Translasi Bahasa Isyarat dalam Program Televisi
Abstract
Abstract. This study examines the translation of sign language with the aim that those who are deaf can understand the information conveyed at Seputar iNews Siang program. With the translation of sign language in Around iNews Siang and how the process of translating sign language in television programs reaches the audience. This research uses a qualitative method using a case study approach through interviews, observations, and document studies, with the key informants being the Executive Producer and the main informant being the Interpreter Around iNews Siang whose concept is the public space Jurgen Habernas, discussing public space in the mass media means discuss the authority of citizens or individuals as users and users of media who have autonomy, so that in this public space, people have the same rights and freedoms, regardless of their background, all of which are considered equal. Although the information obtained is not entirely sufficient due to limitations such as the size of the small box that displays the display, which they feel is too small, because not all deaf people have large televisions or smartphones, but with sign language translation, it is much better, than no television station cooperates with the Sign Language Interpreter Service Center where the agency oversees the interpreter's work as a deaf Sign Language Interpreter (JBI).
Abstrak. Penelitian ini mengkaji tentang translasi bahasa isyarat pada program berita Seputar iNews Siang, dengan tujuan agar mereka yang tunarungu dapat memahami informasi yang disampaikan. Dengan adanya translasi bahasa isyarat di Seputar iNews Siang dan bagaimana proses translasi bahasa isyarat dalam program televisi sampai kepada penonton. penelitian ini menggunakan metode Kualitatif dengan menggunakan pendekatan studi kasus melalui wawancara, observasi, dan studi dokumen, dengan informan kunci adalah Eksekutif Produser dan Informan utama adalah Interpreter Seputar iNews Siang. Konsep dipakai adalah ruang publik Jurgan Habernas, membahas mengenai ruang publik di media massa berarti membicarakan otoritas warga negara atau individu sebagai pengguna serta pemanfaat media yang memiliki otonomi, sehingga dalam ruang publik tersebut masyarakat mempunyai hak dan kebebasan yang sama, dari mana pun latar belakangnya, semuanya dianggap setara. Walaupun belum sepenuhnya informasi yang didapatkan cukup karena keterbatasan seperti pada ukuran kotak kecil yang menampilkan peraga, yang mereka rasa itu terlalu kecil, karena tidak semua kaum tunarungu memiliki televisi yang berukuran besar atau smartphone tapi dengan adanya translasi bahasa isyarat itu jauh lebih baik, dari pada tidak ada sama sekali stasiun televisi bekerja sama dengan Pusat Layanan Juru Bahasa Isyarat dimana lembaga tersebut memayungi pekerjaan interpreter sebagai Juru Bahasa Isyarat (JBI) tuli.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Agus M Harjana. 2003. Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal. KANISIUS.
Azwar, S. 2007. Metode Penelirian. Pustaka Pelajar Pffset.
Cangara, H. 2010. Pengantar Ilmu Komunikasi. Rajawali Pers.
Hidayat, D. N. 2003. Paradigma dan Metodologi Penelitian Sosial Empirik Klasik. Departemen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Indonesia.
Johnny Saldana. 2014. Qualitative Data Analysis, A Methods Sourcebook( 3rd ed.). Sage Publication.
Khoirul Muslimin, M. I. K. 2019. buku ajar Komunikasi Politik (edisi revi). UNISNU PRESS.
Kuswandi, W. 2008. Komunikasi Massa. PT Rineka Cipta.
Moloeng, L. J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif (P. R. R. Offset (ed.)).
Morissan. 2008. Jurnalistik Televisi Mutakhir (Pertama). Fajar Interpratama Offset.
Nadia Wasta Utami. 2015. Gelapnya Akses Difabel Bagi Difabel Dalam Gemerlap Era Digitalisasi. Bahasa Isyarat Dalam Program Berita Televisi Di TVONE Dan TVRI, 41–49.
Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. PT Rajagrafindo Persada.
Nurudin. 2016. Ilmu Komunikasi ilmiah dan populer. PT RajaGrafindo Persada.
Prof. Dr. Khomsahrial Romli, M. S. 2016. Komunikasi Massa (Adipramono (ed.)). PT Grasindo.
Ristiana Kadarsih. 2008. Demokrasi Dalam Ruang Publik: Sebuah Pemikiran Ulang Untuk Media Massa Di Indonesia.
Sugiyono. 2008a. Metode Penelitian Administrasi. ALFABETA.
Sugiyono. 2008b. Metode Penelitian Kualitatif dan R&D. Alfabet.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (23rd ed.). ALFABETA.
Suryawati, I. 2011. Jurnalistik Suatu Pengantar Teori Dan Praktik. PT Ghalia Indonesia.
Usman Ks. 2009. Television News Reporting and Writing. Ghalia Indonesia.
Vir Bala Aggarwal and V, S. G. 2002. Handbook of Journalism and Mass Communication (2nd ed.). Concept Publishing Company.
Wawan Kuswandi. 2008. komunikasi massa (analisis interaktif budaya massa). PT Rineka Cipta.
Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. PT Grasindo.
https://www.liputan6.com/health/read/3354700/gadis-difabel-ini-bilang-kotak-bahasa-isyarat-di-tv-terlalu-kecil, 2018di akses tanggal 16 Desember 2021 pukul 19.00 WIB
Https://majalah.tempo.co/read/media/15321/bahasa-isyarat-untuk-siapa, 1991
Http://www.kpi.go.id/index.php/id/umum/38-dalam-negeri/33209-pemenuhan-hak-disabilitas-kpi-dorong-penggunaan-bahasa-isyarat-dalam-program-siaran-tv?detail5=5890, 2016
Https://kpi.go.id/index.php/id/edaran-dan-sanksi/33242-imbauan-penerapan-translasi-bahasa-isyarat-dalam-program-siaran, 2016
Https://news.detik.com/berita/d-2617689/penyandang-tunarungu-harap-kotak-penerjemah-di-layar-tv-lebih-besar, 2014
Https://kumparan.com/rima-syukhria/lebih-halus-penyebutan-yang-mana-tunarungu-atau-tuli-1unRQl1iSzB, 2020
DOI: http://dx.doi.org/10.29313/.v8i1.31734
  Â