Perancangan Fasilitas Kerja Ergonomis pada Stasiun Pengemasan Otomatis di CV. Cihanjuang Inti Teknik

Andri Pradana, Eri Achiraeniwati, Yanti Sri Rejeki

Abstract


Abstract. CV Cihanjuang Inti Teknik is a company engaged in the field of engineering and beverage industries. Products produced in the field of engineering is Micro Hydro Power Plant (PLTMH) type of crossflow and open flume, while the products produced in the field of beverages are bandrek, kopi bandrek, en'teh bandrek, bandrek special, coklat bandrek, bajigur, kopi bajigur, beas cikur and sakoteng. The overall profits earned by the company 70% derived from engineering and 30% from the field of beverages. The company wants to develop a beverage field so that the profits given in this field are the same as the engineering field, therefore research is conducted on the field of beverages to find out the problems that can hinder workers in doing their work. The beverage production process consists of material washing, slicing, boiling, cutting, drying, crushing, screening, weighing, mixing, automatic packaging, and manual packaging. Based on the distribution of the questionnaire Nordic Body Map obtained the result that the operator at the work station Renteng machine (automatic packaging) most experienced complaints on the limbs after doing the work, complaints are felt on the neck, shoulders, arms, back, waist, hips and legs. As for the Complaint from a sitting position and bending it can risk injury and cause injury to the muscles, bones, limbs, and even the body as a whole. here are the working facilities used are seats with a length of 23 cm, width 40 cm and height 15 cm from the floor surface. The identification of operator complaints is made using the Quick Exposure Checklist (QEC) Method by distributing two types of QEC questionnaires for observers and operators. The average exposure score obtained on the back, shoulders / arms and wrists in the moderate category, while for the neck in the high category, while the results of the working risk level for both operators showed a high category that is 66% obtained the level of action Three. This category of action level belongs to a fairly high category which means action in the near future so it needs to improve work posture as soon as possible. Repairs work posture is done by making the design of work facilities Conveyor and seat holder by using Anthropometric Method. Conveyor design serves to raise the product to the tray by adding facilities table to drop the tray, while for rearrangement of chair facility made for operator to feel comfortable and in normal posture condition while sitting. Benefits of research for the company is to get the design of work facilities to minimize the work risk felt by the operator of Renteng machine so that the obstacles that interfere with operator comfort in work can be overcome. 

Keywords: Occupational Risks, QEC, Anthropometry

 

Abstrak. CV. Cihanjuang Inti Teknik merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri teknik dan minuman. Produk yang dihasilkan dalam bidang teknik adalah Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) jenis crossflow dan open flume. Sedangkan produk yang dihasilkan pada bidang minuman adalah bandrek, kopi bandrek, en’teh bandrek, bandrek spesial, coklat bandrek, bajigur, kopi bajigur, beas cikur dan sakoteng. Keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan 70% didapat dari bidang teknik dan 30%  dari bidang minuman. Perusahaan ingin mengembangkan bidang minuman agar keuntungan yang diberikan bidang ini sama dengan bidang teknik. Oleh karena itu penelitian dilakukan pada bidang minuman untuk mengetahui permasalahan yang dapat menghambat pekerja dalam melakukan pekerjaannya. Proses produksi minuman terdiri dari pencucian bahan baku, penirisan, perebusan, pemotongan, pengeringan, penghancuran, penyaringan, penimbangan, pencampuran, pengemasan otomatis, dan pengemasan manual. Berdasarkan penyebaran koesioner Nordic Body Map yang telah dilakukan. Operator pada stasiun kerja mesin Renteng (pengemasan otomatis) paling banyak mengalami keluhan pada anggota tubuh setelah melakukan pekerjaannya. Keluhan yang dirasakan pada bagian leher, bahu, lengan, punggung, pinggang, pinggul dan kaki. Keluhan dari posisi kerja duduk dan membungkuk tersebut dapat berisiko cidera dan menimbulkan cidera pada otot, tulang, anggota tubuh, bahkan mungkin tubuh secara keseluruhan. Fasilitas kerja yang digunakan adalah kursi dengan ukuran panjang 23 cm, lebar 40 cm dan tinggi 15 cm dari permukaan lantai. Identifikasi keluhan operator dilakukan dengan menggunakan Metode Quick Exposure Checklist (QEC) dengan cara menyebarkan dua jenis kuesioner QEC untuk pengamat dan operator. Rata-rata skor eksposur yang diperoleh pada punggung, bahu/lengan dan pergelangan tangan dalam kategori sedang dan untuk leher dalam kategori tinggi sedangkan hasil level resiko kerja untuk kedua operator menunjukkan kategori tinggi yakni 66% memperoleh level tindakan Tiga. Kategori level tindakan tersebut termasuk ke dalam kategori cukup tinggi yang berarti tindakan dalam waktu dekat sehingga perlu perbaikan postur kerja secepatnya. Perbaikan postur kerja tersebut dilakukan dengan cara membuat rancangan fasilitas kerja Conveyor dan kursi dengan menggunakan Metode Antropometri. Rancangan Conveyor berfungsi untuk menaikan produk ke atas nampan dengan menambahkan fasilitas meja untuk meletakan nampan, sedangkan untuk rancangan ulang fasilitas kursi dibuat agar operator merasa nyaman dan dalam keadaan postur tubuh normal saat duduk. Manfaat penelitian bagi perusahaan yaitu mendapatkan rancangan fasilitas kerja untuk meminimasi risiko kerja yang dirasakan oleh operator mesin Renteng agar hambatan yang menggangu kenyamanan operator dalam bekerja dapat teratasi.

Kata Kunci: Risiko Kerja , QEC, Antropometri


Keywords


Risiko Kerja , QEC, Antropometri

Full Text:

PDF

References


Eri Achiraeniwati, dan Sri Rejeki, Yanti, 2010, Perbaikan Fasilitas Kerja Dengan pendekatan Ergonomi: Studi Kasus Industri Rumah Tangga Sepatu Cibaduyut CV Gerund, Prosiding SNaPP 2010 Edisi Eksakta, ISSN 2089-3582. Bandung: Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung

Li, G. dan Buckle, P. 1998. A Practical Method For The Assesment Of Work: Related Musculoskeletal Risks. Proceedings Of The Human Factors And Ergonomics Society 42nd Annual Meeting. October 5-9: Chicago.

Li, G. dan Buckle, P. 1999. Current Techniques For Assessing Physical Exposure To Work-Related Musculoskeletal Risks, With Emphasis On Posture-Based Methods. London: Taylor & Francis.

Li, G. dan Buckle, P. 2005. Quick exposure checklist (QEC) for the assessment of workplace risks for work-related musculoskeletal disorders (WMSDs) dalam Handbook of Human Factors and Ergonomics Methods. USA: CRC PRESS. P

Nurmianto, E. 2003. Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Surabaya: PT Guna Widya.

Sutalakasana, I. F., Anggawisastra, R., Tjakraatmadja, J. H. 2006. Teknik Perancangan Sistem Kerja, Bandung: Departemen Teknik Industri Institut Teknologi Bandung.




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/ti.v0i0.9929

Flag Counter    Â