Perbandingan Aktivitas Antioksidan Alami Rutin terhadap Antioksidan Butyl Hidroksi Anisol (BHA) dengan Metode Peredaman 1,1-Diphenil-2-Picrylhidrazyl (DPPH)

Ihsan Al Amin Refnaldi, Diar Herawati Efendi, Sukanta Sukanta

Abstract


Antioksidan sintetis banyak digunakan sebagai Bahan Tambahan Pangan, dan memiliki efek samping yang berbahaya bagi kesehatan tubuh. Rutin merupakan senyawa alami yang merupakan golongan flavonoid, flavonoid mempunyai kemampuan sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas Rutin sebagai alternatif Bahan Tambahan Pangan antioksidan yang lebih aman. Pada penelitian ini, aktivitas antioksidan rutin dibandingkan terhadap aktivitas antioksidan BHA. Uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode peredaman DPPH menggunakan alat spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 515 nm. Aktivitas antioksidan dihitung berdasarkan nilai  dan dinyatakan dalam persen inhibisi, dengan BHA sebagai pembanding. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada konsentrasi 2, 4, 5, 6, 8, dan 10 ppm, Rutin memberikan nilai rata-rata persen inhibisi sebesar 36,844%; 38,123%; 39,271%; 45,472%; 50,984% dan 58,202%. Diperoleh hasil rata-rata IC50 Rutin 9,391 ppm dan sedangkan hasil rata-rata   BHA sebagai pembanding 4,903 ppm. Dapat disimpulkan bahwa Rutin dapat digunakan sebagai antioksidan alami alternatif pengganti BHA.

 


Keywords


Rutin, Antioksidan, BHA, Bahan Tambahan Pangan

References


Badan Pengawas Obat dan Makanan. (2013). Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2013 Tentang Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Antioksidan. Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. Jakarta.

Winasrsi H. (2007). Antioksidan Alami dan Radikal Bebas. Kanisius. Yogyakarta.

Umemura, T., Kodama, Y., Hioki, K., Inoue, T., Nomura, T., Kurokawa, T., (2001). Buthylhydroxytoluene (BHT) Increases Susceptibility of Transgenic rasH2 Mice to Lung Carcinogenesis, J Cancer Res Clin, Oncol.

Simanjuntak Kristina. (2012). Peran Antioksidan Flavonoid Dalam Meningkatkan Kesehatan. Program Studi Kedokteran Umum, FK UPN Veteran. Jakarta.

Manito, P. (1980). Biosintetis Produk Alami, Terjemahan Koensoemardiyah, IKIP Semarang Press. Semarang.

Sukma Merlyta S. (2010). Kajian Aktivitas Antioksidan dan Kadar Antikolesterol pada Angkak dengan Variasi Varietas Beras Unggulan (IR 64) dan Beras Lokal (Rojo lele dan Merah Putih) [SKRIPSI]. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Surakarta

Han SS, Lo SC, Choi YW, Kim JH, Beck SH. Antioxidant activity of crude extract and purecompounds of Acerginnala max. Bull Korean : Chem Soc. 25(3).

Fitri Nyoman. (2013). Butylated Hydroxyanisole Sebagai Bahan Aditif Antioksidan Pada Makanan Dilihat dari Perspektif Kesehatan. Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan, Badan Litbangkes, Kemenkes RI.

Molyneux, P. (2004). The Use of The Stable Free Radical DPPH for Estimating Antioxydant Activity, Songklanakarin J. Sci, Technol.

Jcojac. (2008). Pengaruh Bahan Makanan Awet Terhadap Kanker. http://www.scribd.com. Diakses tanggal 29 Desember 2016.




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/.v0i0.7930

Flag Counter    Â