Uji Aktivitas Antelmintik Fraksi n-Heksan, Etilasetat dan Air-Etanol Daun Ketepeng Cina (Senna alata (L.) Roxb.) Terhadap Cacing Gelang Babi (Ascaris suum Goeze) secara In Vitro

Salsabila Oktafiana, Suwendar Suwendar, Siti Hazar

Abstract


Secara tradisional, tanaman ketepeng cina (Senna alata (L.) Roxb.) dapat digunakan sebagai antelmintik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antelmintik dari fraksi daun ketepeng cina (Senna alata (L.) Roxb.)  terhadap cacing gelang babi (Ascaris suum) secara in vitro. Pada penelitian ini terdiri dari 6 kelompok yaitu 3 kelompok uji (kelompok yang diberi fraksi dengan konsentrasi 3%, 2% dan 1%), 2 kelompok pembanding (pirantel pamoat 0,2% dan piperazin sitrat 4%) dan 2 kelompok kontrol normal (Hank salin dan CMC-Na dalam Hank salin). Penelitian dilakukan terhadap cacing dewasa dan telur. Parameter yang diamati adalah paralisis dan kematian untuk cacing dewasa dan efek ovisidal terhadap telur dengan menghitung jumlah telur berembrio serta nilai % inhibisi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fraksi etilasetat konsentrasi 3% memiliki aktivitas antelmintik terhadap cacing dewasa yang paling kuat dibandingkan fraksi lainnya, serta paralisis yang terbentuk adalah paralisis spastik, sedangkan fraksi etilasetat konsentrasi 1% memiliki aktivitas antelmintik terhadap telur yang paling kuat dibandingkan fraksi lainnya sehingga dapat diduga senyawa yang berpotensi sebagai antelmintik bersifat semipolar. Pengujian aktivitas antelmintik terhadap telur dianalisis secara statistik dengan metode Anova One Way dengan uji lanjut LSD yang menunjukkan adanya perbedaan bermakna antara sediaan uji terhadap kontrol dan pembanding Albendazole 0,25% dengan nilai (p< 0,05).

Keywords


Antelmintik, daun ketepeng cina, Senna alata L. Roxb., Ascaris suum Goeze, fraksi n-heksan, fraksi etilasetat, fraksi air-etanol

References


Corwin, E.J. (2009). Buku saku patofisiologi, 3 edn, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Crompton, D.W. (1999). “How Much Helminthiasis Is There In The World?â€, J Parasitol. 85.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2000). Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta.

Farnsworth, N.R. (1966). Biological and Phytochemical Screening of Plants. Journal of Pharmaceutical Sciences, Volume 55, No.3.

Kuntari, T. (2008). Daya Antelmintik Air Rebusan Daun Ketepeng Cina (Cassia alata L.) Terhadap Cacing Tambang Anjing In Vitro, Logika. 5 (1).

Lasut, N.V., Paulina, V. Y. Yamlean dan H. S. Supriati. (2010). Uji Efektifitas Daya Antelmintik Infus Daun Ketepeng Cina (Cassia alata L.) Terhadap Cacing Gelang (Ascaris lumbricoides) Secara In Vitro, Jurnal Pharmacon. 1 (1).

Makinde, A. A., Igoil, O. J., Ta’ama, L., Shaibu, S. J., Garba, A. (2007). Antimicrobial Activity of Cassia alata. African Journal Biotechnology. 6 (13). 1509-1510.

Musa, F.F. (2014). Uji Efektifitas Ekstrak Etanol Daun Ketepeng Cina (Cassia alata L.) Terhadap Cacing Gelang Ascaris lumbricoides [Skripsi], Program Studi Farmasi FIKK UNG, Gorontalo.

Natadisastra, Djaenudin. (2009). Parasitologi Klinik di Indonesia. Dalam : Parasitologi Kedokteran Ditinjau dari Organ Tubuh yang Diserang Edisi I. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Priyadarshini, L., Masumder, P. B., Choudhury, M. D. (2014). Acute Toxicity and Oral Glucose Tolerance Test of Ethanol and Methanol Extracts of Antihyperglycaemic Plant Cassia alata Linn. Journal of Pharmacy and Biologycal Sciences. 9 (2). 43-46.

Tjay, T. H., dan K, Rahardja. (2007). Obat-Obat Penting Khasiat, Penggunaan, dan Efek-Efek Sampingnya, Edisi ke VI, PT Elex Media Komputindo, Jakarta.

WHO. (2015). Helminthiasis. Tersedia dari: http://www.who.int/topics/helminthiasis/en/. Diakses pada 18 November 2016.

Zulkoni, A. (2010). Parasitologi, Nuha Medika, Yogyakarta.




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/.v0i0.8164

Flag Counter    Â