Pembinaan Program Keagamaan melalui Kegiatan Halaqah Tarbiyah di Pondok Mimbar Mahasiswa Cendekia Bandung
Abstract
Abstract. Coaching is continuous efforts aimed at building a better result as an achievement. Considering that students are agents of change - agents of change where good changes are expected to be brought about to advance the wider community. Religious guidance is very important to be given to students who have the responsibility to bring better renewal because religion provides good values to spread, especially Islam which has a spirit of goodness for the entire universe. Of the many forms of coaching that exist, there is one type of coaching method known as halaqah tarbiyah, a teaching method that is often carried out in madrasas as centers of education in Islamic civilization. One of the educational centers that hold halaqah tarbiyah is the Mimbar Cendikia Student Boarding School, the Cendikia Mimbar Student Boarding School is one of the educational centers that fosters students in Bandung to be taught Islamic scholarship. The coaching highlighted in this study is coaching with the halaqah tarbiyah method, which is a coaching carried out in a group consisting of three to twelve people and led by a murabbi and emphasizes Islamic education (Tarbiyah), the materials taught are formulated by congregation (organization) by following a certain manhaj (curriculum). This research then focuses more on how teaching with the halaqah tarbiyah method is planned, implemented, and about its advantages and disadvantages when applied. Based on the research conducted by the researcher, there are 3 (three) conclusions that can be concluded: first, that the planning stage by choosing halaqah tarbiyah as the method has been determined by the management before the Cendikia Pulpit Student Boarding School was established; teaching materials and estimates are always oriented to the needs of students who are fostered by the management; and evaluation for the next planning stage is participatory – in this case involving students as learners. Second, the implementation is carried out in groups of four to twelve people and is led by a murabbi; the implementation of teaching follows etiquette in seeking knowledge; the teaching materials have the aim of producing students as Muslim intellectuals who have high analytical power, are capable, and are able to get along in the arena of international civilization. Third, this method has advantages and disadvantages such as two sides of a coin where the advantage is that the supervisor and participants have a tight intensity so that the murabbi can have a good focus in educating each participant but because the number of participants must be limited in a group in order to maintain that intensity then it takes a lot of murabbi as the number of participants increases.
Keywords: Halaqah Tarbiyah, Construction, Religiuous Program.
Abstrak. Pembinaan merupakan upaya-upaya secara kontinyu yang ditujukan untuk membangun suatu hasil yang lebih baik sebagai capaian. Mengingat mahasiswa merupakan agent of change – agen perubahan yang dimana perubahan-perubahan baik diharapkan dapat dibawa untuk memajukan masyarakat luas. Pembinaan keagamaan sangatlah penting untuk diberikan kepada mahasiswa yang memiliki tanggung jawab membawa kebaharuan yang lebih baik dikarenakan agama memberikan nilai-nilai kebaikan untuk disebarkan, terlebih agama Islam yang memiliki ruh kebaikan untuk seluruh jagad alam. Dari sekian banyak bentuk pembinaan-pembinaan yang ada, terdapat satu jenis metode pembinaan yang dikenal sebagai halaqah tarbiyah, suatu metode pengajaran yang sering dilakukan di madrasah-madrasah sebagai pusat pendidikan di peradaban Islam. Salah satu pusat pendidikan yang mengadakan halaqah tarbiyah adalah Pondok Mahasiswa Mimbar Cendikia, Pondok Mahasiswa Mimbar Cendikia merupakan salah satu pusat pendidikan yang membina mahasiswa-mahasiswa di Bandung untuk diberikan pengajaran mengenai keilmuan keislaman. Pembinaan yang disoroti dalam penelitian ini adalah pembinaan dengan metode halaqah tarbiyah, yakni sebuah pembinaan yang dilakukan dalam sebuah kelompok terdiri dari tiga hingga dua belas orang banyaknya serta dipimpin oleh seorang murabbi dan menekankan pada pendidikan Islam (Tarbiyah), materi-materi yang diajarkan dirumuskan oleh jamaah (organisasi) dengan mengikuti manhaj (kurikulum) tertentu.Penelitian ini kemudian lebih menghususkan bagaimana pengajaran dengan metode halaqah tarbiyah ini direncanakan, dilaksanakan, serta mengenai kelebihan dan kekurangannya ketika diaplikasikan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, terdapat 3 (tiga) simpulan yang dapat disimpulkan: pertama, bahwa tahap perencanaan dengan memilih halaqaht  tarbiyah sebagai metode sudah ditetapkan oleh pengurus sebelum Pondok Mahasiswa Mimbar Cendikia didirikan; materi-materi serta estimasi pengajaran selalu berorientasi pada kebutuhan mahasiswa yang dibina oleh pengurus; serta evaluasi untuk tahap perencanaan selanjutnya bersifat partisipatif – dalam hal ini melibatkan mahasiswa sebagai peserta didik. Kedua, pelaksanaan dilaksanakan dalam kelompok-kelompok yang terdiri empat hingga dua belas orang serta dipimpin oleh seorang murabbi; pelaksanaan pengajaran mengikuti adab-adab dalam mencari ilmu; mater-materi pengajaran memiliki tujuan untuk mencetak mahasiswa sebagai intelektual muslim yang memiliki daya analisa yang tinggi, cakap, serta mampu bergaul dalam kancah peradaban internasional. Ketiga, metode ini memiliki kelebihan dan kekurangan seperti dua sisi koin yang dimana kelebihannya adalah pembimbing dan peserta memiliki intensitas yang rapat sehingga murabbi dapat memiliki fokus yang baik dalam mendidik pada setiap peserta akan tetapi karena jumlah peserta mesti dibatasi dalam suatu kelompok guna menjaga intensitas tersebut maka dibutuhkan banyak seorang murabbi ketika peserta bertambah.
Kata Kunci: Halaqah Tarbiyah, Pembinaan, Program Keagamaan.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Arifin, M. 2016. Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum). III. Jakarta: Bumi Aksara.
Lubis, Satria Hadi. 2017. Menggairahkan Perjalanan Halaqah. II. Yogyakarta: Pro-U Meida.
Rusman. 2017. Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. I. Jakarta: Kencana.
Sanjaya, Wina. 2016. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. II. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.
Simanjuntak. 2012. Membina dan Mengembangkan Generasi Muda. Bandung: Tarsito.
Soetopo, Hendayat, dan Wasty Soemanto. 2019. Pembinaan dan Pengambangan Kurikulum, Sebagai Substansi Problem Administrasi Pendidikan. IV. Jakarta: Bumi Aksara.
DOI: http://dx.doi.org/10.29313/.v0i0.31034