection, and pictures. The results of the social cognition analysis show that the background of the Samahita community in the production of campaign messages is the personal experience of some Samahita members as sufferers, as well as frequent interactions with victims of sexual violence. Finally, the social context analysis shows that the discourse that develops in society regarding sexual violence is still influenced by the existence of a patriarchal culture that positions men higher than women.

Keywords: Critical Discourse Analysis, Violence Against Women, Campaign, Samahita.

Abstrak. Fenomena kekerasan terhadap perempuan masih cukup tinggi di lingkungan masyarakat. Upaya penghapusan kekerasan seksual sudah banyak digaungkan oleh lembaga resmi, aktivis, maupun komunitas. Salah satunya Samahita, suatu komunitas yang peduli akan hak-hak perempuan. Melalui akun instagramnya yaitu @samahita_bdg, komunitas Samahita aktif melakukan kampanye anti kekerasan seksual terhadap perempuan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan menggunakan metode analisis wacana kritis dari Teun A. Van Dijk yang menggabungkan tiga aspek yaitu analisis teks, analisis kognisis sosial, dan analisis konteks sosial. Dalam teknik pengumpulan data digunakan studi kepustakaan dan wawancara mendalam kepada komunitas Samahita sebagai partisipan dalam penelitian ini.  Adapun hasil penelitiannya untuk aspek analisis teks menunjukan bahwa gagasan utama kampanye dalam instagram @samahita_bdg ialah kekerasan seksual berbasis gender; kemudian pola penyusunanya dimulai dari pemaparan data disertai edukasi dan pemahaman, dan mengajak khalayak untuk ikut berkampanye; penekanan pesan juga dilakukan pada kalimat, pemilihan kata, dan gambar. Untuk hasil analisis kognisi sosial menunjukan bahwa yang melatarbelakangi komunitas Samahita dalam produksi pesan kampanye ialah pengalaman pribadi dari sebagian anggota Samahita sebagai penyitas, juga seringnya interaksi dengan korban kekerasan seksual. Terakhir analisis konteks sosial menunjukan bahwa wacana yang berkembang di masyarakat mengenai kekerasan seksual masih dipengaruhi oleh adanya budaya patriarki yang memposisikan laki-laki lebih tinggi daripada perempuan.

Kata kunci: Analisis Wacana Kritis, Kekerasan Terhadap Perempuan, Kampanye, Samahita.


Keywords


Analisis Wacana Kritis, Kekerasan Terhadap Perempuan, Kampanye, Samahita.

Full Text:

PDF

References


(1) Anggito, Albi dan Johan Setiawan. 2018. Metodologi Penelitian Kualitatif. Sukabumi: CV Jejak.

(2) Arikunto, S. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara.

(3) Badara, Aris. 2012. Analisis Wacana: Teori, Metode, dan Penerapannya pada Wacana Media. Jakarta: Kencana.

(4) Cangara, Hafied. 2014. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Rajawali.

(5) Catatan Tahunan Kekerasan Terhadap Perempuan 2020.pdf.

(6) Chuatan, D. A. 2013. Strategi Social Marketing dalam Kampanye Anti Kekerasan Terhadap Perempuan oleh Gerakan One Billion Rising Indonesia.

(7) Danial, A. 2009. Iklan Politik TV: Moderenisasi Kampanye Politik Pasca Orde Baru. LKiS.

(8) FIB-UI. 2008. Wacana : Jurnal Ilmu Pengetahuan Budaya (Maskulinitas dan Ilmu Budaya) (Vol. 10, Issue 1). Koperasi Pegawai FIB-UI.

(9) Fitrah, Muh. 2017. Metode Penelitian; Penelitian Kualitatif, Tindakan Kelas & Studi Kasus. Sukabumi: CV Jejak.

(10) Haq, F. U. (2018, April 21). “Samahita, Komunitas Perangi Kejahatan Seksual.†Ayobandung.Com.

(11) Helaluddin, Hengki Wijaya. 2019. Analisis Data Kualitatif: Sebuah Tinjauan Teori & Praktik. Sekolah Tinggi Theologia Jaffray.

(12) Hidayat, Dedy N. 2003. Paradigma dan Metodologi Penelitian Sosial Empirik Klasik. Jakarta: Depertemen Ilmu Komunikasi FISIP UI.

(13) Iskandar, M. R. 2017. Pedagang Kaki Lima 180 o dalam “ PKL Kontroversi Kota dan Solusi Bersama .â€

(14) Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Tahun 2019, 23 Diktis Kemeneg 2019 (2019).

(15) Komnas Perempuan. 2020. Kekerasan meningkat: Kebijakan penghapusan kekerasan seksual untuk membangun ruang aman bagi perempuan dan anak perempuan. Catahu: Catatan Tahunan Tentang Kekerasan Terhadap Perempuan.

(16) Lestari, P. 2016. Feminisme Sebagai Teori dan Gerakan Sosial di Indonesia.

(17) Martasudjita. 2001. Komunitas Transformatif. Yogyakarta: Kanisius.

(18) Moleong, Lexy J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

(19) Mulyana, Dedy. 2013. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

(20) Murniati, A. Nunuk P. 2004. Getar Gender. Magelang: Indonesia Tera.

(21) Mutiah, R. 2019. Analisis Wacana : Kampanye the Center of Gender Studies (Cgs) “Kesetaraan Gender Dan Kebebasan Perspektif Islam†Melalui Media Online. 16(2), 1–20.

(22) Pasalbessy, J. D. 2010. Dampak Tindak Kekerasan Terhadap Perempuan Dan Anak Serta Solusinya. Sasi, 16(3), 8–13.

(23) Pudjiastuti, W. 2016. Social Marketing: Strategi Jitu Mengatasi Masalah Sosial Di Indonesia (1st ed.). Buku Obor.

(24) Ramadhan, F. R. 2018. “Kekerasan itu Katarsis dari Patriarki!â€: Resistensi pada Kekerasan terhadap Perempuan dalam Praktik Gerakan Sosial Aliansi Laki-laki Baru. Antropologi Indonesia, 38(2), 80–104.

(25) Rokhmansyah, Alfian. 2016. Pengantar Gender dan Feminisme. Yogyakarta: Garudhawaca.

(26) Rusminto, Nurlaksana Eko. 2015. Analisis Wacana: Kajian Teoritis dan Praktis. Yogyakarta: Graha Ilmu.

(27) Rustan, Ahmad Sultra dan Nurhakki Hakki. 2017. Pengantar Ilmu Komunikasi. Yogyakarta: Deepublish.

(28) Sastra, U. I. F. 2008. WAcaNA: Jurnal Ilmu Pengetahuan Budaya. Yayasan Obor ndonesia.

(29) Setiadi, A. 2016. Pemanfaatan media sosial untuk efektifitas komunikasi. Jurnal Humaniora, 16(2), 1–7.

(30) Sulianta, F. 2015. Keajaiban Sosial Media. PT Elex Media Komputindo.

(31) Sunarto. 2009. Televisi, Kekerasan, dan Perempuan. Kompas.

(32) Susanti, & Maliki, D. N. 2019. Komunikasi Persuasif dalam Kampanye Anti- Kekerasan Seksual oleh Komunitas Lentera Sintas Indonesia. Komunikasi Dan Bisnis, VII(1).

(33) Tosepu, Y. A. 2018. Media Baru Dalam Komunikasi Politik (Komunikasi Politik di Dunia Virtual). CV. Jakarta: Publishing.

(34) Venus, Antar. 2004. Manajemen Kampanye: Panduan Teoritis dan Praktis dalam Mengefektifkan Kampanye Komunikasi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

(35) Waluya, Bagja. 2007. Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat. Bandung: PT Setia Purna Inves.

(36) Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Grasindo.




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/.v7i1.25256

Flag Counter   Â