Analisis Perbandingan Kualitas Aktiva Produktif Sebelum dan Sesudah Pemberlakuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.16/POJK.03/2014 (Studi Pada Laporan Keuangan Kuartal Bank Umum Syariah Periode 2013-2016)

Aji Harnanto, N. Eva Fauziyah, Ifa Hanifia Senjiati

Abstract


Abstract.The development of Islamic Banking in Indonesia is currently experiencing increasingly fierce competition. To be able to compete, the Islamic Bank needs to do investments that can yield optimal benefits to stick to the principle of prudence and sharia are arranged directly by the OJK in POJK 16/ POJK.03/2014 concerning the quality of productive assets, with destination enhance previous rules. KAP on BUS are generally in good condition. But as time went after the entry into force of the regulation, KAP some BUS declined. Based on these descriptions, points formulated problem and want to know in this study is: How is the implementation of KAP assessment based POJK 16/POJK.03/2014 on Islamic banks, how the development of Islamic banks KAP period from 2013 to 2016, how a comparative analysis KAP before and after the implementation of POJK 16 / POJK.03 / 2014 quarterly financial statements sharia banks 2013-2016 period? The method used in this research is a comparative descriptive method with quantitative approach. The samples are 10 productive assets quality ratios at 6 BUS period from 2013 to 2016, and then categorize and classify the data to be compared by using analysis of independent samples t test and paired samples t tests were processed using SPSS v.20.0. Research outputs obtained is generally BUS before POJK has implemented rules PBI . But after their POJK BUS not all have implemented the rule, there are only 6 banks who have applied some of them BNI Syariah , Mega Syariah Muamalat Syariah Bukopin , Victoria Sharia , and BSM . KAP development before and after POJK on BUS has an average growth of respectively 3.64 % and 6.62% , which means the ratio of the firm before POJK more productive than after POJK . The results of the comparison made in this study we can conclude that KAP Islamic banks before and after the implementation of POJK 16 / POJK.03 / 2014 there is a difference . The rise and decline of KAP happened on BUS and not solely because of the application of the rules of the FSA alone but there can be other factors that allow it is the bank's management , monetary policy and the economic situation at that time.

Abstrak.Perkembangan Bank Syariah di Indonesia saat ini mengalami persaingan yang semakin ketat. Untuk dapat bersaing, maka Bank Syariah perlu melakukan penanaman dana yang dapat menghasilkan keuntungan optimal dengan tetap berpegang teguh pada prinsip kehati-hatian dan syariah yang diatur secara langsung oleh OJK dalam POJK No.16/POJK.03/2014 tentang kualitas aktiva produktif, dengan tujuan menyempurnakan aturan sebelumnya. KAP pada BUS secara umum dalam keadaan yang baik. Namun seiring waktu berjalan setelah berlakunya aturan tersebut, KAP beberapa BUS justru mengalami penurunan. Berdasarkan uraian tersebut, poin masalah yang dirumuskan dan ingin diketahui dalam penelitian ini adalah: Bagaimana implementasi penilaian KAP berdasarkan POJK No.16/POJK.03/2014 pada bank umum syariah, bagaimana perkembangan KAP bank umum syariah periode 2013-2016, bagaimana analisis perbandingan KAP sebelum dan sesudah pemberlakuan POJK No.16/POJK.03/2014 pada laporan keuangan kuartal bank umum syariah periode 2013-2016? Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif komparatif dengan pendekatan kuantitatif. Sampel yang digunakan adalah 10 rasio kualitas aktiva produktif pada 6 BUS periode 2013–2016, kemudian mengkategorikan dan mengelompokan data tersebut untuk dibandingkan dengan menggunakan analisis uji t independent samples dan uji t paired samples yang diolah menggunakan SPSS v.20.0. Hasil peneilitian yang diperoleh adalah secara umum BUS sebelum POJK telah menerapkan aturan PBI. Akan tetapi setelah adanya POJK belum semua BUS telah menerapkan aturan tersebut, hanya terdapat 6 bank saja yang telah menerapkannya yaitu diantaranya  BNI Syariah, Mega Syariah, Muamalat, Syariah Bukopin, Victoria Syariah, dan BSM. Perkembangan KAP sebelum dan sesudah POJK pada BUS memiliki rata-rata pertumbuhan secara berurutan sebesar 3,64% dan 6,62% yang artinya rasio KAP sebelum POJK lebih produktif dibandingkan sesudah POJK. Hasil perbandingan yang dilakukan dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwasanya KAP bank umum syariah sebelum dan sesudah pemberlakuan POJK No.16/POJK.03/2014 terdapat perbedaan. Adapun kenaikan dan penurunan KAP yang terjadi pada BUS, bukan semata-mata karena pemberlakuan aturan OJK semata melainkan bisa saja terdapat faktor lain yang memungkinkan terjadinya hal tersebut yaitu manajemen bank, kebijakan moneter, dan keadaan ekonomi saat itu.


Keywords


Asset Quality, POJK, PBI.

References


Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap, Pustaka Progressif, Surabaya, 1984.

Bank Indonesia, Peratuan Bank Indonesia No.13/13/PBI/2011 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah. Jakarta 2011.

Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya Cetakan ke-3, CV Diponegoro, 2004.

Horngren, Harrison, Akuntansi Ed.7 Jilid 1, Erlangga, Jakarta, 2007.

Iwan Triyuwono, Perspektif, Metodologi, dan Teori Akuntansi Syariah, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2009.

Kasmir. Manajemen Perbankan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. 2007.

Otoritas Jasa Keuangan, Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.16/POJK.03/2014 tentang Penilaian Kualitas Asset Produktif dan Non Produktif Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah. 2014.

Sofyan S Harahap, Akuntansi Aktiva Tetap Akuntansi, Pajak, Realuasi, Leasing Sofyan Syafri Harahap, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1994.

Sofyan Syafri Harahap. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. 2008.

Warren, dkk, Pengantar Akuntansi, Salemba Empat, Jakarta, 2005.




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/syariah.v0i0.3517

Flag Counter   Â