Adversity Quotient Remaja Putus Sekolah di Komunitas Perpus Banjaran

Abstract

Abstract. Perpus Banjaran Community is a street library that founded by teenagers who have dropped out from their school because economic factors. Teenagers set up street libraries for the purpose of obtaining knowledge after dropping out of school, they want proving to people who always look negatively to out-of-school youth, that teenagers who are out of school can still benefit the community, family and self as well as facilitate individuals who share the same fate. This teenager is still struggling and persistent in facing such difficulties. It illustrates how their ability to deal with adversity in life (Adversity Quotient). This research was conducted to obtain empirical data about Adversity Quotient picture on drop out teen in Komunitas Perpus Banjaran. The sample study was conducted on 16 drop out teens due to economic factors in the community of Perpus Banjaran using descriptive method with the measurement of Adversity Response Profile with the validity range of 0.302 -0.912 and reliability of 0.969. The results of this study showed that 68.75% of college drop-outs were in the category with high Adversity quotient (Climbers), 18.75% of college drop-outs in the Campers (Adversity quotient) category, and 12.50% of college drop-outs Low Adversity quotient category (Quitters). The dominant dimension on Adversity quotient is high reach, the dominant dimension of control on moderate Adversity quotient, and dominant Endurance at low Adversity Quotient.

Keyword :Adversity Quotient, Drop Out of School Teenagers, Perpus Banjaran Community

Abstrak. Komunitas Perpus Banjaran adalah perpustakaan jalanan yang didirikan oleh para remaja yang mengalami putus sekolah karena faktor ekonomi. Para remaja ini mendirikan perpustakaan jalanan dengan tujuan mendapatkan ilmu setelah putus sekolah, membuktikan kepada masyarakat yang selalu memandang negatif kepada remaja putus sekolah, bahwa remaja yang sudah tidak bersekolah masih bisa bermanfaat untuk masyarakat, keluarga dan diri sendiri serta memfasilitasi individu yang bernasib sama. Remaja ini tetap berjuang dan gigih menghadapi kesulitan tersebut. Hal tersebut menggambarkan bagaimana kemampuannya dalam menghadapi kesulitan yang terjadi dalam kehidupan (Adversity Quotient). Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data empiris mengenai gambaran Adversity Quotient pada remaja putus sekolah di Komunitas Perpus Banjaran. Penelitian ini menggunakan sampel yang dilakukan pada 16 remaja putus sekolah karena faktor ekonomi di Komunitas Perpus Banjaran menggunakan metode deskriptif dengan alat ukur Adversity Response Profile dengan rentang validitas 0.302 -0.912 dan reliabilitas 0.969. Hasil dari penelitian ini menunjukan 68,75% remaja putus sekolah berada pada kategori dengan Adversity quotient yang tinggi (Climbers), 18,75% remaja putus sekolah pada kategori Adversity quotientyang sedang (Campers), dan 12,50% remaja putus sekolah pada kategori Adversity quotient yang rendah (Quitters). Dimensi dominan pada Adversity quotient tinggi yaitu reach, dimensi dominan control pada Adversity quotient sedang, dan dominan Endurancepada Adversity Quotient rendah.

Kata Kunci : Adversity Quotient, Remaja Putus Sekolah, Komunitas Perpus Banjaran