Analisis Perencanaan Agregat menggunakan Chase Strategy, Level Workforce & Inventory dan Level Workforce & Overtime untuk Meminimumkan Biaya Produksi Genteng di Cv Sarana Kreasindo
Abstract
Abstract. This study aims to determine alternative ways to help minimize costs in the production process by using forecasting methods and aggregate planning strategies that are effective and should be applied by CV. Sarana Kreasindo. This research uses the case study method and quantitative descriptive research type. Data collection techniques by interviewing, observing, and studying literature. CV. Sarana Kreasindo is a manufacturing business engaged in the field of building materials, the production planning strategy used is implementing the recruitment and dismissal of employees. The results of this research discussion using Least Square forecasting method and 3 aggregate planning strategies produce production costs including Chase Strategy with a total cost of Rp 4,503,545,331, Workforce level & Inventory with a total cost of Rp 4,683,397,560, and a Workforce & overtime level with a total cost of Rp 5,368 .746,696. The conclusion from the results of this study is that the minimum or most efficient aggregate planning is by using a Chase Strategy that produces an efficiency of 4%.
Keywords: Aggregate, Chase Strategy, Workforce Level & Inventory, Workforce Level & Overtime
Abstrak. Penelitian ini bertujuan menentukan cara alternatif untuk membantu meminimumkan biaya dalam proses produksi dengan menggunakan metode peramalan dan strategi perencanaan agregat yang efektif dan sebaiknya diterapkan oleh CV. Sarana Kreasindo. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dan jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Teknik pengumpulan data dengan wawancara, observasi, dan studi literatur. CV. Sarana Kreasindo adalah sebuah usaha manufaktur yang bergerak di bidang bahan bangunan, strategi perencanaan produksi yang digunakan adalah menerapkan pengrekrutan dan pemecatan karyawan. Hasil pembahasan penelitian ini menggunakan metode peramalan Least Square dan 3 strategi perencanaan agregat menghasilkan biaya produksi diantaranya Chase Strategy dengan total biaya Rp 4.503.545.331, Workforce level & Inventory dengan total biaya Rp 4.683.397.560, dan Level Workforce & overtime dengan total biaya Rp 5.368.746.696. Kesimpulan dari hasil penelitian ini bahwa perencanaan agregat yang paling minimum atau efisien yaitu dengan menggunakan Chase Strategy yang menghasilkan efisiensi sebesar 4%.
Kata kunci: Agregat, Chase Strategy, Workforce Level & Inventory, Workforce Level & Overtime.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Assauri, Sofjan. 2016. Manajemen Operasi Produksi Pencapaian Sasaran Organisasi Berkesinambungan, Edisi 3. Cetak 2, Jakarta: Rajawali Pers.
Gansterer, M. (2015). Aggregate planning and forecasting in make-to-order production systems. International Journal of Production Economics, 170, 521-528.
Haming, Murdifin dan Mahfud Numajamuddin. 2017. Manajemen Produksi Modern, Operasi Manufaktur dan Jasa, Edisi.3, Cetak.2-. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Handoko, T Hani. 2017. Dasar – dasar Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi 1, Yogyakarta: BPFE.
Indra, H. (2018). STRATEGI PERENCANAAN AGREGAT SEBAGAI PILIHAN KAPASITAS PRODUKSI. Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana, 5(1).
Jay Heizer, Barry Render and Chuck Munson 2017 Operations Management: Sustainability and Supply Chain Management, Twelfth Edition, Dubuque : Pearson Education.
Jamalnia, A. (2017). Evaluating the performance of aggregate production planning strategies under uncertainty (Doctoral dissertation, University of Manchester).
Rizkiyani, D., & Rumita, R. (2016). Perencanaan Produksi Agregat Produk Flooring pada Perum Perhutani Industri Kayu Brumbung. Industrial Engineering Online Journal, 5(1).
Schroeder, Roger G. & Susan Mayer 2016 & Carlson School of Managenent. Operational Management in the supply chain : decision and cases, 7rd ed., New York : Mc Graw-Hill Education.
DOI: http://dx.doi.org/10.29313/.v0i0.18877
  Â