Management content comic pada kegiatan stand up comedy

Ryan Akhmad Fauzian, M. Rochim M. Rochim

Abstract


Stand up comedy merupakan salah satu genre komedi, pelawak tampil seorang diri di hadapan penonton, dan berbicara langsung ke mereka dengan membawakan materi-materi lucu yang mengundang tawa. Saat ini stand up comedy menjadi salah satu alternatif hiburan bagi masyarakat Indonesia. Pengelolaan pesan yang baik merupakan hal yang tidak bisa dikesampingkan oleh stand up comedian atau comic, Seorang comic harus bisa menyusun pesan dengan baik, dimulai dengan memilih materi pembuka hingga materi penutup yang biasanya menjadi materi yang paling lucu dari comic tersebut. Melalui studi deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, peneliti menggunakan teori lima tahap penyusunan pesan Alan H. Monroe yang menganalisis mengenai tahapan dalam penyusunan pesan retorika yaitu tahap perhatian, kebutuhan dan pemuasan, visualisasi dan tindakan. Selain itu juga bagaimana cara penyampaian comic dalam menyampaikan materi lawaknya. Kemudian juga ingin mengetahui bagaimana cara comic dalam mengemas pesan kritik dalam materinya. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa secara penyusunan pesan, tahap tindakan yang dilakukan comic ialah menarik perhatian audiens diawal show dengan antusiasme dan melakukan sapaan kepada audiens, tahap pemuasaan kebutuhan ialah dengan menyesuaikan materi dengan mayoritas audiens dan lokasi open mic, comic melakukan observasi secara singkat sebelum mereka tampil, agar mengetahui karakteristik audiens dan tempat, tahap visualisasi yang dilakukan comic ialah mengajak audiens untuk masuk kedalam materi lawakannya, seorang comic selalu membat materi lawak dari isu-isu hangat yang beredar di masyarakat agar lebih mudah untuk mengajak audiens membayangkan materi lawakannya, tahap tindakan yang dilakukan comic ialah membuat dan mematangkan closing line lalu menyampaikannya dengan timing yang tepat.Metode yang dilakukan oleh seorang comic ialah metode ekstempore, persiapan mereka sebelum tampil ialah  menulis point-point dari materinya. Seorang comic menatap audiens sekitar 2-3 detik dengan pandangan yang menyapu dari kiri ke kanan dan begitu pula sebaliknya. Comic melakukan  variasi  suara  seperti  kapan menyampaikan  suara rendah, keras, atau tinggi,  kecepatan suara yang dikeluarkan comic menyesuaikan materi kapan menggunakan kecepatan lambat, datar, atau cepat, comic sangat memperhatikan kapan dia  memberikan  jeda  pada  saat  diatas  panggung,  Seorang comic harus menguasai audiens terlebih dahulu dalam menyampaikan pesan kritik.


Keywords


Content management, penyusunan pesan, penyampaian pesan, comic, stand up comedy

References


Nugroho, Panji. 2012. Potret Stand Up Comedy.Yogyakarta : Pustaka Baru Press

Rakhmat, Jalaluddin. 2001. Retorika Modern. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Rakhmat, Jallaludin. 2009. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/.v0i0.2148

Flag Counter   Â