Karakteristik Apendisitis Berdasarkan Gambaran Histopatologi di Rumah Sakit Al-Islam Bandung
Abstract
Abstract. Appendicitis is a common surgical disease and potentially dangerous conditions. If the inflamed make’s appendix is left could become gangrene, perforation, peritonitis, and abscess formation. The purpose of this study is to determine the characteristics of patients with appendicitis based on age, gender, body mass index, and histopathological features. This is a observational descriptive with cross-sectional study researh using total population obtained 82 medical records that met inclusion criteria. Data from medical record RSAI processed was performed by using Microsoft Excel program in 2013. The results show highest frequency of occurrence appendicitis age 21-30 years were 24 cases (29.26%). The highest amount of appendicitis patients within in women 49 cases (59.7%). The highest amount of appendicitis patients within normal body weight BMI category were 26 cases (31.7%). Perforated acute appendicitis is a common histopathological representation the number of 34 cases (41.5%). The conclusion of this research showed the highest frequency on age of 21-30 years, female sex with the highest, BMI in the normal body weight category, and the description on the highest histopathologic in perforated acute appendicitis.
Â
Keywords: Appendicitis, Age, Body Mass Index, Histopathological Features, Sex.
Â
Abstrak. Apendisitis merupakan salah satu penyakit bedah yang umum dan kondisi berpotensi berbahaya. Jika apendiks yang meradang ini dibiarkan akan berlanjut menjadi gangren dan perforasi, sehingga berpotensi mengakibatkan peritonitis atau pembentukan abses. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik penderita apendisitis berdasarkan usia,jenis kelamin, Indeks Massa Tubuh, dan gambaran histopatologis. Penelitian ini menggunakan metode observasional deskriptif secara cross-sectional dengan menggunakan teknik pemilihan total populasi. Bahan didapat melalui rekam medis periode 2017 di Rumah Sakit Al-Islam Bandung dan didapatkan 82 rekam medis yang memenuhi kriteria inklusi. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Excel tahun 2013. Hasil penelitian menunjukkan frekuensi tertinggi terjadinya apendisitis terdapat pada usia 21-30 tahun sebanyak 24 kasus (29,26%). Jumlah pasien apendisitis terbanyak wanita sebanyak 49 kasus (59,7%). Jumlah pasien apendisitis terbanyak pada kategori IMT normal weight sebanyak 26 kasus (31,7%). Apendisitis akut perforasi merupakan gambaran histopatologi tersering dengan jumlah 34 kasus (41,5%). Simpulan pada penelitian ini menunjukkan frekuensi tertinggi terjadinya apendisitis terdapat pada usia 21-30 tahun, jenis kelamin wanita, kategori IMT tertinggi pada normal weight, dan gambaran histopatologi terbanyak adalah apendisitis akut perforasi.
Â
Kata Kunci : Apendisitis, Gambaran Histopatologi, Indeks Masa tubuh, jenis Kelamain, Usia.ÂKeywords
Full Text:
PDFReferences
Ghnnam WM. Elderly versus young patients with appendicitis 3 years experience. Alexandria J Med. 2012 Dec 14;48(1):9–12.
Indri1 UV, Karim D, Veny Elita. Hubugan antara Nyeri, Kecemasan dan Lingkungan dengan Kualitas Tidur pada Pasien Apendisitis setelah Post Operasi. JOM PSIK. 2014 Okt 2;1(2).
Dubrovsky G, Rouch J, Huynh N. Clinical and socioeconomic factors associated with negative pediatric appendicitis. J Surg Res. 2017: 322–8.
Almaramhy HH. Acute appendicitis in young children less than 5 years : review article. Italy J Pediatry. 2017;1–9.
Pourhabibi Zarandi N, Javidi Parsijani P, Bolandparvaz S, Paydar S. Accuracy of Surgeon’s Intraoperation Diagnosis of Acute Appendicitis, Compared with the Histopathology Results. Bull Emerg Trauma. 2014;2(1):15-21.
Price SA. Sylvia A. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses- Proses Penyakit. Edisi ke-6. Jakarta: EGC; 2005.
Yamada T. Textbook of Gastroenterology. Edisis ke-4. Philadelphia: Lippincott William & Wilkins; 2003.
Bernard M. Jaffe, M.D. The Apendix dikutip dari (schwatz’s principles of surgery absite). Edisi ke-10. Los Angeles: Lippincott Williams & Wilkins; 2016.
Bereshchenko, O., Bruscoli, S., & Riccardi, C. (2018). Glucocorticoids, Sex Hormones, and Immunity. Frontiers in immunology. 2018
McCance KL, Rote NS, Huether SE. Infection. Pathophysiology: The Biologic Basis of Disease in Adults and Children. Edisi-6. New York: Saunders 2010.
Lindsay, R; Cosman F. Harrisons principles of Internal Medicine. Edisi ke-18. New York: McGraw-Hill; 2012.
Atikasari H. Hubungan kebiasaan makan, kebiasaan jajan dan status gizi terhadap kejadian apendisitis pada anak di yogyakarta. 2014;17(2):95–100.
Goldblum J, Lamps L, McKenney J. Rosai And Ackerman Surgical Pathology. Edisi ke-10. Philadelphia: Elseiver Sanders; 2011.
Medha P, Sulhyan KR. Histopathological Study of Lesions of the Appendix. Int Jour of Health Sciences & Research. 2017;07(04).4-16
Windy CS, M. Sabir. Perbandingan antara suhu tubuh, kadar leukosit dan platelet distribution width (PDW) pada apendisitis akut dan apendisitis perforasi di rumah sakit umum anutapura palu tahun 2014. Jurnal Kesehatan Tadulako. 2016 jul 2;2(2);1-72
JanuarAz Z, Amry J, Yulianto FA. Hubungan Amtara Usia dengan Terjadinya Perforasi pada Penderita Apendisitis Akur di RSUD Al-Ihsan bandung 2016. GMHC. 2016;4(2):1-11.
Romadhona, Nurul. Gambaran Pasien Apendisitis Akut di Bagian Bedah RS Al Islam Bandung periode 1 Juli - 31 Desember 2009. Prosiding SNaPP2015 Kesehatan 2015;01(01).9-12
Thompson, G., n.d. Appendicitis – A collection of essays from around the word. Edisi pertama. Rijeka Croatia: InTech; 2011
Cho M, Kang J, Kim I, Lee KY, Sohn S-K. Underweight Body Mass Index as a Predictive Factor for Surgical Site Infections after Laparoscopic Appendectomy. Yonsei Medical Journal. 2014;55(6):1611-1616.
Kutasy B, Hunziker M, Laxamanadass G, Puri P. Increased incidence of negative appendectomy in childhood obesity. Pediatr Surg Int. 2010:26(02);959-62.
Calista, Pauline et al. “Sakit Immanuel Bandung Periode 1 Januari 2013 – 30 Juni 2013. JOM FK. June 2013:4(9).7-12.
Malangani, M.A., Rosen, M.J. Sabiston textbook of surgery. Edisi ke-19. Philadelphia: Elsevier; 2012.
DOI: http://dx.doi.org/10.29313/kedokteran.v0i0.14383
  Â