Strategi Pengembangan Komoditi Unggulan di Kabupaten Pohuwato Provinsi Gorontalo

Muhammad Dhanil Herdiman, Asnita Frida Sebayang, Westi Riani

Abstract


Abstract: The leading sector in Pohuwato District is agricultural sector in particular, corn. However, the reality is that the level of poverty in Pohuwato is highest than  other district in province of Gorontalo. It is also exacerbated by the still low quality of human resources indicated by the fact that Pohuwato’s low HDI value is second lowest than other district within Gorontalo. Meanwhile, development of corn itself also facing serious constraints such as low income for farmers, land use that still not optimal, inadequate infrastructure, and so on. Based on this phenomenon, then the issues raised in this study is what is the strategy  to develop  leading commodities in Pohuwato District? Researchers use quantitative method of SWOT analysis. Weighting and rating in the analysis was obtained through interviewing experts. The results obtained from this research is the formulation of eight commodity corn development strategy, namely: (1) maintaining increased production and productivity of corn in order to maximize market opportunities and meet the increasing domestic corn demand. (2) Increasing the use of high-quality seeds to produce high-quality derivative products that can take advantage of the growth of shopping areas as a process of expanding market. (3) Optimizing base-pricing policy and local government funding assistance to develop home industries to reduce dependence on middlemen. (4) Anticipating free market policies in the Asian region by maintaining the benefits of corn as core commodity as well as to improve the welfare of Pohuwato’s residents who mostly farmers. (5) Increasing production resources, experts, and capital in order to create new innovations in local products so it can compete with imported products.

Abstrak: Sektor unggulan di Kabupaten Pohuwato adalah sektor pertanian khususnya, komoditi jagung. Meskipun demikian, kenyataan di lapangan adalah tingkat kemiskinan masyarakat di Kabupaten Pohuwato merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan daerah lainnya di Provinsi Gorontalo. Hal ini juga diperburuk dengan masih rendahnya kualitas sumber daya manusia yang ditunjukkan oleh fakta bahwa nilai IPM Kabupaten Pohuwato berada di urutan kedua terbawah di antara daerah lain di Provinsi Gorontalo. Pengembangan komoditi jagung sendiri juga menghadapi berbagai hambatan seperti rendahnya pendapatan petani, pemanfaatan lahan yang belum optimal, kualitas infrastruktur yang belum memadai, dan sebagainya. Berdasarkan fenomena tersebut, maka masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah seperti apa strategi pengembangan komoditi unggulan di Kabupaten Pohuwato? Peneliti menggunakan metode analisis SWOT kuantitatif. Bobot dan rating dalam analisis ini diperoleh melalui hasil wawancara kepada narasumber ahli. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah perumusan delapan strategi pengembangan komoditi jagung, dengan empat strategi utama yaitu: (1) Mempertahankan peningkatan produksi dan produktivitas komoditi jagung sehingga dapat memaksimalkan peluang pasar serta memenuhi peningkatan kebutuhan jagung dalam negeri. (2) Meningkatkan penggunaan benih jagung berkualitas tinggi sehingga dapat menghasilkan produk turunan yang berkualitas serta dapat memanfaatkan pertumbuhan tempat-tempat perbelanjaan sebagai proses perluasan pasar. (3) Mengoptimalkan kebijakan penetapan harga dasar serta bantuan pemerintah daerah dalam bentuk dana pemberdayaan petani untuk mengembangkan industri rumah tangga agar dapat mengurangi ketergantungan kepada tengkulak. (4) Mengantisipasi kebijakan pasar bebas di kawasan Asia dengan mempertahankan keunggulan jagung sebagai komoditi utama daerah serta dengan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Pohuwato yang sebagian besar adalah petani. (5) Meningkatkan sumberdaya produksi, tenaga ahli dan modal usaha agar dapat menciptakan inovasi-inovasi baru dalam penciptaan produk-produk lokal sehingga tidak akan kalah bersaing dengan produk-produk impor.


Keywords


Strategy, core commodity, Corn

References


Langoday, T. O. (2011). Studi Kompetensi Inti Daerah di Kabupaten Belu Provinsi Nusa Tenggara Timur. Journal of Indonesian Applied Economics, 28-43.

Soenarno. (2003). Pengembangan Kawasan Agropolitan Dalam Rangka Pengembangan Wilayah. Jakarta: Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah.

Suyatno. (2000). Analisa Economic Base Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah Tingkat II Wonogiri : Menghadapi Implementasi UU No. 22/1999 dan UU No. 25/1999. Jurnal Ekonomi Pembangunan, 144-159.

Tambunan, T. T. (2001). Perekonomian Indonesia: Teori dan Temuan Empiris. Jakarta: Ghalia Indonesia.




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/.v0i0.6281

Flag Counter    Â