Analisis Semiotika Film “Dua Garis Biru” (Resiko Kehamilan Usia Muda)
Abstract
Abstrak. Penelitian ini merupakan hasil elaborsi dari semiotika mengenai resiko kehamilan usia muda yang terdapat pada film “Dua Garis Biru” karya Gina S. Noer. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian berupa deskiptif kualititatif. Tujuan dari penelitian ini agar dapat menjadi referensi dalam upaya sosialisasi edukasi seksual di Indonesia dan dapat membantu menekan angka seks bebas, dan melalui film ini pula diharapakan dapat dijadikan sebuah bimbingan baru bagi penontonnya. Berdasarkan hasil interpretasi dengan menggunakan pendekatan semiotika Roland Barthes dengan mengembangkan dua sistem penandaan bertingkat, yakni sistem denotasi dan konotasi untuk menjelaskan tanda-tanda/simbol serta makna yang tersirat dalam film. Film “Dua Garis Biru” menyiratkan berbagai risiko atau konsekuensi yang dihadapi dan harus dipertanggungjawabkan dari kehamilan usia muda akibat dari minimnya wawasan mengenai edukasi seksual. Kesiapan organ reproduksi harus menjadi hal yang kini perlu dijadikan perhatian, organ yang belum sempurna dikhawatirkan mendatangkan petaka untuk ibu dan calon bayi nantinya hal tersebut memiliki dampak buruk yang sangat massif pada kesehatan baik ibu dan calon anak, dari masa hamil hingga melahirkan yang disebabkan oleh organ reproduksi yang belum sempurna. Risiko yang akan terjadi antara lain dapat menyebabkan pendarahan, kanker serviks, keguguran, hingga infeksi saat hamil. Sedangkan risiko pada bayi yaitu terlahir premature hingga kematian. Selain itu, resiko dari minimnya edukasi seksual dapat terjadi seks bebas yang bisa mengakibatkan IMS atau infeksi penyakit menular, HIV/AIDS.
Abstract. This research is the result of the elaboration of semiotics regarding the risk of early pregnancy in the film “Dua Garis Biru” by Gina S. Noer. This study used a qualitative descriptive research design. The purpose of this research is to serve as a reference in efforts to socialize sexual education in Indonesia and to help reduce the number of free sex, and through this film, it is hoped that it can be used as a new guide for the audience. Based on the results of the interpretation using Roland Barthes' semiotic approach by developing two stratified marking systems, namely the denotation and connotation systems to explain the signs/symbols as well as the meanings implied in the film. The film "Dua Garis Biru" implies various risks or consequences that must be faced and must be accounted for from pregnancy at a young age due to the lack of knowledge about sexual education. The readiness of the reproductive organs must be a matter that now needs to be paid attention to, the imperfect organs are feared to bring disaster to the mother and the baby-to-be. imperfect reproduction. The risks that will occur include bleeding, cervical cancer, miscarriage, and infection during pregnancy. While the risk to the baby is born prematurely to death. In addition, the risk of lack of sexual education can occur free sex which can lead to STIs or infection with infectious diseases, HIV/AIDS.to STIs or infection with infectious diseases, HIV/AIDS.Keywords: Semiotics, Film, Risk of Early Pregnant.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Azizi, R., Jupriono, D., Si, M., Hakim, L., & Phil, M. (2020). PESAN MORAL TENTANG PERNIKAHAN DINI PADA FILM “ DUA GARIS BIRU ” KARYA GINATRI S . NOER PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. 1945.
BKKBN. (2015). Rencana Strategis Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional Tahun 2015-2019. Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional, 1(1), 1–43.
Dama, H. (2017). EFEKTIVITAS KOMUNIKASI DAN NEGOSIASI DALAM BISNIS.
Djama, N. T. (2017). Kesehatan Reproduksi Remaja. Jurnal Kesehatan Poltekkes Ternate, 10(1), 30. https://doi.org/10.32763/juke.v10i1.15
Ernawati, H., & Verawati, M. (2014). Kesehatan Ibu Dan Bayi Pada Pernikahan Dini. Media Ilmu Kesehatan, 3(3), 132–139. https://ejournal.unjaya.ac.id/index.php/mik/article/view/86
Ginanti, N. (2020). ANALISIS PESAN MORAL FILM “DUA GARIS BIRU.”
Goman, C. (2012). THE NONVERBAL ADVANTAGE.
Husaina, A., Haes, P. E., Pratiwi, N. I., & Juwita, P. R. (2018). Analisis Film Coco dalam Teori Semiotika Roland Barthes. Dinamika Sosial, 2(2), 53–70. http://journal.undiknas.ac.id/index.php/fisip/article/view/1706
Indriastuti, Y., Sufa, S. A., Desember, I. G. K. H., & Rizky, Y. D. (2020). Peran Komunikasi Keluarga Terhadap Perilaku Anak (Studi Tentang Perubahan Perilaku Transgender) the Role of Family Communications Toward Children Behavior (Study About Transgender Behavior Changes). Https://Journal.Interstudi.Edu/Index.Php/InterKomunika/Article/View/342/Pdf, 5(2), 1–13.
Rahayu, H. S. E., Purwandari, S., & Wijayanti, K. (2017). Faktor Determinan dan Resiko Kehamilan Remaja di Kecamatan Magelang Selatan Tahun 2017. The 6th University Research Colloquium 2017, 377–384. http://journal.ummgl.ac.id/index.php/urecol/article/download/1543/886/
Setiawan, G. A. (2020). Komunikasi Antarpribadi pada Pasangan Suami Istri Muda yang Istrinya Tetap Bekerja. Https://Journal.Interstudi.Edu/Index.Php/InterKomunika/Article/View/375, 2(1), 53–61.
Sobur, D. A. M. S. (2017). SEMIOTIKA KOMUNIKASI.
Taufik. (2016). Analisis Semiotika Pesan Pendidikan Dalam Film “ 3 Idiots ” Karya Sutradara Rajkhumar. 4(3), 15–27.
DOI: http://dx.doi.org/10.29313/.v8i1.31778
  Â