Identifikasi Endapan Emas Epitermal High Sulfidation Menggunakan Metode Penginderaan Jarak Jauh (Remote Sensing) di Desa Buttuada Kecamatan Bonehau Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat

Reza Mahardika Prayitno, Dudi Nasrudin, Dono Guntoro

Abstract


Abstract. Exploration is one of the stages in mining activities carried out to determine the geological condition, distribution and type of mineral deposits so as to determine areas that have the potential for the presence of minerals. This exploration activity is divided into two, namely direct exploration and indirect exploration. The limitation in direct exploration activities is that it requires a relatively long time due to the wide coverage area, so in order to narrow the research area, exploration activities need to be supported by indirect exploration activities, one of which can use the Remote Sensing method. Exploration activities using this remote sensing method are to facilitate activities, one of which is in narrowing down the possible areas for valuable mineral deposits so that this method can reduce the time and cost aspects so as to make exploration activities more efficient. The purpose of this study was to identify the characteristics of rock types, structures, and alterations in determining the potential areas for gold deposit using remote sensing methods. In identifying this potential area, an analysis of Landsat 8 imagery is carried out using ENVI version 5.3 software based on hue / color and relief with a combination of several bands, so that it can find out the distribution of surface lithology and alteration of the study area, Radar Image using DEM SRTM imagery and interpretation. Straightness pattern by calculating the density of straightness patterns, Regional Geological Maps, as well as field observation data and previous exploration reports as validation of image interpretation data. Based on the results of Landsat 8 interpretation, hydrothermal alteration minerals are identified from their light orange appearance, and the highest density density which is considered as a mineralized area is in the western and eastern parts of the study area, this is evidenced by the discovery of straightness patterns and indications of alteration. This prediction is proven by observational data in the field consisting of kaolinite and pyrite minerals scattered in the research area.

Keywords : Remote Sensing, Lithology, Alteration, Lineament Patterns, Structure, Gold

Abstrak. Eksplorasi adalah salah satu tahapan dalam kegiatan pertambangan yang dilakukan untuk mengetahui kondisi geologi, penyebaran dan jenis dari endapan bahan galian sehingga dapat menentukan daerah yang berpotensi terhadap keberadaan bahan galian. Kegiatan eksplorasi ini terbagi menjadi dua yaitu eksplorasi langsung dan eksplorasi tidak langsung. Keterbatasan dalam kegiatan eksplorasi langsung adalahh memerlukan waktu yang reltif lama karena cangkupan daerah yang luas, maka guna mempersempit daerah penelitian kegiatan eksplorasi perlu ditunjang dengan kegiatan eksplorasi tidak langsung salah satunya dapat menggunakan metode Penginderaan Jarak Jauh (Remote Sensing). Kegiatan eksplorasi dengan menggunakan metode penginderaan jauh ini adalah untuk mempermudah kegiatan salah satunya dalam mempersempit daerah kemungkinan terdapatnya endapan bahan galian berharga sehingga dengan metode ini dapat menekan dalam aspek waktu dan biaya sehingga membuat kegiatan eksplorasi menjadi lebih efisien. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi karakteristik jenis batuan, struktur, dan alterasi dalam penentuan wilayah yang berpotensi keterdapatan cebakan emas menggunakan metode penginderaan jauh. Dalam mengidentifikasi daerah berpotensi ini dilakukan analisis terhadap Citra Landsat 8 yang diinterpretasi menggunakan software ENVI Versi 5.3 berdasarkan rona/warna dan relief dengan kombinasi dari beberapa band, sehingga dapat mengetahui sebaran litologi permukaan dan alterasi daerah penelitian, Citra Radar menggunakan citra DEM SRTM dan dilakukan interpretasi pola kelurusan dengan perhitungan kerapatan pola kelurusan, Peta Geologi Regional, serta data pengamatan lapangan dan laporan eksplorasi terdahulu sebagai validasi data interpretasi citra.Berdasarkan hasil dari interpretasi landsat 8, mineral alterasi hidrotermal dikenali dari kenampakan warna oranye muda, dan densitas kerapatan tertinggi yang dianggap sebagai daerah mineralisasi berada pada bagian barat dan timur daerah penelitian, hal tersebut dibuktikan dengan ditemukannya pola kelurusan dan indikasi alterasi. Pendugaan tersebut dibuktikan dengan data hasil pengamatan di lapangan yang terdiri dari mineral kaolinit, dan pirit yang tersebar di daerah penelitian.

Kata Kunci : Penginderaan Jauh, Litologi, Alterasi, Pola Kelurusan,  Struktur,  Emas


Keywords


Penginderaan Jauh, Litologi, Alterasi, Pola Kelurusan, Struktur, Emas

Full Text:

PDF

References


Aluwong K.C, Bala D.A, Kamtu P.M, dan Nimchak R.N, 2017, “The Use of Remote Sensing anda GIS in Mineral Prospecting of Toro and Envirous (Bauchi State)â€, Universitas Jos, Toro.

Anonim. 2018. “Digital Elevation Model SRTM Indonesiaâ€. Badan Informasi Geospasial : Indonesia.

Evans, M. Anthony. 1993. Ore Geology and Industrial Minerals An Introduction : Third Edition. Blackwell Publishing Company. USA.

Koesoemadinata, R.P, Dr. 1982. “Geologi Eksplorasiâ€. Direktorat Jendral Pertambangan Umum Pusat Pengembangan Teknologi Mineral : Bandung, Indonesia.

Iskandar Zulkarnain, Sri Indarto, Sudarsono, Iwan Setiawan, dan Kuswandi, 2004, “Genesa dan Potensi Mineralisasi Emas di Sepanjang Sayap Barat Pegunungan Bukit Barisan ; Kasus Daerah Kota Agung dan Sekitarnya, Lampung Selatanâ€, Lampung.

Aldi Gustian Muhari, Dudi Nasrudin Usman, Yunus Ashari. 2018. Aplikasi Penginderaan Jauh (Remote Sensing) Menggunakan Landsat 8 Untuk Identifikasi Formasi Pembawa Batubara di Desa Salikung Kecamatan Muara Uya Kabupaten Tabalong Provinsi Kalimantan Selatan. Prosiding Spesia Teknik Pertambangan. Volume. 4 No. 2 Tahun 2018. ISSN: 2460-6499. P445-452.

N. Ratman, dkk. 1993. Peta Geologi Lembar Mamuju Skala 1:250.000. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi (P3G)-Bandung, Departemen Pertambangan dan Energi Republik Indonesia.

Nainggolan Wisman. 2018, Kabupaten Mamuju Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamuju.

Nurdin Syaeful Bahri, Nana Sulaksana, Dudi Nasrudin Usman. 2017. Aplikasi Metode Penginderaan Jauh (Remote Sensing) untuk Eksplorasi Endapan Emas di Wilayah Kecamatan Cimanggu

Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten. Prosiding Spesia Teknik Pertambangan. Volume. 3 No. 2 Tahun 2017, ISSN: 2460-6499, p475-481.

Putra, Ilham Dharmawan, Dkk. 2017. “Aplikasi Landsat 8 Oli/Tirs Dalam Mengidentifikasi Alterasi Hidrotermal Skala Regional Studi Kasus Daerah Rejang Lebong, Dan Sekitarnya Provinsi Bengkuluâ€. Seminar Nasional Kebumian Ke-10. Departemen Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada : Yogyakarta.Sankaran Rajendran Dr & Sobhi Nasir Dr, 2013, “Mapping of Manganese Potential Areas Using ASTER Satellite Data in Parts of Sultanate of Omanâ€, Universitas Sultan Qaboos, Oman.

Sabins, F.F, 1999, Remote Sensing for Mineral Exploration, Remote Sensing Enterprises, 1724 Celeste Lane, Fullerton, CA 92833, USA.

Salma, dkk, 2019, “Geologi, Alterasi dan Mineralisasi Endapan Epitermal Sulfida Tinggi di Daerah Wonotirto dan Sekitarnya, Kabupaten Blitar, Provinsi Jawa Timur, Indonesiaâ€, Yogyakarta: Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada.

Soetoto S.U., 2015, “Penginderaan Jauh untuk Geologi†,Penerbit Ombak, Yogyakarta.

Sumardi, Eddy, 2009, “Tinjauan Emas Epitermal pada Lingkungan Volkanikâ€, Vol. 4, No. 2, Kelompok Program Penelitian Bawah Permukaan Pusat Sumber Daya Geologi.

Sutanto, 1992, “Metode Penelitian Penginderaan Jauhâ€, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Rustiardi Prawiardi, Immanuel Ginting, 2008, “Karakterisasi Batuan Pembawa Emas Batang Toru Tapanuli Selatanâ€, LIPI Serpong.

Rosana, dkk, 2011, “Mineralisasi Emas Epitemal di Daerah Sako Merah dan Manau, Jambiâ€, Vol. 13, No.2, Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran.




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/pertambangan.v7i1.25764

Flag Counter    Â