Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Teripang (Holothuria sp) Terhadap Bakteri Uji Secara In Vitro
Abstract
Abstract. Sea cucumber (Holothuria sp) is a marine biota that suspected to has antibacterial activity. Excessive normal flora bacteria can cause adverse conditions for humans such as infection by the bacteria Propionibacterium acnes and Staphylococcus epidermidis which can cause acne. The bacteria Staphylococcus aureus and Escherichia coli are also bacteria that cause health problems because they can cause food poisoning and potentially death. This study aims to determine the antibacterial activity of sea cucumber extracts against bacteria S.aureus, E.coli, P.acnes and S.epidermidis, determine the MIC values, and the equivalence value of sea cucumber extract against the comparative antibiotics for the test bacteria. Sea cucumber extraction was carried out by maceration method, using 96% ethanol. Antibacterial activity test was carried out by the agar diffusion method with the technique of wells. The extract concentrations consisted of 2.5%, 5%, 7.5%, and 10% for S.aureus and E.coli bacteria with tetracycline as a comparison. Concentrations of 10%, 20%, 30%, 40% and 50% for P.acnes and S.epidermidis bacteria with clindamycin as a comparison. The results of this study indicate that sea cucumber extract has no antibacterial activity against S.aureus and E.coli, but has antibacterial activity against P.acnes and S.epidermidis which are seen through the inhibitory zone formed. MIC values for P.acnes and S.epidermidis bacteria were 20% and 7.5% respectively with inhibitory zone diameters of 6,617 mm and 6,006 mm. The equality of antibacterial activity of 1 mg sea cucumber extract is equivalent to 0.025 μg of clindamycin against P.acnes and 1 mg of sea cucumber extract equivalent to 0.137 μg of clindamycin against S.epidermidis.
Â
Keywords: Sea cucumber (Holothuria sp), Antibacterial, Stapylococcus aureus, Escherichia coli, Propionibacterium acnes, Staphylococcus epidermidis
Abstrak. Teripang (Holothuria sp) merupakan biota laut yang diduga memiliki aktivitas antibakteri. Bakteri flora normal yang berlebih dapat menyebabkan kondisi yang merugikan manusia seperti infeksi oleh bakteri Propionibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis yang dapat menyebabkan timbulnya jerawat. Bakteri Stapylococcus aureus dan Escherichia coli juga merupakan bakteri yang menimbulkan masalah pada kesehatan karena dapat menyebabkan keracunan makanan serta berpotensi kematian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak teripang terhadap bakteri S.aureus, E.coli, P.acnes dan S.epidermidis, menentukan nilai KHM, dan nilai kesetaraan ekstrak teripang terhadap antibiotik pembanding untuk bakteri uji tersebut. Ekstraksi teripang dilakukan dengan metode maserasi, menggunakan pelarut etanol 96%. Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi agar cara sumuran. Konsentrasi ekstrak yang diuji yaitu 2,5%, 5%, 7,5%, dan 10% untuk bakteri S.aureus dan E.coli dengan tetrasiklin sebagai pembanding. Konsentrasi 10%, 20%, 30%, 40% dan 50% untuk bakteri P.acnes dan S.epidermidis dengan klindamisin sebagai pembanding. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak teripang tidak memiliki aktivitas antibakteri terhadap S.aureus dan E.coli, tetapi memiliki aktivitas antibakteri terhadap P.acnes dan S.epidermidis yang terlihat melalui zona hambat yang terbentuk. Nilai KHM untuk bakteri P.acnes dan S.epidermidis berturut-turut yaitu 20% dan 7,5% dengan diameter zona hambat 6,617 mm dan 6,006 mm. Kesetaraan aktivitas antibakteri 1 mg ekstrak teripang setara dengan 0,025 µg klindamisin terhadap P.acnes dan 1 mg ekstrak teripang setara dengan 0,137 µg klindamisin terhadap S.epidermidis.
Kata Kunci: Teripang (Holothuria sp), Antibakteri, Stapylococcus aureus, Escherichia coli, Propionibacterium acnes, Staphylococcus epidermidis
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Bordbar, S., Farooq A., dan Nazamid S. (2011). High-Value Components and Bioactives from Sea Cucumbers for Functional Foods-A Review. (Marine Drugs Journal): 1761-1805
Damayanti, E. dan Suparjana T.B. (2007). Efek Penghambatan Beberapa Fraksi Ekstrak Buah Mengkudu Terhadap Shigella dysentriae. Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia Kejuangan. Fakultas Biologi Universitas Jendral Soedirman. Yogyakarta:46.
Dewi, M.A., Ratnawati, J, dan Sukmaningsih, F. (2015). Aktivitas antimikroba Ekstrak Etanol dan Fraksi Pelapah Aren (Arenga Pinnata Merry) Terhadap Propionibacterim acnes dan Staphylococcus aureus, Jurnal Ilmiah Farmasi, 3(1):43-48.
Harborne, J. B., (1987). Metode Fitokimia, terjemahan K. admawinata dan I. Soediro, Penerbit Institut Teknologi Bandung, Bandung.
Haryati, S., Hamzah, F., Restuhadi, F. (2015). Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Cangkak Kelapa Sawit Elaeis guineensis Jacq).Jurnal Online Jom Faperta Vol. 2, No.1.
Jawetz, M, A. (2012). Mikrobiologi Kedokteran Edisi 25, Penerbit buku kedokteran EGC, Jakarta.
Novita, H. (2013). Isolasi Dan Karakterisasi Awal Senyawa Antibakteri Dan Ekstrak Kasar Teripang Gajah (S,Chloronotus). Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Retnowati, Y., Bialangi, N, dan Posangi N.W. (2015). Pertumbuhan Bakteri Stapylococcus aureus pada Media Yang Diekspos Dengan Infus Daun Sambiloto (Andrographis paniculata). Jurnal Saintek, 6(2).
Roihanah S., Sukoso, Andayani S. (2013). Aktivitas Antibakteri Ekstrak Teripang Holothuria sp Terhadap Bakteri Aeromonas Hydrophila Secara In Vitro, J Exp. Life Sci. Vol 3 No.1, Universitas Brawijaya, Malang
Wahdaningsih, S., Untari.E.K., Fauziah.Y. (2014). Antibakteri Fraksi n-Heksan Kulit Hylocereus polyrhizus Terhadap Stapylococcus epidermidis dan Propionibacterium acnes. Pharm Sci Res, December,Vol. 1, No. 3
DOI: http://dx.doi.org/10.29313/.v0i0.18054
  Â