Formulasi Gel yang Mengandung Lendir Bekicot (Achatina Fulica) serta Uji Aktivitas Antibakteri terhadap Propionibacterium Acnes

Zakiah Hilma Mardiana, Amila Gadri, Lanny Mulqie

Abstract


Lendir bekicot (Achatina fulica) telah diketahui memiliki aktivitas sebagai antibakteri terhadap bakteri Escherichia coli dan Streptococcus mutans. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas lendir bekicot terhadap bakteri lain yakni bakteri penyebab jerawat (Propionibacterium acnes), mengetahui konsentrasi hambat minimum (KHM) dari lendir bekicot terhadap bakteri Propionibacterium acnes, dan memformulasikannya dalam bentuk sediaan gel.  Pada tahap awal dilakukan penentuan KHM lendir bekicot, untuk selanjutnya dijadikan dasar penentuan konsentrasi lendir yang akan ditambahkan kedalam sediaan. Formulasi gel dilakukan dengan menggunakan variasi jenis dan konsentrasi plasticizer (propilen glikol dan gliserin). Seluruh formula kemudian dievaluasi karakteristinya meliputi organoleptis, waktu kering, kelengketan, dan kerapuhan. Berikutnya dibuat sediaan gel dengan basis terpilih berdasarkan tahap optimasi basis dan penambahan 11% lendir bekicot berdasarkan hasil uji KHM. Sediaan tersebut kemudian dievaluasi meliputi waktu kering, kelengketan, kerapuhan, uji stabilitas dipercepat dan uji aktivitas antibakteri sediaan. Hasil evaluasi sediaan menunjukan bahwa sediaan gel dengan komposisi HPMC 2%, propilen glikol 10%, EDTA 0,1%, lendir bekicot 11%, aquadest 50%, dan etanol 70% ad 100% memiliki waktu kering 8 menit, gel tidak terlalu lengket, kerapuhan yang baik, relatif stabil pada penyimpanan berdasarkan uji stabilitas, dan mempunyai aktivitas antibakteri yang sebanding dengan gel tetrasiklin.

Keywords


kata kunci

References


Ansel C. Howard. (1989). Pengantar

Bentuk Sediaan Farmasi,

Edisi IV,UI-Press, Jakarta.

Ardina Y, (2007). Pengembangan Formulasi Sediaan Gel Antijerawat Serta Penentuan Konsentrasi Hambat Minimum Ekstrak Daun Pepaya (Carica papaya Linn.), Thesis, Sekolah Farmasi ITB, Bandung.

Berniyati, dan Suwarno (2007). Karakterisasi Protein Lendir Bekicot (Achasin) Isolat Lokal sebagai Faktor Antibakteri [artikel Penelitian], Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Airlangga, Surabaya.

.CLSI. (2012). Methods for dilution

antimicrobial susceptibility test for bacteria that grow aerobically; approved standard-Ninth edition. Wayne, PA: clinical and laboratory standards institute.

Jagadessh, Dani., B.Prem Kumar., and P. Sudhakara (2013). Preparation and Properties of Propylene Glycol Plasticized Wheat Protein Isolat Novel Green films

Krochta, J. M., E. A. Baldwin and M. O. Nisperos-Cariedo (1994). Edible Coatings and Films To Improve Food Quality. Technomic Publ. Co. FC, Lancaster-Basel

Martin, Swarbrick J., and Camarata A. (1993). Farmasi Fisik (Dasar-Dasar Kimia Fisik Dalam Ilmu Farmasetik) Edisi II, UI-Press, Jakarta.

Mitsui, T. (1997). New Cosmetic Science. Edisi kesatu. Amsterdam: Elsevier Science B.V

Mutschler, E. (1991). Dinamika Obat, Edisi V, terjemahan Widianto, M.B. & Ranti, A.S., ITB Press, Bandung.

Schroder, Inez Zurdo. (2007). Film foaming polymeric solutions as drug delivery systems for the skin

Suyatma, Nugraha R, etc. (2005). Effect of Hydrophilic Plasticizers on Mechanical, Termal and Surface Properties of Chitosan Films, J, Agric. Food Chem.

Yati, et al,. (2011). Evaluasi stabilitas fisik mikroemulsi natrium askorbil fosfat berbasis minyak kelapa murni.




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/.v0i0.1776

Flag Counter    Â