Studi Deskriptif Psychological Well-Being pada Atlet Tunanetra Low Vision Bidang Atletik di NPCI Kota Bandung

Anita Suci Nurhadiyati, Endang Supraptiningsih

Abstract


Abstract. National Paralympic Committee Indonesia (NPCI) is the only organization in the field of special sports persons with disabilities. One of them is blind low vision disabilities. People with low vision can evaluate his life in the past and the present, with their effort in knowing and realizing its potential in the field of sports in limitations. They can accept themselves, develop potential, has good relations with others, self-contained and has a purpose in life. On the other hand there are some athletes who still do not accept him, depend on others, it is difficult to establish a good relationship, lack of clear purpose in life and less open to new experiences. The condition indicates psychological well-being in people with low vision in NPCI Bandung. Carol D. Ryff stated psychological well-being is how people evaluate themselves and the quality of life that is not just limited to the achievement of satisfaction, but also the effort or encouragement to enhance and realize true potential. The purpose of this study was to obtain data about the picture on the psychological well-being of  low vision visually impaired athletes at the National Paralympic Committee of Indonesia (NPCI) in Bandung. Used theoretical concepts put forward by Carol D. Ryff. The method used was a descriptive study with a number of subjects 10 people. The sampling technique used in this research is purposive sampling. Measuring instrument used in this study was constructed by the researchers based on the theory of psychological well-being advanced by Carol D. Ryff. The results showed there were 40% or four athletes who have reached a state of psychological well-being and 60% or six athletes who have not yet reached a state of psychological well-being.

 

Abstrak. National Paralympic Commitee Indonesia (NPCI) adalah satu-satunya organisasi di bidang olahraga khusus penyandang disabilitas. Salah satunya adalah penyandang disabilitas tunanetra low vision. Para penyandang low vision ini dapat mengevaluasi kehidupannya di masa lalu dan saat ini, dengan adanya usaha dalam mengetahui dan merealisasikan potensinya di bidang olahraga dalam keterbatasan yang dimiliki. Mereka dapat menerima diri, mengembangkan potensi, memiliki relasi yang baik dengan orang lain, mandiri dan memiliki tujuan hidup. Di sisi lain ada beberapa atlet yang masih belum menerima dirinya, bergantung dengan orang lain, sulit menjalin relasi yang baik, kurang memiliki tujuan hidup yang jelas dan kurang terbuka terhadap pengalaman baru. Kondisi tersebut menunjukkan psychological well-being pada penyandang tunantera low vision di NPCI Kota Bandung. Carol D. Ryff menyatakan psychological well-being adalah bagaimana individu mengevaluasi dirinya sendiri dan kualitas mengenai kehidupannya yang tidak hanya sebatas pencapaian kepuasan, namun juga adanya usaha atau dorongan untuk menyempurnakan dan merealisasikan potensi diri yang sesungguhnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data mengenai  gambaran psychological well-being pada atlet tunanetra low vision di National Paralympic Committee Indonesia (NPCI) Kota Bandung. Konsep teori yang digunakan dikemukakan oleh Carol D. Ryff. Metode yang digunakan adalah studi deskriptif dengan jumlah subjek 10 orang. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini dikonstruksikan oleh peneliti berdasarkan teori psychological well-being yang dikemukakan oleh Carol D. Ryff. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat 40% atau empat orang atlet yang sudah mencapai keadaan psychological well-being dan 60% atau enam orang atlet yang belum mencapai keadaa psychological well-being.


Keywords


Psychological Well-Being, Low Vision, Athlete.

References


Bradburn, Norman M. 1969. The Structure of Psychological-Well Being, Aldine Publishing Company: Chicago.

Hadi, Purwaka. (2005). Kemandirian Tunanetra. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.

Noor, Hasanuddin. 2012. Psikometri Aplikasi Penyusunan Instrumen Pengukuran Perilaku. Bandung: Fakultas Psikologi UNISBA.

Ryan RM, Deci EL: On happiness and human potentials: a review of research on hedonic and eudaimonis well-being. Ann Rev Psychol 2001;52;141-166

Ryff, C.D. (1989). Happiness is everything or is it? Exploration on the meaning of psychological well-being. Journal of personality and social psychology, Vol57. Hal 1069-1081

Ryff, C. D., & Keyes, C. L. M. (1995). The structure of psychological well-being revisited. Journal of Personality and Social Psychology, 69, 719–727.

Ryff, Carol D., Burton H. Singer. 2008. Know Thyself And Become What You Are: A Eudaimonic Approach To Psychological Well-being. Journal of Happiness Studies.

Ryff, C.D. & Keyes, C.L.M, & Shmotkin, D. (2002). Optimizing well-being: The empirical encounter of two traditions. Journal of Personality and Social Psychology, 82, 1007-1022

Somantri, T Sutjihati. (2006). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung : Refika Aditama

Sugiyono, (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Penerbit Alfabeta




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/.v0i0.3693

Flag Counter    Â