Sistem Penyaliran Tambang dalam Mencegah dan Menanggulangi Air Limpasan Alami dan Air Limpasan Terganggu di Void T2 Blok B – West Sambarata Mine Operation (SMO) PT Berau Coal, Desa Tasuk, Kecamatan Gunung Tabur Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur

Afia Risca Warna Putri, Yunus Ashari, Yuliadi Yuliadi

Abstract


PT Berau Coal merupakan tambang batubara terbuka. Daerah Void T2 Blok B-West memiliki karakteristik material yang khas, yaitu adanya jenis material overburden yang bersifat expansive diakibatkan adanya kandungan mineral monmorillonite (Al2Si4O10(OH)2) yang memberikan kontribusi Total Suspended Solid (TSS) tinggi hingga mencapai 20.000 mg/L dan waktu endap 250 hari. Keadaan tersebut tidak sesuai dengan Perda Provinsi Kalimantan Timur Nomor 2 Tahun 2011. Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat dikaji mengenai sistem penyaliran tambang di Void T2 dalam mencegah dan menanggulangi air limpasan alami dan terganggu. Metode penelitian yang digunakan adalah pengumpulan data primer berupa data dimensi saluran dan WMP aktual, data curah hujan tahun 2007-2015 dan data kecepatan angin, kelembaban udara dan suhu udara. Untuk data sekunder berupa peta tata guna lahan, peta topografi dan morfologi, peta geologi dan kondisi tanah atau batuan dan spesifikasi pompa. Daerah yang termasuk ke dalam daerah dengan aliran air limpasan alami adalah hutan, revegetasi dan out pit disposal (OPD), untuk daerah yang termasuk aliran air terganggu adalah in pit disposal (IPD) dan Void T2. Debit air limpasan yang masuk ke lokasi penelitian pada periode ulang hujan 2 tahun sebesar 9,945 m3/detik, 5 tahun sebesar 11,935 m3/detik dan 10 tahun sebesar 13,872 m3/detik. Saluran dibagi menjadi 4 segmen dengan tinggi 1,224 m-1,867 m, lebar permukaan 1,438 m-5,714 m, lebar dasar 0,984 m-1,905 m dan kemiringan dinding material tanah yang dipadatkan sebesar 71,5650, sedangkan material geomembrane kemiringannya sebesar  26,5650. Panjang dimensi WMP 80 m, lebar 44 m dan tinggi 3 m dengan waktu penuh 59 hari. Sedimentasi material di Void T2 memerlukan waktu 50 tahun, 1 bulan, 15 hari pada posisi pompa aktual, apabila diganti dengan letak efisien yaitu pompa 1 terhadap sisi A 494,245 m, sisi B 394,294 m, sisi C 236,59 m, sisi D 6,585 m dan untuk pompa 2 terhadap sisi A 494,245 m, sisi B 9,323 m, sisi C 236,59 m dan sisi D 391,556 m waktu sedimentasi menjadi 43 tahun, 2 bulan, 27 hari. Pompa yang digunakan untuk menstabilkan muka air Void T2 adalah 6 buah.


Keywords


air limpasan, saluran, sedimentasi, pompa

References


Chow, V.T.1964.Handbook of Applied Hydrology, McGraw-Hill Book Company, New York.

Hardiyatmo, H.C. 2006 Mekanika Tanah I, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Murtiono, Ugro Hari. 2008. Kajian Model Estimasi Volume Limpasan Permukaan, Debit Puncak Aliran dan Erosi Tanah dengan Model Soil Conservation Service (SCS), Rasional dan Modifield Universal Soil Loss Equation (MUSLE), Balai Penelitian Kehutanan, Solo.

Sayoga, Rudi. 1993. Sistem Penirisan Tambang. Institut Teknologi Bandung, Bandung.

Suripin.2004. Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan. Andi Publishing. Yogyakarta.

Viessman, Warren Jr. and Lewis, G.L. 1996.Introduction to Hydrology, 4.edit. Harper Collins College. New York.

Williams, J. R. 1975. Sediment – Yield Prediction with Universal Equation Using Runoff Energy Factor. Proceedings Of The Sediment Yield Workshop. USDA Sedimentation Laboratory, Oxford, Mississippi.




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/pertambangan.v0i0.7166

Flag Counter    Â