MINDING IN THE ENHANCEMENT OF CLOSENESS PADA PASANGAN SUAMI ISTRI YANG MENGALAMI EXTRAMARITAL DI KOTA BANDUNG
Abstract
Pada pasangan yang mengalami perilaku extramarital, maka dapat membawa dampak negatif, salah satunya adalah hilangnya rasa kepercayaan pada korban dan hancurnya kehidupan pernikahan. Namun hal tersebut dapat terselesaikan dengan baik ketika pasangan suami istri mampu melakukan usaha-usaha dekat dalam menghadapi permasalahan yang terjadi. Usaha -usaha dekat tersebut disebut dengan minding in the enhancement of closeness. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi deskritif, dengan jumlah sampel sebanyak 6 pasangan suami istri. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan alat ukur minding in the enhancement of closeness terdiri atas 18 item. Data yang diperoleh berupa data ordinal. Hasil penelitian ini sebanyak 66.67% pasangan suami istri memiliki kategori minding in the enhancement of closeness yang tinggi. Komponen tertinggi adalah komponen attributions (100%). Pasangan suami istri melakukan minding dengan melakukan usaha dekat sehingga kehidupan pernikahan mereka menjadi lebih baik dan konflik yang mereka hadapi dapat terselesaikan.
Keywords
References
Atwater, E. D. (1999). Psychology for Living: Adjustment, Growth, and BehaviorToday (6th ed). New jersey: Prentice-Hall.
Blow, A. J, (2008). Key considerations for clinician working with couples andinfidelity. Family Therapy Magazine, March/April, 12-14.
Glass, S. P. & Staeheli, J. C. (2003). Not “just friendsâ€. Rebuilding trust and recovering your sanity after infidelity. New York: Free Press.
Gunarsa, Y. S. D. 1999, Psikologi Untuk Keluarga. Jakarta : PT. BPK Gunung Mulia.
Hurlock, E. B. (1997). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Cetakan Kelima. Alih Bahasa: Isti widayanti dan Soedjarwo. Jakarta : Erlangga.
Knox, D. 1988. Choises in Relationship : An Introduction to Marriage and The Family. New York : West Publishing Company.
Lusterman, D. D. 2005. Handbook of Couples Therapy. New Jersey: John Willeyand Son, Inc.
Moore, J. H. (2002). Selingkuh dan fakta-fakta tersembunyi di dalamnya. (S. Yudha, Trans.). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Olson, M. M., Russell, C. S., Kessler, M. H., & Miller, R. B. 2002. Emotional Processes Following Disclosure of An Extramarital Affair. Journal of Marital and Family Therapy. October, 28 (4): 423-434.
Omarzu, J. H. (1999). Minding in The Enhancement of Closeness, New York: Cambridge University Press.
Papalia W, D. O. (2003). Human Development (9th. Ed). New York: McGraw-Hill.
Santrock, J. W. 2002. Life-span Development: Perkembangan Masa Hidup. Edisi5. Jilid II. Jakarta: Erlangga.
Sarafino, E. (2006). Health psychology. Biopsychosocial interaction. (5th ed).New Jersey: John Willey & Sons Inc.
Satiadarma, M. P. 2001. Menyikapi Perselingkuhan. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.
Snyder, D. K., Baucom, & D. H., & Gordon, K. C. (2008). An integrative approach to treating infidelity. The Family Journal: Counseling and Therapy for Couples and Families. Vol. 16, No. 4, 300-307.
Spring, J. A., & Spring, M. (2000). After the affair: Menyembuhkan luka batindan membangun kembali kepercayaan ketika seorang pasangan berselingkuh. Jakarta: Gramedia.
Subotnik, R. B., & Harris, G. G. (2005). Surviving infidelity: Making decisions, recovering from the pain. Avon: Adams Media.
Then, D. 2008. Kisah-kisah Perempuan yang Bertahan dalam Pernikahan. Jakarta: Gunung Mulia.
Weiner-Davis, M. (1992). Divorce busting: A step-by-step approach to making your marriage loving again. New York: A Fireside Book.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Metode Peneltian. Jakarta : Rineka Cipta.
Kaplan, Robert M. & Dennis P. Saccuzzo. 2005. Phsycological Testing principles, Application, and Issues. California: Brooks/Cole Publishing Company, Pacific Grove.
Noor, Hasanuddin. 2012. Psikometri: Aplikasi dalam Penyusunan Instrumen Pengukuran Perilaku. Bandung : Fak.Psikologi-UNISBA.
DOI: http://dx.doi.org/10.29313/.v0i0.1395
  Â