Komunikasi Terapeutik Perawat dan Pasien Di RS. Khusus Ginjal Ny. R. A. Habibie

Ajeng Trikania Hapsari, Teguh Ratmanto

Abstract


Tindakan hemodialisa merupakan fase akhir terminal bagi seseorang yang mengidap penyakit gagal ginjal. Sehingga, tindakan hemodialisa adalah tindakan yang dilakukan pada sisa akhir hidup seseorang. Itu berarti bahwa, seseorang yang menjalankan proses cuci darah perlu mendapatkan dukungan penuh dari keluarga dan lingkungan sekitar. Dukungan keluarga sangat berpengaruh bagi kestabilan kondisi pasien cuci darah, untuk selalu menemani di rumah sampai saat menjalankan cuci darah. Di lingkungan rumah sakit perawat dan dokter juga sangat berpengaruh bagi kestabilan kondisi pasien tersebut. Kondisi pasien cuci darah harus selalu stabil, tidak boleh mengalami drop.

Bentuk komunikasi yang dilakukan disebut komunikasi terapeutik. Adanya hubungan komunikasi terapeutik antara perawat dengan pasien merupakan hubungan kerjasama yang ditandai dengan tukar menukar perilaku, perasaan, pikiran dan pengalaman dalam membina hubungan yang harmonis/baik dengan pasien.

Dimana terdapat sebagian prinsip-prinsip komunikasi terapeutik menurut Carl Rogers adalah, komunikasi harus ditandai dengan sikap saling menerima, saling percaya, dan saling menghargai, perawat harus menciptakan suasana yang memungkinkan pasien bebas berkembang tanpa rasa takut, perawat harus menciptakan suasana yang memungkinkan pasien memiliki motivasi untuk mengubah dirinya baik sikap, tingkah lakunya sehingga tumbuh makin matang dan dapat memecahkan masalah yang dihadapi, serta kejujuran dan komunikasi terbuka merupakan dasar dari hubungan terapeutik. (dalam Damaiyanti, 2010:13).

Rumah Sakit Khusus Ginjal satu-satunya yang ada di Kota Bandung yaitu RS. Khusus Ginjal NY. R.A. Habibie, dimana rumah sakit ini spesialis menangani orang-orang yang mengidap penyakit ginjal. Rumah Sakit ini yang menyediakan mesin untuk pasien cuci darah. Tugas Rumah Sakit Ginjal ini adalah memberikan layanan kesehatan yang sama bagi seluruh masyarakat. Layanan kesehatan yang tersedia pada rumah sakit ini meliputi rawat jalan, rawat inap, dan penunjang medis.

Dalam penelitian ini teori yang digunakan menggunakan teori antar pribadi menurut Schutz dimana teori ini berasumsi bahwa pada dasarnya manusia dalam hidupnya membutuhkan manusia lain. Pendekatan yang digunakan dalam menganalisis data penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan jenis penelitiannya adalah deskriptif. Jenis penelitian deskriptif hanya memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini tidak mencari hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Metode yang digunakan adalah Deskriptif Kuantitatif. Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah teknik sampling purposive.


Keywords


Komunikasi Terapeutik Perawat, Pasien cuci darah, asuhan keperawatan A. Pendahuluan

References


Cangara, Hafied. 2014.Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. RajaGrafindo.

Dalami. 2009. Komunikasi Keperawatan. Jakarta: Trans Info Media.

Damaiyanti, Mukhripah. 2010. “Komunikasi Terapeutik dalam Praktik Keperawatanâ€. Bandung: PT. Refika Aditama..

Keliat, Budi Anna. 2003.Hubungan Terapeutik Perawat-Klien. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Liliweri, Alo. 1991.Komunikasi Antar Pribadi. Bandung, Citra Aditya Bakti, 1991.

Rakhmat, Jalaluddin. 2008. PsikologiKomunikasi. Bandung: PT. RemajaRosdakarya.

Wahyuningsih, Sri.2009. Komunikasi Kesehatan “Komunikasi Terapeutik Perawat Pada Gangguan Jiwa Pasien Dewasaâ€. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/.v0i0.2369

Flag Counter   Â