Proyeksi Angka Kelahiran Tercegah Berdasarkan Laju Pertumbuhan Pasangan Usia Subur Provinsi Jawa Barat dengan Model Pertumbuhan Logistik
Abstract
Salah satu faktor yang berpengaruh dalam perkiraan angka kelahiran adalah laju pertumbuhan Pasangan Usia Subur (PUS). Adapun indikator angka kelahiran ditentukan melalui Total Fertility Rate (TFR) yang dalam perhitungan bergantung pada angka Crude Birth Rate (CBR). Asumsi laju pertumbuhan PUS yang digunakan untuk menentukan CBR(di Jawa Barat) selama ini bersifat eksponensial. Namun data penduduk SUSENAS menunjukkan bahwa data penduduk tidak bersifat eksponensial selama kurun waktu 5 tahun (2010-2015). Sehingga dalam skripsi ini laju PUS akan digunakan pendekatan asumsi laju pertumbuhan logistik. Asumsi laju pertumbuhan logistik digunakan dalam perhitungan angka kelahiran tercegah bertujuan untuk mendapatkan hasil perhitungan yang lebih realistis. Adapun hasil perhitungan tersebut berupa angka kelahiran tercegah yang dapat digunakan sebagai indikator keberhasilan pengendalian jumlah penduduk berdasarkan efektivitas penggunaan alat kontrasepsi. Hasil pembahasan menunjukkan bahwa semakin tinggi efektivitas penggunaan alat kontrasepsi maka semakin tinggi pula angka kelahiran yang tercegah sehingga semakin sedikit angka kelahiran yang mungkin terjadi.
Â
One of the factors that influence in the estimation of birth rate is the rate of growth in fertili age mates. As for the birth rate indicator is determined by the total fertility rate in its calculation depend on crude birth rate. Assuming the rate of growth in fertile age mates that are user to determine the crude birth rate (in West Java) is exponentially. How ever, the data population of the SUSENAS show that the population is not exponentially during past 5 years (2010-2015). So in the thesis the rate of fertile age mates will use the approach of assuming a logistic growth rate. The logistic growth rate assumption used in the calculation of the number birth prevented, it aims to get a more realistic calculation result. As for the result of these calculations a number of birth prevented that can be used as an indicator of the success of population control based on the effectiveness of the use of contraceptives. The result of the discussion shows that the rangking of the effectiveness of use contraseptives are more high, so the number of birth prevented are higher. Concequently  the number of birth which may occur are fewer.
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Azizah, Nur & Gunawan, Gani. (2016). Perhitungan Angka Kelahiran Tercegah. Bandung: Laporan KKL Program Studi Matematika.
Badan Koordinasi Keluarga Berencana. Tahun. Kamus Istilah BKKBN. Bandung: Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional.
Karyana, Yayat & Wachidah, Lisnur. (2011). Pengembangan Metode Komponen dalam proyeksi Penduduk Indonesia 2015-2050 Menggunakan Metode Campuran dengan Pendekatan Demografi Multiregional, Vol 2, No. 1, Th, 2011.
Khakim., Luqman. & Kwardiniya.A. (2013). Proyeksi Penduduk Provinsi DKI Jakarta dan Kota Surabaya Dengan Model Pertumbuhan Logistik, (online), Vol. 1 No 3, (http://matematika.studentjournal.ub.ac.id/ , diakses 10 Maret 2016)
Nawiyanto. 2009. Pertumbuhan Penduduk Besuki: Kajian Demografi Historis, (Online), Vol. 21, No 2, (http://journal.ugm.ac.id/jurnal-humaniora/ , diakses 17 Mei 2016)
Subrata, Made Are. (1995). Analisis Perkiraan Fertilitas di Indonesia Tahun 1995 (berdasarkan metode Soetedjo-Sahala model matematik), (Online), (https://www.bkkbn.go.id/ , diakses 15 Agustus 2015)
Suparyanto. (2012). Konsep PUS dan KB, (Online). (http://dr-suparyanto.blogspot.co.id/2012
Wijaya, Awi Muliadi. (2011). Angka Kelahiran Kasar atau Crude Birth Rate (CBR) Provinsi-provinsi di Indonesia, (Online), (https://www.infodokterku.com/ , diakses 20 Maret 2016)
DOI: http://dx.doi.org/10.29313/.v0i0.4581
  Â