Kualitas Hidup Penderita Diabetes Mellitus Tipe II Peserta Prolanis di Puskesmas Moch. Ramdhan Bandung

Indah Sasi Kirana, Agus Budiman

Abstract


Abstract. Diabetes Mellitus (DM) is a disease that is incurable and suffered a lifetime. With suffering from diabetes, the patient should go on a diet as control of blood sugar levels, patients also have restrictions that apply only to them. Body fatigue lead to people limit their social activities. Psychological problems such as anxiety to the demands of handling DM to change the pattern of life too often. These problems affect the quality of life of patients. Required health programs necessary for the control of chronic diseases such as diabetes mellitus. In Indonesia there is a Chronic Disease Management Program (Prolanis) which aims to create an optimal quality of life for people with diabetes. Based on the phenomenon, they found participants Prolanis dissatisfied and negative assess the current life related to physical life, psychologically and socially when they follow Prolanis. This relates to the quality of life of patients with DM. According to David Cella, quality of life is the individual assessment on the satisfaction of the conditions experienced at this time when compared with the perception they think is ideal, the situation related to Physical well-being, Psychological well-being and Social well-being due to disease or treatment that the patient receive. The purpose of this study is to describe a lot of quality of life of people with diabetes Prolanis participants. The method used is a descriptive study with 23 subjects. The data collection is done by using a measuring instrument with a Likert scale quality of life. Based on calculations of data showed that 60% of patients displaying lower quality of life, and 40% of patients displaying high quality of life. Lowest owned sufferers aspect is the aspect of psychological well-being.

 

Abstrak. Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit yang tidak bisa disembuhkan dan diderita seumur hidup. Dengan menderita DM, penderita harus melakukan diet sebagai pengendalian kadar gula darah, penderita juga memiliki pembatasan yang hanya berlaku pada dirinya. Tubuh yang  mudah lelah mengakibatkan penderita membatasi aktifitas sosialnya. Permasalahan psikologis seperti cemas terhadap tuntutan penanganan DM untuk mengubah pola hidup juga sering muncul. Permasalahan tersebut mempengaruhi kualitas hidup penderita. Diperlukan program kesehatan yang diperlukan untuk pengendalian penyakit kronis seperti DM. Di Indonesia terdapat Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) yang bertujuan untuk menciptakan kualitas hidup yang optimal bagi penderita DM. Berdasarkan fenomena, masih ditemukan peserta Prolanis yang menilai negatif mengenai kehidupannya saat ini yang berkaitan dengan kehidupan fisik, psikologis dan sosial padahal mereka mengikuti Prolanis. Hal ini berkaitan dengan kualitas hidup penderita DM. Menurut David Cella, kualitas hidup adalah penilaian individu atas kepuasan pada keadaan yang dialami ini bila dibandingkan dengan persepsi yang menurut mereka ideal, keadaan tersebut terkait dengan Physical well-being, Psychological well-being dan Social well-being akibat penyakit maupun pengobatan yang pasien terima. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kualtas hidup penderita diabetes peserta Prolanis. Metode yang digunakan yaitu Studi Deskriptif dengan jumlah 23 subjek. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan alat ukur kualitas hidup dengan skala likert. Berdasarkan hasil perhitungan data didapatkan hasil  bahwa sebesar 60% penderita menampilkan kualitas hidup yang rendah, dan 40% penderita menampilkan kualitas hidup yang tinggi. Aspek terendah yang dimiliki penderita adalah aspek psychological well-being.


Keywords


Diabetes Mellitus, Quality of Life, Prolanis

References


Antari, Rachmawati, 2013. Besar Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kualitas Hidup Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Di Poliklinik Interna RSUP Sanglah. Tesis.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Bilous, Rudy., Donelly Richard. 2015. Buku Pegangan Diabetes Edisi Keempat. Jakarta: Bumi Medika.

Cella, David. 2010. Quality of Life in Neurological Disorders. (www.neuroqol.org)

Fayers, Peter M. Machin, David.2000. Quality of Life – Assessment, Analysis &Interpretation. New York: Wiley.

Hasanat, Nida Ul. 2015. Manajemen Diri Diabetes. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada. Disertasi.

Hidayat, T., 2010. Prolanis, Upaya Peningkatan Kualitas Hidup dan Pelayanan Bagi Peserta. Jakarta: Info ASKES.

Mulyani, Sri Surtini. 2012. Studi Deskriptif Mengenai Kualitas Hidup pada Remaja Pnderita Thalassemia Mayor di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. Bandung: Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung.

Ningtyas, Dwi Wahyu. 2013. Analisis Kualitas Hidup Pasien Diabetes Mellitus Tipe II di RSUD Bangil Kabupaten Pasuruan. Jember: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember.

Kementrian Kesehatan RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

Odgen, Jane. 2007. Psikologi Kesehatan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Sarafino, Edward P. 2007. Health Psychology: sixth edition. New York: Wiley.

Siegel, Sidney. 1997. Statistik Nonparametrik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

WHO QOL. 1997. Measuring Quality of Life.

Wijaya, Anita. 2010. Hubungan Tipe Health Locus of Control dengan Perilaku Compliance pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 di RS. Hasan Sadikin Bandung. Bandung: Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung.

Yamin, Sofyan. 2014. SPSS Complete. Jakarta: Salemba Infotek.




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/.v0i0.3711

Flag Counter    Â