Analisis Kadar Karbon Monoksida (CO) pada Perokok dan Non-Perokok melalui Breath Test Menggunakan Smokerlyzer®
Abstract
Abstract. Smoking is one of Indonesians' habits that are harmful to their health due to the poisonous chemical substances, particularly carbon monoxide (CO), in every cigarette being smoked. The inhaled carbon monoxide will be bound to the haemoglobin in blood reducing its ability to transport O2 to body tissues. One of the prevention efforts dor a health risk caused by exposure to CO from cigarette smoke is by measuring CO levels using smokerlyzer®.  This study aims to analyse the levels of CO amongst smokers and non-smokers in. The study is a non-experimental research in design of case control study conducted in a district in the city of Bandung. The samples were taken from 20 people using convenience sampling technique. The measurement of CO levels was done using Micro+™ Smokerlyzer® Bendfont. The result shows that the average of CO levels in the group of male smokers being as high as 16,14 ppm and that amongst female smokers being as high as 10,33 ppm meanwhile the group of non-smokers only has 6,00 ppm. There is a dissimilarity of CO levels between smokers and non-smokers in Antapani Public Health Centre (p=0,000) the CO levels in smokers are higher than those in non-smokers
Keywords: CO levels, smokers, non-smokers, smokerlyzer®
Abstrak. Merokok merupakan salah satu gaya hidup masyarakat Indonesia yang berbahaya bagi kesehatan karena dalam setiap rokok yang dihisap mengandung zat kimia beracun terutama karbon monoksida (CO). CO yang terhirup akan berikatan dengan hemoglobin darah menyebabkan kemampuan darah untuk mentransport O2 ke jaringan tubuh berkurang. Salah satu upaya pencegahan terjadinya resiko gangguan kesehatan akibat rokok yaitu dengan mengukuran kadar CO menggunakan smokerlyzer®. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kadar CO perokok dan non-perokok. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental dengan desain case control study yang dilakukan di suatu kecamatan di Kota Bandung. Sampel berjumlah 20 orang menggunakan teknik concinience sampling. Pengukuran kadar CO menggunakan Micro+ Smokerlyzer® Bendfont. Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata kadar CO pada kelompok perokok laki-laki sebesar 16,14 ppm, kelompok perokok perempuan 10,33 ppm dan kelompok non-perokok sebesar 6,00 ppm. Terdapat perbedaan kadar CO pada perokok dan non-perokok di suatu kecamatan di Kota Bandung (p=0,000) dimana kadar CO perokok lebih tinggi dibandingkan non-perokok.
Kata Kunci: kadar CO, perokok, non-perokok, smokerlyzer®
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2013). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2013 tentang Peta Jalan Pengendalian Dampak Konsumsi Rokok Bagi Kesehatan, Menkes RI, Jakarta, Hal. 13.
Kumar, R. Prakash, S. Kushwah, A.S. Vijayan, V.K. (2010). Breath Carbon Monoxide Concentration in Cigarette and Bidi Smokers in India, The Indian Journal of Chest Diseases & Allied, 23 Juni, Vol. 52, No. 1, Hal. 21.
Aji, A. Leni, M. Sayed, A. (2015). Isolasi Nikotin dari Puntung Rokok Sebagai Insektisida, Jurnal Teknologi Kimia Unimal, 6 Mei, Vol. 4, No. 1, Hal. 103.
Harvey, R.A dan Pamela C.C. (2009), Farmakologi Ulasan Bergambar Edisi 4. Penenrbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, Hal. 637-647.
Katzung, B.G. Susan, B.M. Anthony, J.T. (2012). Farmakologi Dasar & Klinik, Edisi 12, Editor Bahasa Indonesia Ricky Soeharsonon et al,Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, Hal. 969.
Wong, H.Y. Muniswary, S. Chris, B. Amer, S.A. Mahmoud, D. Yee, A. (2019). The Mobile Phone Based ICO Smokelyzer: Comparison with the pICO Smokerlyzer Among Smokers Undergoing Methadone Maintained Therapy, Tobacco Induced Diseases, 7 September, Vol. 17, No. 65, Hal. 1.
Joon, V. Krishan, K. Bhattacharya, M. Avinash, C. (2014). Non-Invasive Measurement of Carbon Monoxide in Rural Indian Woman Exposed to Different Cooking Fuel Smoke, Aerosol and Air Quality Research, 14 November, Vol. 14, No. 6, Hal. 1790.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018, Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, Hal. 124.
Inayatillah, I.R. Syahrudin, E. Susanto, A.D. (2014). Kadar Karbonmonksida Udara Respirasi Pada Perokok dan Bukan Perokok serta Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, Jurnal Respiratory Indo, 4 Oktober, Vol. 34, No 4, Hal. 186&188.
Magaa, M. Maciej, K.J. Agnieszka, W. Olga, C.J. Mateusz, K. Mateusz, B. Paweł, M. Katarzyna, T. Krzysztof, W. Iwona, G.M. Rafał, N. (2017). Influence of air pollution on exhaled carbon monoxide levels in smokers and non-smokers. A prospective cross-sectional study, Elsevier Inc, 4 Oktober, Vol. 152. Hal. 152
Timban, I. Fima, F.L.G. Langi, Wulan, P.J. Kumang. (2018). Determinan Merokok di Indonesia Analisis Survei Demografi Kesehatan Indonesia Tahun 2012, Jurnal Kesmas, 13 Agustus, Vol. 7, No. 5, Hal. 5-6.
Adeniji, F. Eniola, B. Corné, V.W. (2016). Smoking in Nigeria: Estimates from the Global Adult Tobacco Survey (GATS) 2012, 1 Oktober, Vol. 11, No. 5, Hal, 8.
Putri, M.E. (2018), Korelasi Jumlah Batang Rokok dengan Kadar CO Pada Remaja Perokok Di SMK Kota Jambi, Jurnal akademika Baiturrahim Jambi, September, Vol. 7, No. 2, Hal. 127.
Andersson, M.F. dan Ann, M.M. (2010). Assesment of carbon monoxide values in smokers: a comparation of carbon monoxide in expired air and carboxyhaemoglobin in arterial blood. NCIB Journal, 27 September, Vol.2 No 7, Hal. 812.
DOI: http://dx.doi.org/10.29313/.v6i2.23053
  Â