STUDI MENGENAI INTENSI PERILAKU MEROKOK PASIEN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIS (PPOK) DI RS X BANDUNG
Abstract
Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) merupakan salah satu penyakit paru yang menempati urutan pertama penyumbang angka kesakitan di Indonesia. Orang-orang yang menderita penyakit PPOK harus menjalankan pengobatan, salah satu hal yang harus dilakukan penderita PPOK untuk mendukung pengobatan dengan cara berhenti merokok. Namun pada kenyataannya, pada pasien PPOK yang berada di Rumah Sakit X Bandung walaupun dianjurkan oleh dokter dan keluarga untuk berhenti merokok mereka tetap saja melakukan perilaku merokok. Berdasarkan hasil wawancara didapat bahwa pasien PPOK memiliki pandangan yang positif dengan merokok akan mendatangkan suatu keuntungan seperti membuat perasaan nyaman, tenang dan percaya diri. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran intensi untuk melakukan perilaku merokok pada pasien PPOK, mengetahui determinan pembentuk intensi yakni determinan attitude toward behavior, subjective norm dan perceived behavioral control serta untuk mengetahui determinan yang memberikan kontribusi terbesar dalam membentuk intensi perilaku merokok ditinjau melalui Theory of Planned Behavior (Ajzen, 2005). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Penentuan sampel menggunakan teknik accidental sampling dengan didapatkan sampel sebanyak 43 orang. Pengumpulan data dilakukan melalui kuisioner yang disusun berdasarkan Theory of Planned Behavior dari Icek Ajzen. Kuisioner alat ukur menggunakan skala Osgood dan data ordinal yang diperoleh dari skala Osgood dikonversi menjadi data interval menggunakan metode successive interval. Pengolahan data dilakukan menggunakan teknik statistik multiple regression untuk melihat kontribusi setiap determinan terhadap intensi melakukan perilaku merokok. Hasil yang didapatkan pasien PPOK memiliki intensi kuat untuk melakukan perilaku merokok sebesar 62,8%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar pasien PPOK memiliki keinginan yang kuat untuk melakukan perilaku merokok, sehingga memiliki kecenderungan yang kuat untuk melakukan perilaku merokok. Determinan pembentuk intensi yang paling memberikan kontribusi terhadap perilaku merokok pasien PPOK adalah perceived behavioral control dengan koefisien regresi sebesar (0,638). Dengan demikian dapat diartikan pasien PPOK akan melakukan perilaku merokok saat terdapat faktor - faktor yang mempermudahnya untuk melakukan perilaku merokok.
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Aditama, Tjandra Yoga. (1992). Rokok dan Kesehatan. Jakarta : Universitas Indonesia : UI-Press
Ajzen, Icek. (2005). Attitudes, Personality, and Behavior. Milton-Keynes: Open University Press & Chicago, II: Dorsey Press
Ajzen, Icek. (2006). Constructing a Theory of Planned Behavior Questionnare: Conceptual and Methodological Consideration.
Alamsyah, Sitepoe (2009). Rokok dan Perokok. Jakarta : Arcan
Azwar, S. (1998). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Fishbein, M & Ajzen. I. 1975. Belief, Attitude, Intention and Behavior, an Intro in Theory and Research. Reading, Massacusetts: Addison-Wesley Publishing Company..
Hurlock, E.B. (1973). Adolescent Development. Mc Graw-Hill. New York.
Hurlock, E.B. (1980). Psikologi Perkembangan edisi kelima. Erlangga. Jakarta.
Noor, H. (2009). Psikometri. Aplikasi Dalam Penyusunan Instrumen Pengukuran Perilaku. Bandung: Fakultas Psikologi Unisba
Oskamp, S. (1984). Applied Social Psychology. New Jersey: Prentice Hall
Papalia, D. E. Et al. (2009). Human Development Perkembangan Manusia. Jakarta: Salemba Humanika
Rahayu, Makmuroh Sri. (2008). Diktat Kuliah Metodologi Penelitian I. Bandung Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung.
Sari, O. Dkk. (2003). Empati dan Perilaku Merokok di Tempat Umum. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia
Smet, B. (1994). Psikologi Kesehatan. Semarang: PT. Gramedia
DOI: http://dx.doi.org/10.29313/.v0i0.1573
  Â