Nilai-Nilai Pendidikan dari QS. Nuh Ayat 10-12 tentang Hikmah Istighfar dalam Memperoleh Pintu Rezeki

Gian Kharisma, Saepudin Saepudin, Eko Surbiantoro

Abstract


Al-Qur'an adalah sumber utama ajaran Islam dan merupakan pedoman hidup bagi setiap muslim. Banyak ayat yang mengandung nilai-nilai pendidikan, salah satunya adalah Al-Qur’an surat Nuh ayat 10-12 yang isinya menggambarkan kisah Nabi Nuh a.s yang diperintahkan oleh Allah SWT untuk menyeru kaumnya agar ber-Istighfar dari perbuatan syirik. Sehingga nilai-nilai yang dapat diambil agar tidak terulang kembali oleh manusia yang akan datang. Tujuan skripsi ini adalah untuk memperoleh gambaran penelitian secara jelas. Yaitu, 1) Untuk mengetahui penafsiran Qs. Nuh ayat 10-12 menurut para Mufassir.2) Untuk mengetahui esensi yang terkandung dalam Qs. Nuh ayat 10-12.3) Untuk mengetahui pendapat para ulama mengenai hakikat istighfar.4) Untuk mengetahui Nilai-Nilai Pendidikan berdasarkan Qs. Nuh ayat 10-12. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set-kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.Tujuan dari penelitian desriptif ini adalah untuk membuat deksripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Pendapat para Mufassir dalam QS. Nuh ayat 10-12 ini, yaitu menjelaskan tentang (1) Nabi Nuh a.s menyeru kaumnya agar ber-Istighfar. (2) Nabi Nuh mengabarkan apabila kaumnya ber-Istighfar, Allah SWT akan mengampuni dosanya. Serta (3) Nabi Nuh a.s telah menjamin apabila kaumnya ber-Istighfar, maka akan memperoleh pintu rezeki. Diantaranya: Allah SWT akan menurunkan hujan yang lebat, akan menganugerahkan harta kekayaan yang banyak, serta  menganugerahkan anak sebagai penerusnya dimasa depan, akan menyuburkan tanah-tanah sehingga apabila berkebun akan bermanfaat bagi kehidupan manusia, dan akan mengairi sungai-sungai agar mudah untuk berkebun. Adapun esensi dalam Al-Qur’an Surat Nuh ayat 10-12, yaitu: 1) Nabi Nuh a.s telah menyeru kaumnya untuk segera ber-Istighfar. 2) Nabi Nuh a.s telah menginformasikan, apabila kaumnya ber-Istighfar, maka Allah SWT akan mengampuni dosanya. 3) Nabi Nuh a.s telah menjamin, bahwa dengan ber-Istighfar akan  memperoleh rezeki yang tak disangka-sangka.                Pendapat para ahli pendidikan. Yaitu, (1) Manusia harus selalu melatih diri dengan ber-Taubat, karena dengan ber-Taubat sebelum datangnya kematian akan mengampuni dosa. (2) Sebagai manusia hendaknya mengakui kesalahan yang telah diperbuatnya, serta selalu ber-Istighfar. Karena dengan ber-Istighfar, akan menghentikan siksa baik di dunia maupun di akhirat. (3) Apabila manusia ingin memperbanyak rezeki, maka seharusnya diperbanyak dan dibiasakan, serta memanifestasikan Istighfar. Karena dengan ber-Istighfar hanya dengan satu atau dua kali, tidak akan membuahkan hasil. (4) Memperoleh ampunan dapat dilakukan dengan, a) Selalu mengingat bahwa Allah SWT-lah yang dapat mengampuni setiap dosa dan kesalahan manusia. b) selalu ber¬-Istighfar disetiap melakukan kesalahan.Kata Kunci: Luqman 18-19, Pendidikan, Kesombongan

 

Al-Qur’an are the first source of Islamic education and also life compass of Moeslem around the word. May of the contain the values of education which is QS. Nuh verses 10-12 describing propet Nuh A.S call on his people to conduct istigfar from their syirik, so that values can be taken in order not to repeat by humans in the future. The purpose of this study was to obtain a clear picture of research. Namely, 1) To know the interpretation of QS. Nuh verses 10-12, according to the Muffasir. 2) To know the essence contained in QS. Nuh verses 10-12. 3) To know the opinion of the scholars about the nature of forgiveness. 4) To know the value of education based QS. Nuh verses 10-12. The method used in this research is descriptive method. Descriptive method is a method in researching the status of a group of people, an object, a set of conditions, a system of thought, or a class of events in the present. The purpose of this descriptive research is to create a descriptif, picture or figure out in a systematic, factual and accurate information on the facts, nature and the relationship between the phenomenon investigated. The opinion of Mufassir in QS. Nuh verses 10-12, explaining (1) Nuh a.s called on his people to conduct Istighfar. (2) Nuh apprise when the  his race to istighfar, Allah will forgive his sins. And then (3) Nuh a.s has guaranteed, if his people do istighfar. One of them: Allah will drop heavy rain, will bestow great wealth, and confers son as his successor in the future, it will fertilize the land so that when gardening would be beneficial for human life, and will irrigating the rivers so easy for gardening. The essence of the Qur'an Surah Nuh verses 10-12, namely: 1) Nabi Nuh a.s has called his people to do Istighfar. 2) Nabi Nuh a.s has informed, if his people do Istighfar, then Allah SWT will forgive his sins. 3) Nabi Nuh a.s. has guaranteed that by doing Istighfar will obtain sustenance unexpected. Opinions by education experts. Namely, (1) Human must always train themself to do Repentance, because by doing Repentance before the arrival of death for the forgiveness of sins. (2) As Human should admit the mistake their has done, and always do Istighfar. Because by doing Istighfar, will stop the torment in this world and in the afterlife. (3) If you want to reproduce a human sustenance, then it should be reproduced and accustomed, and manifests Istighfar. Because by doing Istighfar with only one or two times, it will not produce results. (4) Obtaining a forgiveness can be done by, a) Always remember that Allah the one who can forgive every sin and human mistakes. b) always do Istighfar in every wrongdoing.


Keywords


Istighfar Lessons, Obtain Mercy, Getting Ssustenance

References


Karim, Muasthafa. Rahasia Keberkahan Istighfar. Solo, Wacana Ilmiah Press (WIP), 2011 : 5

Mukhlis, dan Enjang. Mempercepat Datangnya Rezeki dengan Ibadah Ringan. Bandung, RuangKata Imprint Kawan, 2012 : 25

Al-Qasimi, Muhammad Jalaluddin .Tafsir al-Qasimi, Beirut, Dar al-Fikr, 1978 : 345




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/.v0i0.6101