Studi Deskriptif Mengenai Resiliensi Remaja Korban Pelecehan Seksual di P2TP2A Kabupaten Bandung

Nyayu Maisha Chairahmi, Sita Rositawati

Abstract


Abstract. Sexual abusive as one of the most unwanted sexual acts or behaviour which is lack of pleasent when it comes to sex offender. Sadly, west java nowadays became one of the province which had the highest rank of sexual abusive. According to Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan Dan Anak, Bandung Regency and West Bandung became the highest area of sexual abusive case possibility. Since Mei, 2016 the Organitation of P2TP2A Bandung Regency stated that at least 16 people become sexual abuse victim. All of this people feel scared and embbarased because of what happened to them. Most of them lock themself at home and no longer interact with the neighberhood. Some of them have already back to their activities, while some are not and considering that this traumatic accident is their biggest learn of life. This great individual capability to raise mention by Grotberg (1999) named resiliensi. Resilience is the act of someone's ability to sense, value, and solve their unpleasent life and change it to be a better one. There are 3 factor that sustain this Resilience's act: I Have, I Am, and I Can. The aim of the research is to describe and explain more about the resilience to the teenager victim of sexual abuse. This research based on Deskriptive Qualitative and Survey methods for Collecting data. The Object went through 16 people of sexual abuse victim. Someone whose reached resilience phase is someone who could passed through the three factor. As the result of this research shows that at least there are 9 out of 16 sexual abuse victim (56.25%) whose reached resilience, and the rest who's not there yet shows (43.75%). The I Am aspect is the highest factor that 11 sexual abuse victim had, meanwhile the I Can aspect is the lowest factor which sexual abuse victim had.


Abstrak. Pelecehan seksual sebagai sifat perilaku seksual yang tidak diinginkan atau tindakan yang didasarkan pada seks yang menyinggung penerima. Salah satu provinsi yang menduduki peringkat rawan akan  pelecehan seksual yaitu Jawa Barat. Menurut Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak, Kabupaten Bandung dan Bandung Barat menjadi daerah yang mencatat kasus pelecehan tertinggi. Sejak bulan Mei 2016 tercatat 16 orang menjadi korban pelecehan seksual di P2TP2A Kabupaten Bandung. Meski telah di beri penanganan oleh pihak P2TP2A masih ada korban yang merasa malu, takut dan mereka lebih sering mengurung diri di dalam rumah, cenderung menarik diri dari lingkungannya, ada pula ang sudah dapat aktif kembali dalam aktivitas seperti semula, dan  mereka menganggap pengalaman traumatik yang mereka alami sebelumnya merupakan salah satu pelajaran hidup. Kemampuan yang dimiliki individu untuk bangkit tersebut oleh Grotberg (1999) dinamakan sebagai resiliensi. Resiliensi adalah kemampuan seseorang untuk menilai, mengatasi, dan meningkatkan diri ataupun mengubah dirinya dari keterpurukan atau kesengsaraan dalam hidup. Faktor-faktor yang mendukung pembentukan resiliensi ada tiga, diantaranya I Have, I Am, dan I Can. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan atau mendeskripsikan resiliensi pada remaja korban pelecehan seksual. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif. Subjek penelitian ini sebanyak 16 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Seseorang yang mencapai resiliensi adalah orang yang dapat memenuhomketiga faktor yang ada di dalam resiliensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 16 orang remaja korban pelecehan seksual ada  9 orang (56.25%) yang sudah mencapai resiliensi, sedangkan yang belum mencapi resiliensi sebanyak 7 orang (43.75%). Aspek I Am merupakan aspek tertinggi yang dimiliki oleh 11 orang remaja korban pelecehan seksual, sedangkan aspek I Can merupakan aspek terendah yang dimiliki remaja korban pelecehan seksual


Keywords


Resilience, Teeneger, Sexual Abuse

References


Arikunto, Suharsimi. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Ancok, Djamaludin. (1989). Teknik Penyusunan Skala Pengukuran. Yogyakarta :

Pusat penelitian Kependudukan UGM.

A.Putra (2012): Rehabilitasi Terhadap Anak yang Menjadi Korban Pelecehan Seksual, Skripsi Sarjana Universitas Atmajaya Yogyakarta

Collier, Rohan. (1992). Pelecehan Seksual : Hubungan Dominasi Mayoritas dan Minoritas. Yogyakarta : PT. Tiara Wacana

Grotberg, Edith Henderson (1999): Inner Strength How To Find The Resilience To Deal Anything: New Harbinger Publications

Grotberg, Edith. (1999) : Countering depression with the five building blocks of

resilience. Reaching Today's

Indah. R. (2013): Gambaran Remaja Putri Korban Eksploitasi Seksual Komersil Prostitusi, Skripsi Sarjana Fakultas Psikologi Universitas Sumatra Utara

Khirunissa (2013): Studi Deskriptif Mengenai Resiliensi Korban Human Trafficking Eksploitasi Seksual Pada Remaja Putri Di Lembaga Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Garut, Skripsi Sarjana Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung

Noor, Hasanuddin. (2009). PSIKOMETRI, Aplikasi dalam Penyusunan Instrumen Pengukuran Perilaku. Bandung: Fakultas Psikologi Unisba

Zakaria, Yazid (2014): Studi Deskriptif Mengenai Resiliensi Remeja Korban Pelecehan Seksual, Skripsi Sarjana Fakultas Psikologi Universitas Islam Negri Sunan Ampel Surabaya




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/.v0i0.5963

Flag Counter    Â