Studi Deskriptif Kebermaknaan Hidup pada Penyandang Tunadaksa Karena Kecelakaan
Abstract
Abstract. People with physical disabilities (Quadriplegic) have disorders or deficiencies in the form of muscles, bones and joints that can not perform its functions normally. It occur because of congenital or by accident. Quadriplegic by accident has experienced a tragic incident, create a normal individual to become an individual as a disabled person, resulting in many obstacles who experience barriers in achieving goals or goals in his life. In Cimahi rehablitation hall most of the behavior of the quadriplegic indicates they have goals to be achieved in despite of having shortcomings in the body. The Center is an implementation unit to optimize the physical, mental, and social function of persons with disabilities in order to perform their functions properly. According to Victor Frankl’s the meaningfull of life is the appreciation of the individual towards his existence, contains things that are considered important, felt valuable, and can give special meaning that became the purpose of life, so as to make the individual become meaningful and valuable. This study uses descriptive study method with the subject amounted to 20 persons with quadriplegic. The measuring tool used is a derivative questionnaire from the aspects of meaningful life Viktor Frankl with a reliability level of 0.948 means reliability is very high. The results showed from 20 subjects as many as 18 subjects have a meaningful life and 2 other subjects have not found meaning in his life.
Keywords: People With Physical Disabilities (Quadriplegic) By Accident, Cimahi Disability Institution, meaningful life
Abstrak. Penyandang Tunadaksa memiliki gangguan atau kekurangan pada bentuk otot, tulang maupun sendi sehingga tidak bisa menjalankan fungsinya secara normal. Dapat terjadi karena bawaan dari lahir atau kecelakaan. Tunadaksa yang disebabkan karena kecelakaan pernah mengalami suatu kejadian tragis, menyebabkan individu normal menjadi individu sebagai penyandang cacat, sehingga banyak tunadaksa yang mengalami hambatan dalam mencapai cita-cita atau tujuan dalam hidupnya. Di balai rehablitiasi Cimahi sebagian besar perilaku penyandang tunadaksa mengindikasikan mereka memiliki tujuan yang ingin dicapai walau memiliki kekurangan dalam tubuhnya. Balai tersebut adalah unit pelaksanaan untuk mengoptimalkan fungsi fisik, mental, sosial penyandang cacat agar dapat melaksanakan fungsinya secara wajar. Menurut Victor Frankl Kebermaknaan hidup adalah penghayatan individu terhadap keberadaan dirinya, memuat hal-hal yang dianggap penting, dirasakan berharga, dan dapat memberikan arti khusus yang menjadi tujuan hidup sehingga membuat individu menjadi berarti dan berharga. Penelitian ini menggunakan metode studi deskriptif dengan subjek berjumlah 20 penyandang tunadaksa. Alat ukur yang digunakan adalah kuosioner turunan dari aspek-aspek kebermaknaan hidup Viktor Frankl dengan tingkat reliabilitas sebesar 0,948 berarti reliabilitas sangat tinggi. Hasil penelitian menunjukan dari 20 subjek penelitan sebanyak 18 subjek memiliki hidup yang bermakna dan 2 subjek lainnya belum menemukan makna dalam hidupnya.
Kata kunci: Penyandang Tunadaksa Karena Kecelakaan, Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas, Kebermaknaan HidupKeywords
Full Text:
PDFReferences
Alwisol. 2008. Psikologi Kepribadian. Malang : UMM Pers.
Arikunto, S. 2006. Metode penelitian kualitatif. Jakarta : Bumi Aksara
Baidi Bukhori, 2012. “Hubungan Kebermaknaan Hidup Dan Dukungan Sosial Keluarga Dengan Kesehatan Mental Narapidana (studi kasus nara pidana kota semarangâ€. Semarang :Universitas Islam Negeri Walisongo.
Badan Pusat Statistik Jawa Barat 2018. Banyaknya Penyandang Cacat Jawa Barat 2015. Diakses pada 28 februari 2018 dari https://jabar.bps.go.id/ .
Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Cimahi 2012. Diakses pada 20 Januari 2018 dari https://brspd-cibabat-Cimahi./2012/06/kontak-brspc.html.
Bastaman, H.D. 2007. LOGOTERAPI Psikologi untuk menemukan makna hidup dan meraih hidup bermakna.
Darmawan, D. (2013). Metode penelitian kuantitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Dyota Puspasari & Ilham Nur Alfian. 2012. “Makna Hidup penyandang cacat fisik postnatal karena kecelakaanâ€. Surabaya : Fakultas Psikologi Universitas Airlangga.
Hurlock, Elizabeth B. 2011. Psikologi Perkembangan ( Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan) edisi kelima. Jakarta : Erlangga.
Nasirin. 2010. Kebermaknaan hidup difabel (studi kasus terhadap difabel amputasi kaki). Yogyakarta : universitas islam negeri sunan kalijaga
Pranowo & Sugiyatma. 2004. Pemberdayaan Ekonomi bagi Penyandang Cacat di Daerah Istimewa Yogyakarta. Media Informasi Penelitian Kesejahteraan Sosial No. 178. Hal 69-82.
Perwitasari, farah & sofia retnosari. 2012. Pengaruh konseling kebermaknaan hidup terhadap kesejahteraan psikologis difabel. Jawa timur : Universitas Muhammadiyah Gresik.
Rohmah, nur. 2011. Studi deskriptif tentang tingkat kebermaknaan hidup lansia yang tinggal di unit rehabilitasi sosial wardoyo ungarang. Semarang : universitas negeri semarang.
Somantri, Sutjihati. 2007. Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung : Refika Aditama.
Suryabrata, sumadi. 2013. Psikologi kepribadian. Yogyakarta : Rajagrafindo Persada Rajawali Pers.
Sri Rahayu, Makmuroh. 2013. Diktat Kuliah Metodologi Penelitian I. Bandung : Universitas Islam Bandung.
Sri Rahayu, Makmuroh. 2013. Diktat Kuliah Metodologi Penelitian I. Bandung : Universitas Islam Bandung
Sudjana. 2005. Metode Statistika Edisi ke-6. Bandung : PT Tarsito Bandung
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung. Alfabeta.
Virlia, Stefani & Wijaya, Andri. 2015. Penerimaan Diri Pada Penyandang Tunadaksa (Seminar Psikologi dan Kemanusiaan). Jakarta : Universitas Bunda Mulia Jakarta.
Winanda, Cahyadi. 2016. Resiliensi Pada Penderita Tunadaksa Akibat Kecelakaan. Surakarta : Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
DOI: http://dx.doi.org/10.29313/.v0i0.11496
  Â