Hubungan antara Rutinitas Melakukan Senam Otak terhadap Memori Jangka Pendek pada Lansia di Desa Puncaksari Kabupaten Bandung Barat
Abstract
Abstract. In the elderly, there are several health problems, most of the health problems in the elderly are degenerative diseases. Degenerative disease that often decreases in the elderly is a decrease in cognitive function. Memory or memory in the elderly is one of the earliest cognitive functions and the ability to decline most often, so that efforts are needed to improve short-term memory, one of which is brain exercise. The purpose of this study was to determine the relationship between routine brain exercise on short-term memory in the elderly. The research method used is analytic observational with quantitative data and using the research material digit span test. The sample of this study were 24 elderly people who routinely do brain exercises and 16 elderly people who do not regularly do brain exercises. This study was analyzed using the Chi Square Test with a value of p = 0,000. The results showed that short-term memory had increased in the elderly who routinely did brain exercise and did not experience an increase in the elderly who did not regularly do brain exercise and there was a relationship between routine brain exercise and short-term memory in the elderly.
Key words : Elderly, Short Term-Memory, Brain gym
Abstrak. Pada usia lanjut terjadi beberapa masalah kesehatan, masalah kesehatan terbanyak lansia yaitu penyakit degeneratif. Penyakit degeneratif yang seringkali mengalami penurunan pada lansia yaitu penurunan fungsi kognitif. Daya ingat atau memori pada lansia adalah salah satu fungsi kognitif yang paling awal dan paling sering mengalami penurunan kemampuan, sehingga diperlukan upaya untuk meningkatkan memori jangka pendek, salah satunya yaitu dengan senam otak. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara rutinitas melakukan senam otak terhadap memori jangka pendek pada lansia. Metode penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan data kuantitatif dan menggunakan bahan penelitian digit span test. Sampel dari penelitian ini adalah 24 orang lansia yang rutin melakukan senam otak dan 16 orang lansia yang tidak rutin melakukan senam otak. Penelitian ini dianalisis menggunakan Uji Chi Square dengan nilap p = 0.000. Hasil penelitian menunjukkan Memori jangka pendek mengalami peningkatan pada lansia yang rutin melakukan senam otak dan tidak mengalami peningkatan pada lansia yang tidak rutin melakukan senam otak dan terdapat hubungan antara rutinitas melakukan senam otak terhadap memori jangka pendek pada lansia.
Kata Kunci: Lansia, memori jangka pendek, Senam Otak.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
WHO (World Health Organization). Global Health and Aging.2020. Availlable from: https://www.who.int/ageing/publications/global_health.pd
Badan Pusat Statistik. Statistik lanjut usia. In: Statistik Penduduk lanjut usia. 2018. hal. 13–5.
Lanawati L, Listyowati R, Kuswardhani RAT. Hubungan antara senam kesegaran jasmani dengan fungsi kognitif dan keseimbangan tubuh lansia di Denpasar. Public Heal Prev Med Arch. 2015;3(2):168.
Sauliyusta,dkk. Pendahuluan metode. aktifitas mempengaruhi fungsi kognitif lansia.Mersiliya. 2016;19(2):70–7.
Pratiwi SE, Handoko W, Rahmatania R. Memori jangka pendek mahasiswa. J Vokasi Kesehatan. 2012;II(1):1–9.
Triestuning E. Pengaruh senam otak terhadap peningkatan short term memory pada lansia. Nurse Heal J Keperawatan. 2019;7(1):86.
Guyton and Hall JE Textbook of Medical Physiology 13th ed. 13th Editi. Elsevier. Philadelphia: Elsevier; 2016.697-708
Agus martini, Agus Fitriangga FKF. Pengaruh senam otak terhadap perubahan daya ingat (fungsi kognitif) pada lansia. 2016;3.
Woods DL, Kishiyama MM, Yund EW, Herron TJ, Edwards B, Hink RF, et al. Improving digit span assessment. J Clin Exp Neuropsychol. 2011;33(1):101–11.
Nita E. Pengaruh senam otak terhadap memori jangka pendek pada lansia (di Desa Kaliwungu Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang). 2019;2(1).
Srinalesti M, Irene S. Latihan otak meningkatkan memori lansia di posyandu lansia.2015;1(2):175-185.
Gerald J. Tortora, Bryan Denrickson.Principles of anatomyand physiology 13th edition. John Wiley & Sons. 2014. 572-573.
Paul E.Dennison, Gail Dennison. Senam otak. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.2018.3-22
Donnelly JE, Ed D, Co-chair F, Hillman CH, Co-chair PD, Ph D, et al. Physical activity, fitness, cognitive function, and academic achievement in children: A systematic review [Internet]. Vol. 48, Medicine and Science in Sports and Exercise. 2017. 1197–1222.
Bickley, Peter G. Szilagyi.,Barbara Bates. Guide to physical examinationand history taking. 11th.ed. Lippincott Williams &Wilkins. Indonesia: 2013. 1022p.
Sherwood L. Human Physiology from Cells to Systems Ninth Edition. Ninth Edit. Sherwood L, editor. USA: Cengage Learning; 2016. 157-163
Adam, Victor’s. Principles of neurology 10 edition. McGraw Hill. 2014. 443-5.
Wade, Carole, Tavris Carol. Psikologi Edisi 11 Jilid 2. Erlangga. Jakarta. 2016.
Revlin R. Short-term memory and working memory. Cogn Theory Pract. The Journal of Mc millan.2013;118-9
Keith L.Moore.Clinically oriented anatomy.EGC.2014.910-5
Sukri A, Hasil M, Siswa B. Meningkatkan hasil belajar siswa melalui brain gym. J Edukasi Mat dan Sains. 2009;1(1):50–7.
Yusuf A, Fitryasari R, Nihayati HE. Buku ajar keperawatan kesehatan Jjwa. 2017;(May):366.
Oktivia W, Fuadi I. Perbandingan Mini Mental State Examination (MMSE) dan Clock Drawing Test (CDT) untuk Mendeteksi disfungsi kognitif pada cedera otak traumatik ringan dan sedang comparison of Mini Mental State Examination (MMSE) and Clock Drawing Test (CDT) on Dete. 2018;8(2):90–8.
Marwick, Birrel. Psikiatri.1rd rev.ed. Hall Jeremy, advisor. Indonesia;Elsevier,2017:186-207.
Donnelly JE, Ed D, Co-chair F, Hillman CH, Co-chair PD, Ph D, et al. Physical activity, fitness, cognitive function, and academic achievement in children: A systematic review.Vol. 48, Medicine and Science in Sports and Exercise. 2017. 1197–1222.
DOI: http://dx.doi.org/10.29313/kedokteran.v7i1.26599
  Â