Analisa Klinker berdasarkan Lime Saturation Factor (LSF), Silica Modulus (SM) dan Alumina Modulus (AM) untuk Menjaga Kualitas Produk di PT Cemindo Gemilang Desa Darmasari Kecamatan Bayah Kabupaten Lebak Provinsi Banten

Intan Andhini Puspita Sari, Pramusanto Pramusanto, Sriwidayati Sriwidayati

Abstract


Abstract. Minerals are widely used as industrial materials. One of the industries that use mining as raw material is cement industry. Raw materials used in this industry include limestone, clay, quartz sand and iron sand. The main products produced by PT Cemindo Gemilang are Ordinary Portland Cement (OPC), Portland Composite Cement (PCC) and clinker. To maintain product quality, strict controlling of all raw materials used in cement production process. Controlling the quality of raw materials is done periodically from raw materials, materials in the process to the finished material in the form of clinker. From the initial process to becoming clinker there are 4 locations of sampling that is belt conveyor premix, raw mill, kiln feed and kiln which then done analysis based on three test criteria that is LSF, SM and AM. The value of Al2O3 oxide on raw materials analyzed with PGNAA dated July 14, 2017 was 0.5. Given the unavailability of Al2O3 corrective material, it will result in the addition of other corrective materials such as CaO, SiO2 and Fe2O3 to be increased in percentage so that LSF, SM and AM values will be achieved. Factors that cause LSF values to deviate due to the level of kiln feed burning, free lime levels, temperature burning zone and potency levels of C3S. Factors causing the SM value to be deviated are due to burning rate and clinker properties, fuel requirements, free lime rate, coating properties, thermal shock and cement compressive strength levels. Factors that affect the value of AM experiencing irregularities are the level of liquid phase, setting time, heat hydration, cement resistance to sulfate and the initial compressive strength of cement. Prevention repair and evaluation efforts to obtain LSF, SM and AM values for the company's targets are carried out in stages in accordance with clinker process and location. At those located in the kiln feeds, remedial work is done by homogenizing the homogeneous silos and the addition of kiln dust. While in the process located in kiln, improvement effort is done by adding fly ash and temperature adjustment when burning clinker.

Keywords: Industrial, Raw Material, Cement, Quality Control, XRF, LSF, SM, AM

Abstrak. Bahan tambang banyak digunakan sebagai bahan galian industri. Salah satu industri yang menggunakan bahan tambang sebagai bahan baku yaitu industri semen. Bahan baku yang digunakan pada industri ini diantaranya batugamping, tanah liat, pasir kuarsa dan pasir besi. Produk utama yang dihasilkan oleh PT Cemindo Gemilang adalah Ordinary Portland Cement (OPC), Portland Composite Cement (PCC) dan terak semen (klinker). Untuk menjaga kualitas produk maka dilakukan pengontrolan secara ketat terhadap seluruh bahan baku yang digunakan dalam proses produksi semen. Pengontrolan kualitas bahan baku dilakukan secara periodik mulai dari bahan baku, bahan dalam proses hingga bahan jadi berupa klinker. Dari proses awal hingga menjadi klinker terdapat 4 lokasi pengambilan percontoh yaitu belt conveyor premix, raw mill, kiln feed dan kiln yang selanjutnya dilakukan analisis berdasarkan tiga kriteria pengujian yaitu LSF, SM dan AM.  Nilai oksida Al2O3 pada bahan baku yang dianalisis dengan PGNAA tanggal 14 Juli 2017 sebesar 0,5. Mengingat tidak tersedianya bahan korektif Al2O3, akan berakibat pada penambahan bahan korektif lainnya seperti CaO, SiO2 dan Fe2O3 harus diperbanyak persentasenya sehingga nilai LSF, SM dan AM akan tercapai. Faktor yang menyebabkan nilai LSF mengalami penyimpangan disebabkan oleh tingkat pembakaran kiln feed, kadar free lime, temperature burning zone dan potensi kadar C3S. Faktor yang menyebabkan nilai SM mengalami penyimpangan disebabkan oleh tingkat pembakaran dan sifat klinker, kebutuhan bahan bakar, tingkat free lime, sifat coating, thermal shock dan tingkat kuat tekan semen. Faktor yang mempengaruhi nilai AM mengalami penyimpangan yaitu oleh tingkat liquid phase, setting time, panas hidrasi, ketahanan semen terhadap sulfat dan kuat tekan awal semen. Upaya pencegahan dan perbaikan serta evaluasi untuk mendapatkan nilai LSF, SM dan AM agar dengan target perusahaan dilakukan secara bertahap sesuai dengan proses dan lokasi pembuatan klinker. Pada yang berlokasi di kiln feed, upaya perbaikan dilakukan dengan melakukan homogenisasi pada homogenizing silo dan penambahan kiln dust. Sedangkan pada proses yang berlokasi di kiln, upaya perbaikan dilakukan dengan melakukan penambahan fly ash dan penyesuaian suhu saat pembakaran klinker. 

Kata Kunci: Industri, Bahan Baku, Semen, Kontrol Kualitas, XRF, LSF, SM, AM


Keywords


Industri, Bahan Baku, Semen, Kontrol Kualitas, XRF, LSF, SM, AM

Full Text:

PDF

References


Anonim. 2013. “Industri Pembuatan Semenâ€. Teknik Kimia. Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya

Anonim. 2014. “Bahan Semen dan Persyaratannyaâ€. Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

H.N.Baner. 1982. “Technology Of Portland Cement Blended Cementâ€. Bombay: India.

Lefond. J. Stanley. 1983. “Industrial Minerals and Rocks (Nonmetallics other than Fuels)â€. Society of Mining Engineers. New York.

Pramanda, Ryan. 2011. “Teknologi Semenâ€. Fakultas Teknik. Universitas Samudera Langsa.

Pramusanto, 2016, “Bahan Ajar Buku Pengetahuan Tentang Bahanâ€, Universitas Islam Bandung

Ratnasari, Dewi. 2016. “Teknologi Semenâ€. Jurusan Teknik Kimia. Fakultas Teknik. Universitas Malikussaleh Lhokseumawe.

Santoso, Arya, Ichsan, et.al. 2012. “Industri Semenâ€. Program Studi Teknik Industri. Fakultas Teknik. Universitas Brawijaya.

Suhala, Supriatna, et.al. 1997. “Bahan Galian Industriâ€. Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral. Bandung.

SNI 15-6514-2001. “Terak Semen Portlandâ€.

SNI 7064:2014. “Semen Portland Kompositâ€.




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/pertambangan.v0i0.9377

Flag Counter    Â