Hubungan Kadar Trombosit dan Hematokrit dengan Derajat Penyakit Demam Berdarah Dengue pada Pasien Dewasa

felina elindra elindra, Sadiah Achmad, Maya Tejasari

Abstract


Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia dengan angka kematian yang cukup tinggi terutama derajat IV yang paling buruk, ditandai dengan demam, myalgia, atralgia, disertai leukopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan pendarahan. Adanya nilai yang pasti dari hasil trombosit dan hematokrit untuk setiap derajat penyakit DBD diharapkan sangat membantu petugas medis agar lebih mudah mengelompokkan dan mengelola pasien berdasarkan derajat penyakit DBD. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kadar trombosit dan hematokrit dengan derajat penyakit DBD pada pasien dewasa. Penelitian ini penelitian kuantitatif analitik dengan pendekatan cross sectional. Sumber data berupa data sekunder dari rekam medik di RS Al Islam Bandung dengan jumlah sampel 129 orang pasien DBD. Data yang diambil adalah usia, jenis kelamin, kadar trombosit, kadar hematokrit dan derajat penyakit DBD sesuai dengan kriteria WHO 2009. Analisis data berupa uji statistik menggunakan chi square menggunakan SPSS. Hasil penelitian didapat proporsi kadar trombosit 55.8% (≤ 100.000/mm³), 35.7% (100.000-150.000/mm³) dan 8.5% (≥ 150.000/mm³), proporsi kadar hematokrit 3.9% tinggi, 83.7% normal dan 12.4% rendah. Penelitian ini menunjukkan hasil uji statistik menggunakan chi square dengan uji asosiasi koefisiensi kontingensi didapatkan tidak terdapat hubungan yang bermakna kadar trombosit dengan derajat DBD pada pasien dewasa (p= 0.342). Terdapat hubungan yang kuat yang bermakna kadar hematokrit dengan derajat penyakit DBD pada pasien dewasa (p= 0.000, C= 0.541). Disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang kuat kadar hematokrit dengan derajat penyakit DBD pada pasien dewasa. Tidak terdapat hubungan kadar trombosit dengan derajat penyakit DBD pada pasien dewasa.

Keywords


derajat penyakit DBD, hematokrit, trombosit

References


Gershon AA, Hotez PJ, Katz SL. Krugman’s infection diseases of children 11th ed. Philadelphia: Mosby; 2003

Pemberantas Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PNS-DBD) oleh Jumantik. Jakarta: Departemen Kesehatan Repubpik Indonesia Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehat Lingkungan;2006

Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP dan PL) Kementerian Kesehatan RI (bi); 2014

Profil kesehatan kota Bandung 2007. Bandung: pemerintah Kota Bandung Dinas Kesehatan; 2008

Suhendro. Demam Berdarah Dengue. In : Sudoyo, Ayu W, et al. Buku Anjar Ilmu Penyakit Dalam edisi ke-4 Jakarta : Balai Penerbit FKUI. P.187

Hamid FR. Imunoglobulin G dan M pada Penderita Suspek DBD. http://med.unhas.ac.id diakses: Mei 2008.

Krishnamurti C, Kalayanarooj S, Cutting M, Peat RA, Rothwell SW, Reid T, et al. Mechanicms of hemorrhage in dengue without circulatory collapse. Am J Trop Med Hyg, 2002. (cited 2012 July 17). http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1123504/.

Matondang, AV. The correlation between trhrombopoietin and platelet count in adult dengue viral infection patients. Acta Med Indonesia J Intern Med. 2004. Vol 36(2) page 62-69.

Soegijanto S. Trombositopenia dan Pendarahan pada DBD. Dalam Soegijanto Soegeng. Demam Berdarah Dengue. Edisi 2, Surabaya : Airlangga University Press; 2006: 2: 81-4.

Hadinegoro SR, Soegijanto S, Wurjadi S, Suroso T. Tatalaksana demam berdarah dengue di Indonesia. 3rd ed. Jakarta: Departemen Kesehatan RI;2004

Ihsan J. 2008. Hubungan Kadar Hematokrit Awal dengan Derajat Klinis DBD. http://etd.eprints.ums.ac.id 31 Oktober 2008.




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/kedokteran.v0i0.1420

Flag Counter    Â