Meningkatkan Ketakwaan melalui Proses Ingtrospeksi Diri (Analisis Pendidikan terhadap QS Al-Hasy Ayat 18)

Putri Wulan Afandi, Ikin Asikin, Layen Junaedi

Abstract


Al-Qur’an surat Al-Hasyr ayat 18 berisi penjelasan tentang perintah takwa yang ditujukan kepada orang-orang yang beriman serta perintah untuk mengintrospeksi diri dengan memperhatikan amalan-amalan yang telah dikerjakan untuk kebaikan dimasa yang akan dating. Perintah takwa disebutkan sebanyak dua kali didalam ayat ini untuk penegasan bahwa seharusnya seorang muslim untuk bertakwa dengan sebenar-benarnya takwa dengan berlanskan Amal Ma’ruf Nahi Munkar karena Allah selalu mengawasi segala perbuatan manusia didunia. Maka dari itu, seorang muslim hendaknya selalu menjalan ibadah kepada Allah dengan ihsan.Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui: (1) Apa pendapat para mufasir tentang kandungan QS Al-Hasyt ayat 18? (2)Apa esensi yang terkandung dalam QS Al-Hasyr Ayat 18? (3)Bagaimana pendapat para ahli tentang peningkatan ketakwaan? (4) Bagaimana upaya peningkatan ketakwaan melalui proses introspeksi diri untuk meraih masa depan yang baik?Penelitian ini menggunakan metode deskriftif analisis dengan mengumpulkan data studi literatur. Kegiatan penelitian ini dilakukan dengan cara mengkaji secara mendalam berbagai tafsir dan buku yang berhubungan dengan pokok masalah penelitian Esensi dari QS Al-Hasyr Ayat 18 adalah: (1) Seorang muslim senantiasa bertakwa kepada Allah SWT dengan berlandaskan Amal ma’ruf nahi munkar. (2)Sebagai hamba Allah hendaknya senantiasa melakukan introspeksi diri untuk memperbaiki kesalahan yang telah dilakukan. (3)Allah Maha mengetahui segala sesuatu yang tidak diketahui oleh manusia. Maka seorang muslim senantiasa beribadah dengan ihsan.Upaya meningkatkan ketakwaan melalui proses introspeksi diri untuk meraih masa depan didunia yang baik adalah: : (1) Mendekatkan diri kepada Allah . (2) dengan memahami kekurangan dan kelebihan diri. (3) Berusaha untuk memperbaiki kesalahan dan mengembangkan diri. (4) Menjaga hubungan antar manusia dan lingkungan alam. Sedangkan meningkatkan ketakwaan melalui proses introspeksi diri untuk masa depan akhirat dilakukan dengan upaya diantaranya: (1) dengan memperkuat keimanan yang kuat dan bekal amal shaleh sebanyak-banyaknya. (2) Menimbang-nimbang antara ketataan dan kesalahan yang telah dilakukan. (3) Memperbaiki dan mengembangkan diri menjadi lebih baik. Dan (4) Memperbaiki hubungan antar sesame manusia dan lingkungan alam.

 

Al-Quran surah Al-Hashr verse 18 contains an explanation of piety commands addressed to those who believe and command of introspection with regard deeds that have been done for the good, in the future. Command piety is mentioned twice in this verse to the assertion that a Muslim ought to be cautious with true piety with berlanskan Amal Ma'ruf Nahi Munkar because God is always watching all human actions in the world. Therefore, a Muslim should always running the worship of God with ihsan.
The purpose of this study is to determine: (1) What are the opinions of the commentators on the content of Sura Al-Hasyt verse 18? (2) What is the essence contained in Surah Al-Hashr verse 18? (3) How do the experts about the increase of piety? (4) How to efforts to increase piety through a process of introspection to achieve a better future? This research uses descriptive method of analysis by collecting data on the study of literature. The work was undertaken by reviewing in depth the various interpretations and books related to the subject matter of research The essence of Surah Al-Hashr verse 18 is: (1) A Muslim is always fear Allah SWT with Amal based on the good and prohibiting evil. (2) As a servant of God should always introspection to correct the mistakes that have been made. (3) Allah knows everything that is not known by man. So a Muslim is always worshiped with ihsan. Efforts to increase piety through a process of introspection to achieve a good future in the world are: (1) Being closer to God. (2) to understand the advantages and disadvantages of self. (3) Trying to correct errors and develop themselves. (4) Maintaining the relationship between humans and the natural environment. While increasing piety through a process of introspection for the future hereafter do with efforts include: (1) to strengthen the provision of a strong faith and righteous deeds as much as possible. (2) Weigh the Settings and mistakes that have been made. (3) Improve and develop to become better. And (4) Improving the relationship between fellow human beings and the natural environment.


Keywords


Surah Al-Hashr Verse 18, Piety.

References


Abdul Qadir al-Jailani. (2002) .ar-Risalatul as-Sufiyyah, (terjemah), Cet. 3 Yogyakarta: Pustaka Sufi.

Abdul Aziz bin Abdullah Al-Husaini. (2010) . Jangan Takut Menatap Masa Depan, Bandung: Pustaka At Tazkia.

Abdullah. (1988). Kamus Istilah Agama Islama. Jakarta: Ikhwan.

Abu A’la Al-Maududi. (1984). Dasar-dasar Islam. Bandung: Pustaka.

Abu Ahmadi Abdullah. (1991). Kamus Istilah Agama Islam, Solo: Aneka

Ahmad Chodjim. (2014). Kekuatan Takwa. Bandung: Serambi.

Ahmad Mustafa Al-Maraghi. (1986). Tafsir Al Maraghi. (Tarjamah), Semarang: PT. Toha Putra.

Al Qur’an dan terjemahnya. (2006) Bandung: PT Toha Putra.

Anwar, Rosihon. (2008). Ulum Al Qur’an, Cet. 1, Bandung: CV PustakaSetia.

Dahlan Al-Barry. (1994). Kamus Ilmiah Popoler, Surabay: Arkola.

Departemen Agama RI. (2002). Al-Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta: CV Darus Sunnah.

Faisal Amir. (2009). Menang Melawan Diri Sendiri. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Ibnu Rajab. (2002). Jami’ul Ulum Wal Hikam, (Terjemah), Jakarta: Darul Falah

Imam al-Qusairy an-Naisabury. (1991). Risalatul Qusairiyah, (Terjemah) Surabaya: Risalah Gusti.

Imam At-Tirmidzi. (2013), Kepribadian Rasulullah, Cet. 1, Jakarta: Khatulistiwa Press.

Moh.Daud Ali. (2002). Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Muhammad Ali Ashobuni, Al Fida. (1999). Tafsir Ibnu Katsir, Jilid 3, Jakarta: Gema Insani.

Muhammad al-Musawi al-Amini. (2012). Mukjizat Introspeksi diri Kunci Sukses Dunia Akhirat, Cet. 1, Solo: Azhar Risalah.

Abdul Mujib. (2006). Kepribadian dalam Psikologi Islam, Cet. 1, Jakarta: Kharisma Putra Utama Offset.

Moh.Nazir. (1988). Metode penelitian, Cet. 1, Jakarta: ghalia Indonesia.

Sayyid Qutub. (1992). Tafsir FiZhilalil Qur’an, jilid 3, (Tarjamah) Beirut: Darusy-Syuruq.

Sa’id bin Ali Wahf. (2010). Cahaya Takwa, Jakarta: Embun Litera Publishing.

Siagip. Sondang. (2004). Teory Motivasi dan Aplikasinya, Cet. 2, Jakarta: PT Rineka Cipta.

Syaikh Shalih Al-‘Ulyawi. (1428-2007). Muhasabah Introspeksi diri. Jakarta: Islamhouse.

Syauqi. Rifa’at. (2011). Kepribadian Qur’ani, Cet. 1, Jakarta: Sinar Grafika.

Tarmudzi. Tarsis. (1988). pengembangan diri, Cet. 1, Yogyakarta: Liberti Yogyakarta.

Teungku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy. (2000). Tafsir Al-Qur’anul Majid An-Nur, Cet, 2, Semarang: Petraya.

Tim Penyusun. (2002). Pedoman Penyusunan Skripsi, Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Bandung.

Yadi Purwanto. (2007). Psikologi Kepribadian: Integrasi Nafsiyah dan Aqliyah dalam Prespektif Psikologi Islam, Cet. 1, Bandung: PT Refika Aditama.




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/.v0i0.4747