Angka Kejadian dan Karakteristik Pasien Skabies di Rumah Sakit Al-Islam Bandung

Fauziah Bahrudin, Tony S. Djajakusumah, Yuli Susanti

Abstract


Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi Sarcoptes scabiei var hominis. Dikenal dengan istilah budukan, gudikan dan gatal agogo. Penyakit ini dapat mengenai semua usia, ras dan kedua jenis kelamin. Faktor yang menunjang perkembangan penyakit ini, antara lain : sosial ekonomi yang rendah, higiene yang buruk, hubungan seksual, faktor demografik dan ekologik. Prevalensi penyakit skabies sebanyak 300 juta kasus dilaporkan diseluruh dunia setiap tahunnya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui angka kejadian dan mendeskripsikan karakteristik pasien skabies. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif yang diambil dari data rekam medis penderita dengan diagnosis kerja skabies pada Poliklinik Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin RS. Al-Islam Bandung periode 1 Januari – 31 Desember 2013, dengan jumlah sampel sebanyak 199 orang. Hasil penelitian menunjukan angka kejadian skabies pertahun sebesar 5,85% dan karakteristik pasien skabies berdasarkan jenis kelamin pria sebanyak 150 pasien (75,37%) dan wanita sebanyak 49 pasien (24,62%). Berdasarkan usia paling sering diusia 11 – 20 tahun yaitu 79 pasien (39,69%) dan paling sedikit pada usia >50 tahun yaitu 6 pasien (3,01%). Berdasarkan pekerjaan yaitu pelajar sebanyak 88 pasien (44,22%). Berdasarkan pengobatan skabies yang digunakan yaitu permetrin sebanyak 199 pasien (100%) dan berdasarkan komplikasi adalah Impetigo sebanyak 13 pasien (65%). Kesimpulan dari penelitian ini dapat dipakai sebagai data dalam memberikan penyuluhan dan pencegahan meningkatnya dari angka kejadian skabies. Kata kunci : Angka kejadian, karakteristik pasien skabies, skabies

Keywords


Angka kejadian, karakteristik pasien skabies, skabies

References


World Health Organization. Scabies. Neglected Top Dis [Online]2013; [Diperbaharui 2013;diunduh 3 Desember 2014] Tersedia dari : http://www.who.int/neglected_diseases/diseases/scabies/en/.

Handoko RP.Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. edisi ke 6. Djuanda A, Hamzah M, Aisah S, penyunting. Jakarta: FK UI;2010. hlm.122-124.

Harahap M. Skabies. Ilmu Penyakit Kulit. 2000. hlm 109 – 113.

Desmawati : Hubungan Personal Hygiene dan Sanitasi Lingkungan dengan Kejadian Skabies di Pondok Pesantren Al-Kautsar Pekanbaru. Vol 2; Februari 2015.

Ratna. I : Hubungan tingkat pengetahuan dan perilaku santri dengan kejadian skabies di pondok pesantren Sukahideng Kabupaten Tasikmalaya; Bandung. 2013.

Azizah I. N. Akademi kebidanan abdi husada. vol I: Semarang; 2011..

R. J. Hay, A. C. Steer, D. Engleman and S. Walton. Scabies in the developing world-its prevalence, complications and management. Australia. london UK. 2012.

Akmal. S. C, Semiarty. R. Hubungan personal hygiene dengan kejadian skabies di pondok pendidikan islam darul ulum. Padang ; Unand 2013.

Chandra E.N. Uji banding efektifitas krim permetrin 5% dan salep 2-4 pada pengobatan skabies. Undip ; 2004.

Wardhana AH, Manurung J, ISkandar T. Skabies : Tantangan Penyakit Zoonis masa kini dan masa datang. vol 16. 2006 ; hlm. 40 – 45.

Pedoman Pengobatan dasar di puskesmas. Departemen Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta ; 2007.hlm. 208-210.

Chosidow O. Scabies. N Engl J Med. 2006 April 20 ; 1718 – 1728.Orion, Marcos B, Davidovinci B, Wolf R. Itch and Scratch ; Scabies and Pediculosis. USA : Elsevier. 2006 ; 168 – 171.

Stone. SP. Scabies and Pediculosis. Fitzpatrick's Dermatology in General Medicine. edisi 6. Irwin MF, Arthur ZE, Wloff, Klaus, Austen, Frank K, Goldsmith, A Lowell, Kartz, I Stephen ; 2003. hlm.1 – 4.

Agrawal. Lt. C. S, Puthia. M. A, Kotwal. C. A, Tilak. R, Kunte, Gp. C. R. mass scabies management in an orphange of rural community: an experience. Medical Journal armed Forces India; 2012 february 24.

Golant. A. K, O. Jacob, Levitt. Scabies : A review of diagnosis and management based on mite biology: Pediatrics in review. 2012.




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/kedokteran.v0i0.1562

Flag Counter    Â