Hubungan Tingkat Pengetahuan Remaja SMA Kelas XI mengenai Infeksi Menular Seksual (IMS) dengan Perilaku Seksual Remaja di SMA Negeri X Indramayu

Yanuar Janatun Naim, Tony S. Djajakusumah, Undang Komarudin

Abstract


Kurangnya pengetahuan mengenai Infeksi Menular Seksual (IMS) pada  para remaja  dapat mempengaruhi perilaku seksual sehingga akan berdampak pada kerentanan remaja tertular IMS. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara tingkat pengetahuan mengenai IMS  dan perilaku seksual remaja. Desain penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan  cross sectional. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan teknik simple random sampling dengan menggunakan 75 responden. Hasil penelitian menunjukan bahwa  mayoritas  responden  memiliki tingkat pengetahuan  mengenai IMS dengan kategori cukup serta mayoritas responden tidak berperilaku seksual negatif. Penelitian ini menunjukan 100% responden dengan tingkat pengetahuan IMS yang baik tidak menunjukan perilaku seksual yang negatif. Sedangkan 100% responden dengan tingkat pengetahuan IMS yang kurang menunjukan perilaku seksual yang negatif. Bahkan terdapat 38% responden dengan pengetahuan seksual yang cukup masih menunjukan perilaku seksual yang negatif. Hal ini menunjukan bahwa tingkat pengetahuan yang baik sangat berperan terhadap perilaku seksual terhadap remaja SMA kelas XI. Penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden mengenai IMS berhubungan dengan perilakunya (p=0.009). Peningkatan  pengetahuan mengenai IMS  melalui pengembangan kurikulum atau melalui strategi promosi kesehatan yang tepat bagi remaja menjadi upaya untuk mengubah perilaku seksual negatif pada remaja.


Keywords


IMS, Pengetahuan IMS, Perilaku Seksual Remaja

References


Daili SF. Penyakit Menular Seksual. Edisi ke-2. Penyunting: Daili SF, Makes WIB, Zubier F, Judanarso J. Jakarta: Balai Penerbit FKUI Jakarta; 2003.

Dehne KL, Riedner G. Sexually transmitted infections among adolescents: The need for adequate health services. Reprod Health Matters. 2001;9(17):170–83.

Departemen Kesehatan Jawa Barat. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2012. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2012. 2012;34–6.

Badan Pusat Statistik Kemenkes. Survei Kesehatan dan Demografi Indonesia. 2012.

WHO - Word Health Organization. Sexually Transmitted Infections (STIs). The importance of a renewed commitment to STI prevention and control in achieving sexual and reproductive health. World Heal Organ [serial on the Internet]. 2013[20 Januari 2017] ;[8 hlm]. Tersedia dari: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/24694329

Curtis AC. Defining Adolescence. J Adolesc Fam Heal [serial on the Internet]. 2015[diunduh 20 Januari 2017];7(2):[39 hlm].Tersedia dari: http://scholar.utc.edu/jafh/

Wawan A. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Cetakan pertama. Yogyakarta: Nuha Medika; 2011.

Notoatmodjo S. Kesehatan Masyarakat : Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta; 2011. Hlm. 147.

Arikunto S. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka eka Cipta; 1994

Orisatoki RO, Oguntibeju OO. Knowledge and Attitudes of Students at a Caribbean Offshore Medical Schools. 2010;59(2)




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/kedokteran.v0i0.8305

Flag Counter    Â