Tinjauan Fikih Muamalah terhadap Jual Beli Bunga Rampe yang Digunakan untuk Menabur Makam di Pasar Situraja Sumedang

Lutfi Firmansyah, Asep Ramdan Hidayat, Sandy Rizki Febriadi

Abstract


Abstract. Tradition of sowing flower above the tomb is a tradition of Indonesian people that ereditary from ancestor ecpesially for Situraja Sumedang people. They assume that tradition should be done if we visit the tomb. They can be dont have any motivation for doing that. There are differences betwen the theologian about the law of that tradition. So if that tradition is  halal then the transaction is lawful but if the tradition is haram then the transaction is unlawful. Transaction in fikih muamalah should comply to pillar and condition. Based on the description the research problem are: how is theory of selling and buying in fikih muamalah?, how is  the implementation of selling and buying rampe flower used to sow the tomb at market Situraja Sumedang? How is law fikih muamalah to selling and buying rampe flower used to sow the tomb at market situraja sumedang. Method used descriptive analytic is research humas, object, kondition, ideas. Techniques with interview, observation and study pustaka. Base on the research, the conclusion is Transaction in fikih muamalah should comply to pillar and condition.  The implementation of selling and buying rampe flower in market at Situraja Sumedang. There are three seller who always open every day buyer can buy direcly serve with the seller. They usually get rampe flower from suplyer or they find by them self from Cirebon. Rampe flower is kenanga, rose, cempaka, jasmine, soka, pandan leave and water flower sometime added cigarette it depends on customer need. Selling and buying law is depends on the object. Rampe flower is halal because there is not forbided teorem so the result is halal. However if rampe flower used for musyrik to Allah SWT the selling and buying change to be forbidden.

Key Word: Selling And Buying, Rampe Flower, Market Situraja, Fikih Muamalah

Abstrak. Tradisi menabur bunga diatas makam merupakan tradisi masyarakat Indonesia yang sudah turun temurun khususnya bagi masyarakat Situraja Sumedang, mereka menganggap bahwa itu merupakan ajaran dari leluhur sehingga dalam melakukannya bisa jadi mereka tidak memiliki motivasi dalam melakukannya dan beranggapan bahwa tradisi tersebut wajib dilakukan ketika mengunjungi makam. Masih ada perbedaan pendapat diantara para ulama mengenai tradisi menabur bunga yang akan menghasilkan hukum bagi jual belinya, apabila bunga rampe halal maka jual belinya halal begitupun sebaliknya. Keabsahan jual beli menurut fiqh muamalah harus memenuhi rukun beserta syaratnya. Berdasarkan uraian tersebut, poin masalah yang dirumuskan adalah: bagaimana teori jual beli dalam fikih muamalah?, bagaimana pelaksanaan jual beli bunga rampe yang digunakan untuk menabur makam di pasar Situraja Sumedang?, bagaimana tinjauan fikih muamalah terhadap jual beli bunga rampe yang digunakan untuk menabur makam di pasar Situraja Sumedang?. Metode penelitian yang digunakan metode deskriptif analitis yaitu meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. teknik pengumpulan data dengan wawancara, observasi dan studi pustaka. Berdasarkan hasil penelitian, simpulan yang diperoleh adalah teori jual beli dalam fikih muamalah adalah terpenuhinya rukun dan syarat maka jual beli itu sah. Jika tidak terpenuhi maka akad jual beli menjadi tidak sah. Pelaksanaan jual beli bunga rampe di pasar Situraja Sumedang terdapat tiga toko yang selalu buka setiap hari pembeli bisa langsung datang dan dilayani oleh penjual mereka mendapatkan barang itu dari suplyer atau mencari sendiri ke Cirebon. yang termasuk bunga rampe adalah seperti bunga kenanga, bunga rose, bunga cempaka, melati, bunga soka serta daun pandan saja ditambah air rendaman bunga terkadang di tambah kemenyan atau rokok apabila pembeli menginginkannya bisa ada tambahan tergantung dari tujuan penggunaan bunga rampe tersebut. Hukum Jual beli biasanya mengikuti dari hukum objeknya, bunga rampe adalah halal karena tidak ada dalil yang melarang atau mengharamkan bunga maka jual belinyapun halal namun ketika bunga rampe digunakan untuk syirik kepada Allah SWT jual beli itu berubah menjadi jual beli yang terlarang.         

Kata Kunci : Jual beli, Bunga Rampe, Pasar Situraja, Fikih Muamalah.


Keywords


Jual beli, Bunga Rampe, Pasar Situraja, Fikih Muamalah.

Full Text:

PDF

References


Abdul Aziz Muhammad Azzam, Fiqih Muamalat Sisitem tranksaksi Dalam Islam, Amzah, Jakarta.

Hasbiyallah, Fikih, Grakindo Media Pratama, Jakarta, 2008,

Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, cet. Ke-1, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2002.

Ibnu Qudamah. Al-Mughni. Daru Alamul Kutub. Riyad. 1997.

Imam Nawawi. Al- Majmu’. Maktabah Al-Irsyad. Jeddah.

Muhiddin Muhammad Bakry, Tajdid dan Taqlid, Jurnal al-Asas Vol 3, No. 2, 2015

Nasrun Haroen, Fiqih Muamalah, Gaya Media Pratama, Jakarta: 2007.

Neni Sri Imaniyati. Hukum Bisnis. PT. Refika Aditama. Bandung. 2017.

Sulaeman Jajuli, Kepastian Hukum Gadai Tanah dalam Islam, Deepublish, Yogyakarta, 2015

Sohari Sahrani dan Ruf’ah Abdullah, Fikih Muamalah, Ghalia Indonesia, Bogor: 2011.

Wahbah Az-Zuhaili Fiqh Islam Wa Adillah jilid 5, diterjemahkan, Abdul hayyie al-Kattani, cet ke-1, Jakarta. Gema Insani.2011.




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/syariah.v4i1.8779

Flag Counter   Â