Faktor-Faktor yang Menentukan Masayarakat dalam Memilih Moda Transportasi KRLCommuter Line Bogor-Jakarta

Kemas M Fadhil Azmi, Ria Haryatiningsih, Dewi Rahmi

Abstract


Abstract. Jakarta is a metropolitan city with a variety of roles and functions that it holds. In the metropolitan area, it is certain that the central city together makes the core of a large population with other constituent parts that have a high degree of integration. Therefore, transportation is needed that can connect suburban areas to the city center. The railroad based transportation mode is the ideal mode to be applied in big cities like Jabodetabek. Jakarta is located between Bogor, Depok, Bekasi, Tangerang, Banten and Cikarang. Bogor, which is one of the buffer zones of Jakarta, has had a positive impact in building the mass transportation mode of the KRL Commuter Line railroad. This study aims to identify and describe the determinants of the community in choosing the mode of transportation Bogor-Jakarta KRL Commuter Line. This type of research used in this research is descriptive research with a quantitative approach. Measurement variables used are Likert scale. The data used in this study are primary and secondary data. Primary data were obtained through interviews with KRL Commuter Line users and questionnaires distributed to 156 KRL Commuter Line users. The results of this study indicate that of the eight variables, all of them are included in the community determining factor in choosing the KRL Commuter Line transportation modes, namely fares, travel time, departure time, departure information, daily travel information, safety, ease of getting a ticket, convenience, and facilities. From the results of this study a summary of the total scores of all the variables raised turned out to be the tariff variables that had the highest scores. There is one variable in the comfort indicator has the lowest score of 457 with enough category, namely the capacity of the Commuter Line KRL in accordance with the number of passengers. This condition shows that the capacity of the Commuter Line KRL is not in accordance with the amount that should be. This is because at certain hours the number of KRL Commuter Line passengers has increased.

Keywords: Bogor, KRL Commuter Line, Modes of Transportation

Abstrak. Jakarta merupakan kota metropolitan dengan beragam peran dan fungsi yang dipegangnya. Di wilayah metropolitan, sudah pasti kota sentral bersama-sama membuat inti dari populasi besar dengan bagian konstituen lain yang mempunyai integrasi tingkat tinggi. Oleh karena itu dibutuhkan transportasi yang bisa menghubungkan wilayah-wilayah pinggiran kota ke pusat kota. Moda transportasi berbasis jalan rel merupakan moda ideal untuk diterapkan di kota-kota besar seperti di Jabodetabek. Jakarta terletak di antara Bogor, Depok, Bekasi, Tanggerang, Banten, dan Cikarang. Bogor yang menjadi salah satu wilayah penyangga Jakarta yang memberikan dampak positif dalam membangun moda transportasi massal kereta rel KRL Commuter Line. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan faktor penentu masyrarakat dalam memilih moda transportasi KRL Commuter Line Bogor-Jakarta. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Pengukuran variabel yang digunakan adalah dengan skala likert. Data yang digunakan dalam penelitian ini data primer dan sekunder. Data primer didapat melalui wawancara terhadap pengguna KRL Commuter Line dan penyebaran kuisioner terhadap156 pengguna KRL Commuter Line. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dari delapan variabel, semuanya termasuk ke dalam faktor penentu masyarakat dalam memilih moda transportasi KRL Commuter Line yaitu tarif, waktu tempuh perjalanan, waktu tunggu keberangkatan, informasi perjalanan harian, keselamatan, kemudahan mendapat tiket, kenyamanan, dan fasilitas. Dari hasil penelitian ini ringkasan total skor dari semua variabel yang diangkat ternyata variabel tarif yang memiliki skor paling tinggi. Terdapat satu variable dalam indikator kenyamanan memiliki skor paling rendah yaitu sebesar 457 dengan kategori cukup, yaitu kapasitas KRL Commuter Line sesuai dengan jumlah penumpang. Kondisi ini menunjukkan bahwa kapasitas KRL Commuter Line tidak sesuai dengan jumlah yang seharusnya. Hal ini dikarenakan pada jam-jam tertentu jumlah penumpang KRL Commuter Line mengalami peningkatan.

Kata Kunci: Bogor, KRL Commuter Line, Moda Transportasi


Keywords


Bogor, KRL Commuter Line, Moda Transportasi

Full Text:

PDF

References


Kotler, Keller. 2007. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Indeks.

Nasution H.M.N, 1996. Manajemen Transportasi. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Pindyck, Robert S dan Daniel L.R. 2018. Microekonomi. Jakarta: Erlangga.

Soesilo. 1996. Transportasi Massal. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Salvatore, Dominick. 1992. Teori Mikroekonomi. Jakarta: Erlangga

www.krl.co.id

www.kai.id




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/.v0i0.20299

Flag Counter    Â