Pembuatan dan Karakterisasi Film Penyalut Makanan Berbahan Dasar Pati Biji Cempedak (Artocarpus integer (Thunb.) Merr.) dengan Penambahan Gel Lidah Buaya (Aloe vera (L.) Burm. f.) sebagai Antibakteri

Norma Dwi Lestari, Hilda Aprilia Wisnuwardhani, Anggi Arumsari

Abstract


Film penyalut adalah lapisan yang dapat dipakai untuk membungkus berbagai makanan serta memperpanjang umur simpan produk, dapat dimakan dengan atau tanpa makanan. Biji cempedak (Artocarpus integer) memiliki kandungan karbohidrat sebesar 36,7 gram yang menjadi sumber dihasilkannya pati yang digunakan sebagai bahan utama dalam pembuatan film penyalut. Biji cempedak dikombinasikan dengan gel lidah buaya (Aloe vera) yang digunakan sebagai antibakteri. Senyawa dalam lidah buaya yang berperan sebagai antibakteri adalah antrakuinon dan saponin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari formula dengan karakterisasi terbaik dari film penyalut yang mengandung pati biji cempedak dan gel lidah buaya sebagai antibakteri untuk uji efektivitas pengawet. Optimasi formula film penyalut dilakukan dengan variasi konsentrasi pati biji cempedak yang berbeda. Formula film penyalut terbaik mengandung pati biji cempedak (1%); gel lidah buaya (3%); gliserol (2,5%); Na-alginat (1,5%) dan akuades 100 ml untuk melarutkan campuran. Hasil evaluasi film penyalut memiliki bentuk lapisan tipis, berwarna bening putih, tidak berbau dan sedikit manis dengan kadar air 36,5622%; ketebalan 0,0932 mm; kekuatan tarik 59,7 g; kemuluran (Ebreak) 67,7%; dan (Emax) 58,9%. Uji efektivitas pengawet dengan metode ALT pada bakteri S. aureus, E. coli dan jamur A. niger menunjukkan hasil tidak memenuhi persyaratan yang tercantum pada FI IV tahun 1995.


Keywords


film penyalut, pati biji cempedak, lidah buaya, uji efektivitas pengawet film

References


Afriyah, Y., Widya., Sudarma, D. (2015). ‘Penambahan Aloe vera L. dengan Tepung Sukun (Artocarpus communis) dan Ganyong (Canna edulis Ker.) Terhadap Karakteristik Edible Film’, Jurnal Pangan dan Agroindustri, September 2015, Vol. 3, No. 4.

Departemen Kesehatan RI. (1995). Farmakope Indonesia, Edisi IV, Dirjen POM, Jakarta.

Embuscado, M.E., Kerry C.H. (2009). Edible Films and Coatings for Food Applications, Springer Science and Business Media, New York.

Farnsworth, N.R. (1966). ‘Biological and Phytochemical Screening of Plants’, Journal of Pharmaceutical Sciences, Vol. 55, No. 3.

Hayu, D.K., Widya, D.R.P. (2013). ‘Karakteristik Fisik dan Kimia Edible Film yang Diinkorporasi dengan Perasan Temu Hitam’, Jurnal Pangan dan Agroindustri, Oktober 2013, Vol. 1, No. 1.

Mustika, D.A. (2014). ‘Pemanfaatan Limbah Kulit Durian (Durio zibethinus) dan Kulit Cempedak (Artocarpus integer) sebagai Edible Film, Jurnal Riset Industri Hasil Hutan, Juni 2014, Vol. 6, No. 1.

Nofiandi, D., Ningsih, W., Sofie A. (2016). ‘Pembuatan dan Karakterisasi Edible Film dari Poliblend Pati Sukun-Polivinil Alkohol denan Propilenglikol debagai Plasticizer’, Jurnal Katalisator, 12 Desember 2016, Vol. 1, No. 2.

Noormindhawati, L., dan Media. (2016). Raja Obat Alami Aloe Vera Khasiat A-Z untuk Kesehatan dan Kecantikan, Rapha Publishing, Yogyakarta.

Winarti, C., Miskiyah., Widaningrum. (2012). ‘Teknologi Produksi dan Aplikasi Pengemas Edible Film Antimikroba Berbasis Pati’, J. Litbang Pert, September 2012, Vol. 31, No. 3.

Yulianti, R., Ginting, E. (2012). ‘Perbedaan Karakteristik Fisik Edible Film dari Umbi-umbian yang Dibuat dengan Penambahan Plasticizer’, Jurnal Penelitan Pertanian Tanaman Pangan, Vol. 31, No. 2.




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/.v0i0.8030

Flag Counter    Â