Pembuatan dan Karakterisasi Film Penyalut Makanan dari Tepung Biji Labu Kuning (Cucurbita maxima Duch.) dan Gel Lidah Buaya (Aloe vera (L.) Burm f.) sebagai Antibakteri

Dhita Adella, Hilda Aprilia, Diar Herawati

Abstract


Film penyalut merupakan pelapis atau pembungkus berbagai makanan untuk memperpanjang umur simpan produk yang dapat dimakan bersama-sama dengan makan dengan atau dilepas. Biji labu kuning (Cucurbita maxima Duch.) digunakan sebagai bahan baku utama karena kandungan karbohidrat yang terkandung pada biji labu kuning dapat dimanfaatkan untuk pembuatan film penyalut. Lidah buaya (Aloe vera (L.) Burm f.) digunakan sebagai antibakteri. Senyawa yang berperan pada lidah buaya sebagai antibakteri adalah antrakuinon dan saponin. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui formula dan karakterisasi terbaik dari film penyalut tersebut serta menguji efektivitas film penyalut sebagai pengawet makanan. Optimasi formula film penyalut dilakukan dengan variasi konsentrasi tepung biji labu kuning yang berbeda. Formula film penyalut terbaik mengandung tepung biji labu kuning (1,5%); gel lidah buaya (3%); Natrium alginat (1%); gliserol (2,5%) dan akuades untuk 100mL campuran. Hasil evaluasi film penyalut memiliki bentuk tipis rata, berwarna bening kekuningan, tidak berbau dan tidak berasa dengan kadar air 35,48%; ketebalan 0,1052mm; kekuatan tarik 21,4g; kemuluran Ebreak 70% dan Emax 65,3%. Uji efektivitas pengawet dengan medote ALT sesuai Farmakope Indonesia Edisi IV tahun 1995 menunjukkan hasil tidak efektif untuk pengawet makanan.

Keywords


Film penyalut, tepung biji labu kuning, gel lidah buaya, uji efektivitas pengawet

References


Afriyah, Yayah., Widya Dwi., Sudarma Dita. (2015). Penambahan Aloe vera L. dengan Tepung Sukun (Artocarpus communis) dan Ganyong (Canna edulis Ker.) terhadap Karakterisasi Edible Film. Jurnal Pangan dan Agroindustri. Vol. 3, No. 4.

Departemen Kesehatan RI. (1995). Farmakope Indonesia. Edisi IV. Direktorat Jendral POM, Jakarta.

Embuscado, M.E. and K.C. Huber. (2009). Edible Film and Coating For Food Application. Springer Science. London.

Gontard, N., Guilbert, S., and Cuq, J. L., (1993). Water and glycerol as plasticizers affect mechanical and water vapor barrier properties of an edible wheat gluten film. J. Food Sci.

Han, Jung H. (2014). Innovatons in Food Pavkaging. Elsevier Ltd, San Diego.

Hayu, D.K., Widya, D.R.P. (2013). Karakteristik Fisik dan Kimia Edible Film yang Diinkorporasi dengan Perasan Temu Hitam. Jurnal Pangan dan Agrobisnis, Vol 1, No. 1.

McHugh, T,R, and Krochta, J,M. (1994). Dispersed phase particle size effects o water vapor permeability of whey protein-beeswax edible emulsion films, J, Food Process

Noormindhawati, Lely. (2016). Raja Obat Alami Aloe vera Khasiat a-z untuk Kesehatan dan Kecantikan. Rapha Publishing, Yogjakarta.

Robertson, Gordon L. (2013). Food Packaging: Principles and Practices, third Edition.CRC Press, Boca Raton.

Rowe, R.C., Sheskey, P.J. and Quinn M., F. (2009). Handbook of Pharmaceutical Excipients. Lexi-Comp, American Phamaceutical Association.

Wade A, Weller PJ. (1994). Handbook of pharmaceutical excipients. 2nd ed. London: The Pharmaceutical Press.




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/.v0i0.7551

Flag Counter    Â