studi deskriptif mengenai gambaran kebermaknaan hidup mantan narapidana pendiri yayasan bakti anak negeri

fifi novita

Abstract


Abstrak. Di Indonesia, seseorang yang melakukan tindak kejahatan akan tertangkap dan jika terbukti bersalah akan di bina di lembaga pemasyarakatan. Perasaan bersalah, kemarahan atas direbutnya kebebasan, dan tidak mampu menerima kenyataan hingga menarik diri dari lingkungan seringkali dialami. Lembaga pemasyarakatan justru menciptakan kondisi lingkungan yang patologis. Narapidana bisa menjadi lebih jahat bahkan kehilangan identitas diri karena bergaul dengan narapidana lain. Ketika keluar dari lapas, stigma negatif dari masyarakat membuat mereka tidak percaya diri dan merasa tidak diterima di lingkungan. Hal tersebut membuat mereka memandang kehidupan dengan hampa, sia-sia dan tidak ada artinya untuk menjadi manusia yang lebih baik. Menurut Frankl (2008) individu yang dapat mengatasi suatu penderitaan adalah individu yang telah menemukan makna hidupnya. Hal ini dapat dilihat pada mantan narapidana yang mendirikan Yayasan Bakti Anak Negeri (YBAN). Setelah keluar dari lembaga pemasyarakatan. Mereka dapat menampilkan reaksi positif dengan mampu menerima diri sebagai mantan narapidana, tidak malu menampilkan diri pada masyarakat dan mampu menggali potensi yang ada pada diri. Mereka menjadikan pengalaman di Lembaga Pemasyarakatan sebagai titik balik yang mengubah kehidupan. Mereka perlahan bangkit dari keterpurukan dan melepaskan diri dari pengaruh lingkungan penjara dimulai ketika di lembaga pemasyarakatan. Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi dengan metode kuantitatif dan kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan bagaimana kebermaknaan tersebut ditemukan oleh mantan narapidana di YBAN. Berdasarkan pengolahan data sebanyak 3 orang mantan narapidana merasa hidupnya bermakna setelah keluar dari lembaga pemasyarakatan. Artinya mantan narapidana dapat menghayati bahwa menjalani hidup di lembaga pemasyarakatan merupakan kesempatan untuk merefleksikan masa lalu dan dijadikan pembelajaran agar dapat memperoleh keberhargaan dalam hidup hingga mereka dapat bermanfaat bagi masyarakat dengan mendirikan yayasan.

Kata Kunci : Makna Hidup, Mantan Narapidana



DOI: http://dx.doi.org/10.29313/.v0i0.932

Flag Counter    Â