Studi Deskriptif Dyadic Coping Pada Pasangan Suami Istri Yang Menjalani Peran Work From Home (WFH) Di Kota Bandung

Sevira Rahma Nabilla, Eni Nuraeni Nugrahawati, Dinda Dwarawati

Abstract


Abstract. The COVID-19 pandemic has made things change, this affects married couples who both work because they have to work from home (WFH). With the WFH system, the intensity of meeting partners increases because all activities are carried out from home, especially for couples who have elementary school age children and are undergoing Distance Learning (PJJ). This situation can cause conflict between partners because at the same time they have to complete work, accompany children and do household chores, thus creating a stressful situation for the couple. In this situation, cooperation between partners is needed by using coping that can be done by both partners which is called dyadic coping. Dyadic coping is an interaction pattern that considers the tension that affects one or both partners, as well as the effort used by one or both partners to deal with stressful situations. The purpose of this study is to see the description of dyadic coping in married couples who carry out work from home (WFH) roles in Bandung. The research method used is a descriptive research method with a quantitative approach, with a subject of 96 married couples. The research measuring instrument used the Dyadic Coping Inventory (DCI) questionnaire from Bodenmann (2008). The results obtained indicate that the majority of married couples who undergo the role of WFH often use or feel dyadic coping in the Delegated Dyadic Coping aspect of 96.88%. This means that most married couples who undergo WFH take responsibility against their partners to reduce stressful situations experienced by their partners.

Keywords: Dyadic Coping, Married Couples, Work from Home

Abstrak. Pandemi covid-19 membuat keadaan berubah, hal ini mempengaruhi pasangan suami istri yang keduanya bekerja karena harus menjalani work from home (WFH). Dengan adanya sistem WFH, intensitas bertemu pasangan menjadi meningkat karena semua aktvitas dilakukan dari rumah, apalagi untuk pasangan yang memiliki anak usia SD dan menjalani Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Keadaan ini dapat menimbulkan konflik antar pasangan karena dalam waktu yang bersamaan harus menyelesaikan pekerjaan, mendampingi anak dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga, sehingga membuat situasi stres tersendiri bagi pasangan. Dalam situasi tersebut dibutuhkan kerjasama antar pasangan dengan menggunakan coping yang dapat dilakukan oleh kedua pasangan yang disebut dyadic coping. Dyadic coping merupakan pola interaksi yang mempertimbangkan adanya ketegangan yang mempengaruhi salah satu pasangan atau keduanya, dan juga usaha yang digunakan oleh salah satu pasangan atau kedua pasangan untuk menghadapi situasi stres. Tujuan penelitian ini untuk melihat gambaran dyadic coping pada pasangan suami istri yang menjalani peran work from home (WFH) di Kota Bandung. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, dengan  subjek sebanyak 96 pasangan suami istri. Alat ukur penelitian menggunakan kuesioner Dyadic Coping Inventory (DCI) dari Bodenmann (2008). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa sebagian besar pasangan suami istri yang menjalani peran WFH sering menggunakan atau merasakan dyadic coping pada aspek Delegated Dyadic Coping sebesar  96.88%. Hal ini berarti sebagian besar pasangan suami istri yang menjalani WFH melakukan tanggung jawab lawan pasangannya untuk mengurangi situasi stres yang dialami oleh pasangannya.

Kata Kunci: Dyadic Coping, Pasangan Suami Istri, Work from Home


Keywords


Dyadic Coping, Pasangan Suami Istri, Work from Home

Full Text:

PDF

References


Alifrapika, R., & Diantina, F. P. (2019). Dyadic Coping pada Pasien Penderita Tuberculosis (TB) di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Bandung.

Apriliawan, D. I. (2020, Mei 27). Work from Home Sebuah Paradigma Baru Budaya Kerja. https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/13135/Work-From-Home-Sebuah-Paradigma-Baru-Budaya-Kerja.html

Bodenmann, G. (1995). Dyadic coping: A systemic-transactional conceptual of stress and coping in couples. Swiss Journal Of Psychology. Vol 54, No 1, 34-49.

Falconier, M. K., Jackson, J. B., Hilpert, P., & Bodenmann, G. (2015). Dyadic coping and relationship satisfaction: A meta-analysis. Clinical Psychology Review, 42, 28-46.

Handayani, Rini. (2020, April 28). Konflik Pasangan Ketika Pandemi. https://get-kalm.com/id/2020/04/28/konflik-pasangan/

Meier,C., Bodenmann,G., Morgeli,H., & Jenewin,J.(2011). Dyadic Coping, Quality of Life, and psychologicsl distress among chronic obstructive pulmonary disease patients and their partners. International Journal Of COPD,6,683-596

Meuwly, N., Bodenmann, G., Germann, J., Bradbury, T. N., Ditzen, B., and Heinrichs, M. (2012). Dyadic coping, insecure attachment, and cortisol stress recovery following experimentally induced stress. J. Fam. Psychol. 26, 937–947. doi: 10.1037/a0030356

Mungkasa, O. (2020). Bekerja dari Rumah (Working From Home/WFH): Menuju Tatanan Baru Era Pandemi COVID 19. The Indonesian Journal of Development Planning, 4(2), 126-150.

Pagani, A. F., Donato, S., Parise, M., Bertoni, A., Iafrate, R., & Schoebi, D. (2019). Explicit stress communication facilitates perceived responsiveness in dyadic coping. Frontiers in psychology, 10, 401.

Schauss, E., Hawes, K., Ellmo, F., & Brasfield, M. W. (2021). Surviving Job Loss Stress: Examining Dyadic Coping Process across Time. Journal of Couple & Relationship Therapy, 20(2), 132-148.

Winurini, S. (2020). Bencana Covid-19: Stresor bagi Pasangan Suami Istri di Indonesia. Aspirasi: Jurnal Masalah-masalah Sosial, 11(2), 185-198.

Zulkhairil, Azzis. (2020, November 26). Selama Pandemi Corona 7800 Kasus Perceraian Terjadi di Kota Bandung. https://jabar.idntimes.com/news/jabar/azzis-zilkhairil/selama-pandemik-corona-7800-kasus-perceraian-terjadi-di-kota-bandung/1




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/.v0i0.28515

Flag Counter    Â