MODEL ESTIMASI CURAH HUJAN BERDASARKAN SUHU PUNCAK AWAN MENGGUNAKAN INVERSI NONLINEAR

Ganis Rickza Octari, Didi Suhaedi, Noer Somadi

Abstract


Penelitian ini bertujuan untuk membuat model estimasi curah hujan berdasarkan data suhu puncak awan yang diperoleh dari satelit geostasioner MTSAT-IR1. Hasil plotting antara suhu puncak awan terhadap curah hujan menyerupai bentuk eksponensial sehingga dalam pembuatan model estimasi curah hujan didekati oleh persamaan eksponensial yaitu estimasi curah hujan = dengan metode inversi nonlinear. Hasil perhitungan menggunakan Matlab, didapat model estimasi curah hujan = . Grafik yang dihasilkan memiliki kemiripan pola antara hasil model estimasi dengan data observasi, namun pada bulan Juni adanya lonjakan pada data observasi dan pada bulan November terdapat lonjakan pada data model estimasi. Hal tersebut disebabkan karena terdapat faktor-faktor lain yang mempengaruhi curah hujan diantaranya faktor garis lintang, ketinggian tempat, jarak sumber air, perbedaan suhu tanah, dan luas daratan.


Keywords


Suhu Puncak Awan, Inversi Nonlinear, Curah Hujan

References


Grandis, H. 2003. Inversi Geofisika (Geophysical Invesion). Institut Teknologi Bandung.

Icha. 2011. Curah Hujan, Pengertian Hujan, dan Jenis-jenis Hujan.http://blog-pengetahuan-umum.blogspot.com/2011/11/curah-hujan-pengertian-hujan-dan-jenis.html(diakses tanggal 1 Juli 2014).

Panjaitan, A. 2012. Pengenalan Satelit MTSAT.

Sulaeman, C. 2010. Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi Volume 5, halaman 13-17.

Suroso. 2006. Analisis Curah Hujan untuk Membuat Kurva Intensity-Duration Frequency (IDF) di Kawasan Rawan Banjir Kabupaten Banyumas. Jurnal Teknik Sipil, Vol. 3, No. 1. Purwakarta : Universitas Jendral Sudirman.

Widodo, F. 1998. Pemanfaatan Data Satelit Cuaca GMS untuk Estimasi Curah Hujan di Kabupaten Bandung, Tesis. Yogyakarta : Fakultas Geografi Universitas Gajah Mada.




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/.v0i0.667

Flag Counter    Â