Culture Shock dalam Komunikasi Antar Budaya
Abstract
Keywords: culture shock, self-adjustment, meaning
Abstrak. Menjadi anak perantau tidaklah mudah apalagi jarak rantauan yang cukup jauh atau bahkan diluar pulau. Apalagi ketika kita ditempatkan oleh perusahaan di tempat yang jauh dari domisili kita tinggal. Banyak perusahaan di Indonesia yang menerapkan penempatan jauh hal itu dilakukan karena pengembangan perusahaan yang terus berjalan dan biasanya pengembangan itu diluar pulau yang masih ada lahan untuk dilakukan pengembangan. Sehingga perusahaan pun membutuhkan Sumber Daya Manusia yang sudah berpengalaman untuk ditempat baru tersebut. Tentu hal itu membuat sebagian orang menjadi khawatir dan takut dengan budaya yang akan ditinggali nya nanti. Menyesuaikan diri di lingkungan baru adalah salah satu hal yang mau tak mau harus kita lakukan demi kelangsungan hidup, jika kita tidak bisa melakukannya maka berkomunikasi akan menjadi sangat sulit, atau bahkan tidak mungkin jika dalam berinteraksi kita tidak menciptakan simbol atau makna yang sama dengan lawan bicara, terutama jika kita memiliki latar belakang budaya yang berbeda. Penelitian ini sendiri bertujuan untuk mencari tahu bagaimana memaknai culture shock yang dialami pegawai asal Jawa Timur dan bagaimana adaptasi yang dilakukan pegawai asal Jawa Timur dalam menyikapi culture shock tersebut. Penulis menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi Alfred Schurtz. Cara untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini sendiri akan dilakukan dengan wawancara, obervasi dan tinjauan pustaka. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini informan memaknai budaya yang sangat beragam di Indonesia menjadikan setiap daerah memiliki kebudayaan masing-masing, perbedaan tersebut disikapi positif oleh pegawai karena perbedaan tidak menjadikan mereka bermusuhan, tetapi perbedaan memberikan makna bagi pegawai asal Jawa Timur tentang kebudayaan baru yang harus mereka pelajari. Proses dan strategi adaptasi yang mereka lakukan guna mengurangi perbedaan dan hambatan komunikasi yang terjadi. Para responden menggunakan bahasa Indonesia untuk berkomunikasi dan jika mengalami kesulitan akan menggunakan alternative lain seperti menggunakan penerjemaah.
Kata kunci: culture shock, penyesuaian diri, memaknai.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Daftar Pustaka
Mulyana, Deddy. 1996. Konteks Komunikasi, Bandung: Remaja Rosda Karya.
Alo Liliweri. 2009. Prasangka dan Konflik, Komunikasi Lintas Budaya Masyarakat Multikultur, Yogyakarta: LKiS
Oberg. 1960. Culture Shock: Adjustment to New Cultural Environment. Practical Antropology 7: 177-182. Diakses 25 November 2018.
Dayakisni, T. dan Yuniardi, S. 2004.Psikologi Lintas Budaya. Malang: UMM.
Ward, Bochner, Furnham. 2001. The Psychology of Culture Shock, 2nd Ed. Canada: Routledge & Kegan Paul.
Jurnal :
Abbasian, F. 2013. The Relationship Between Culture Shock and Sociolinguistic Shock: A Case Study of Non-Persian Speaking Learners. Journal of Social Science Research. 6, 154-159.
Frandawati. 2009. Gambaran Culture Shock Mahasiswa Asing Asal Malaysia Di Universitas Sumatera Utara (Skripsi). Universitas Sumatera Utara
Hayqal, Kevinzky, M. 2011. Proses dan Dinamika Komunikasi dalam Menghadapi Culture Shock Pada Adaptasi Mahasiswa Perantauan (Kasus Adaptasi Mahasiswa Perantau diUNPAD Bandung) (Skripsi). Universitas Indonesia
Khotimah, Ema, 2000. Memahami Komunikasi Antar Budaya. Mediator. Vol.01.No.1
DOI: http://dx.doi.org/10.29313/.v0i0.16024
  Â