Tinjauan Fikih Muamalah dan Fatwa DSN-MUI No.06/DSN-MUI/IV/2000 tentang Jual Beli Istishna’ terhadap Praktik Pemesanan Paket Lebaran Sembako
Abstract
Abstract. Now a days people often buy and sell easily, without knowing whether the sale and purchase they do is in accordance with or contrary to the fiqh muamalah and Fatwa DSN-MUI. There are pillars and conditions that must be met. The purpose of this study: 1) To determine the sale and purchase of istishna 'in fiqh muamalah. 2) To find out the practice of buying and selling food packages in Cingcin Village. And 3) To find out the views of muamalah fiqh and DSN-MUI fatwa on the sale and purchase of the nine basic needs packages in Cingcin Village. The method used was descriptive qualitative. In this study there were two sources of data, primary and secondary. Interviews and observations became collection techniques. first research shows, buying and selling istishna 'in muamalah fiqh continues to prioritize the principles of muamalah fiqh as a reference in addition to meeting the pillars and akadistishna conditions. last week of payment. Third, in the implementation of buying and selling food packages this package is considered invalid because it does not comply with the legal conditions of the istishna contract, namely there are some items that are not explained in detail, and the incompatibility of delivery of the goods.
Keywords : Fiqh Muamalat, Fatwa DSN-MUI, istishna’, Selling and Buying
Abstrak. Saat ini masyarakat seringkali melakukan jual beli dengan mudah, tanpa mengetahui apakah jual beli yang dilakukannya itu sesuai atau bertentangan dengan fikih muamalah dan fatwa DSN-MUI. Sebagaimana yang terjadi dalam praktik jual beli istishna’ paket lebaran sembako di Desa Cingcin. Dalam akad istishna’ terdapat rukun dan syarat yang harus terpenuhi. Tujuan penelitian ini: 1) Untuk mengetahui jual beli istishna’ dalam fikih muamalah. 2) Untuk mengetahui praktik jual beli paket lebaran sembako di Desa Cingcin. Dan 3) Untuk mengetahui pandangan fikih muamalah dan fatwa DSN-MUI terhadap jual beli paket lebaran sembako di Desa Cingcin.Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif.Pada penelitian ini terdapat dua sumber data yaitu primer dan sekunder.Wawancara dan observasi menjadi teknik pengumpulan.Hasil penelitian menunjukkan pertama,jual beli istishna’ dalam fikih muamalah tetap mengedepankan prinsip-prinsip fikih muamalah sebagai acuan di samping terpenuhinya rukun dan syarat akadistishna’.Kedua, praktik jual beli paket lebaran sembako dilakukan secara pesanan, pembayarannya diangsur selama satu tahun dan penyerahan barangnya di minggu terakhir pembayaran.Ketiga, dalam pelaksanaanya jual beli paket lebaran sembako ini dipandang tidak sah karena tidak sesuai dengan ketentuan syarat sah akad istishna, yaitu ada beberapa barang yang tidak dijelaskan secara detail, dan ketidaksesuain penyerahan barangnya.
Kata Kunci : Fikih muamalah, fatwa DSN-MUI, akad istishna’, jual beli paket lebaran
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Abdillah, H. I. (1998). Sunan Ibnu Majjah. Beirut: Darr Al-Fikr.
Adam, P. (2017). Fikih Muamalah Maliyah (Konsep, Regulasi, dan Implementasi). Bandung: Refika Aditama.
Al-Fauzan, S. (2006). Fiqh Sehari-hari. Jakarta: Gema Insani.
Antonio, M. S. (2001). Bank Syariah dari Teori ke Praktek. Jakarta: Gema Insani.
Ayi. (2020, Juli 3). Penjual Paket Lebaran Sembako di Desa Cingcin Kec. Soreang Kab. Bandung. (A. Aminy, Interviewer)
Itoh. (2020, Juli 3). Pemesan Paket Lebaran Sembako di Desa Cingcin Kec. Soreang Kab. Bandung. (A. Aminy, Interviewer)
Khadijah. (2020, Juli 3). Pemesan Paket Lebaran Sembako di Desa Cingcin Kec. Soreang Kab. Bandung. (A. Aminy, Interviewer)
Mardani. (2012). Fiqh Ekonomi Syariah: Fiqh Muamalah. Jakarta: Kencana Media Group.
Mini. (2020, Juli 3). Pemesan Paket Lebaran Sembako di Desa Cingcin Kec. Soreang Kab. Bandung. (A. Aminy, Interviewer)
Nasrun, H. (2007). Fiqh Muamalah. Jakarta: Gaya Media Pratama.
Widyaningsih. (2005). Bank dan Asuransi Islam di Indonesia. Jakarta: Kencana.
Dewan Syariah Nasional, Fatwa DSN-MUI No.06/DSN-MUI/IV/2000 tentang jual beli istishna’.
DOI: http://dx.doi.org/10.29313/syariah.v6i2.24615
  Â