Uji Aktivitas Antibakteri Daun Salam (Syzygium poliantha Wight) terhadap Streptococcus mutans dan Klebsiella pneumoniae dan Formulasinya dalam Bentuk Sediaan Lembaran Hisap

Gina Trihandayani, Dina Mulyanti, Lanny Mulqie

Abstract


Abstract. Halitosis is the odour in the oral cavity as the result of the proteins fraction containing sulphur by anaerobic bacteria Gram negative and Gram positive. One example is the bacterium Streptococcus mutans and Klebsiella pneumoniae. Bay leaf (Syzygium poliantha W) is known has antibacterial activity. Prevention of halitosis can be overcome by using a more practical preparations namely preparations suction sheet which is a thin layer that can be consumed. This study aims to produce formulations bay leaf in sheet form suction efficacious antibacterial against bacteria S. mutans, and K. pneumoniae. Bay leaf extraction is done by maceration method using ethanol 96% and antibacterial activity test carried out by the diffusion method using extract concentrations of 0.5, 5, 7, 10%. The results showed that the concentration of 0.5% provide antibacterial against S. mutans, and K. pneumoniae each marked with inhibition zone of 9.43 ± 0.66 mm and 8.5 ± 0.60mm. Formula suction sheet used in the formulation dosage suction sheet ethanol bay leaf extract 0.5%, 3% corn starch, 3% HPMC, 5% sorbitol and showing inhibition zone of 11.1 mm on the S. mutans and 9.5 mm in K. pneumoniae, as well as meet the requirements of the pharmaceutical-based testing parameters suction sheet.

Abstrak. Halitosis adalah bau pada rongga mulut dari hasil pemecahan protein yang mengandung sulfur oleh bakteri anaerob Gram negatif maupun Gram positif. Salah satu contohnya adalah bakteri Streptococcus mutans dan Klebsiella pneumoniae. Daun salam (Syzygium poliantha W) diketahui memiliki aktivitas antibakteri. Pencegahan halitosis dapat diatasi dengan menggunakan sediaan yang lebih praktis yaitu sediaan lembaran hisap yang merupakan suatu lapisan tipis yang dapat dikonsumsi. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan formulasi daun salam dalam bentuk lembaran hisap yang berkhasiat sebagai antibakteri terhadap bakteri S. mutans dan K. pneumoniae. Ekstraksi daun salam dilakukan dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol 96% dan uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi agar menggunakan konsentrasi ekstrak sebesar 0,5, 5, 7, 10%. Hasil menunjukkan bahwa konsentrasi 0,5% memberikan aktivitas antibakteri terhadap S. mutans dan K. pneumoniae masing-masing ditandai dengan zona hambat sebesar 9,43±0,66 mm dan 8,5±0,60 mm. Formula lembaran hisap yang digunakan dalam formulasi sediaan lembaran hisap  ekstrak etanol daun salam adalah ekstrak daun salam 0,5%, pati jagung 3%, HPMC 3%, sorbitol 5% dan menunjukan zona hambat sebesar 11,1 mm pada S. mutans dan 9,5 mm pada K. pneumoniae, serta memenuhi persyaratan farmasetika berdasarkan pengujian parameter-paremeter lembaran hisap.

Keywords


Halitosis, Daun salam (Syzygium poliantha W), Lembaran hisap

References


Adrianto, A.W.D, 2012, Uji Daya Antibakteri Ekstrak Daun Salam (Eugenia Polyantha Wight) Dalam Pasta Gigi Terhadap Pertumbuhan Streptococcus mutans. Skripsi, Fakultas kedokteran gigi: Universitas Jember.

Arifin, M.F., Nurhidayati, L., Syarmalina, dan Rensy, 2009. Formulasi Edible Film Ekstrak Daun Sirih (Piper betle L.) Sebagai Antihaltosis. Fakultas Farmasi, Universitas Pancasila, Jakarta.

Awwaly, K.U, A. Manab dan E. Wahyuni, 2010, Pembuatan edible film protein whey: kajian rasio protein dan gliserol terhadap sifat fisik dan kimia, Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak.

Carpenter, J.L., 1990, Klebsiella pulmonary infections: occurrence at one medical center and review, Rev Infect Dis.

Ditjen POM Depkes RI, 2008, Farmakope Herbal Indonesia, ed I, Depkes RI, Jakarta.

Davis, W. W. Stout, T. R. 2009. Disc Plate Method of Microbiological Antibiotik Assay.Applied and Enviromental Microbiology. 2009, 2(4), 666-670.

Dalimartha, S,2000, Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, ed. 2, Trubus Agriwidya, Jakarta, 162.

Ditjen POM Depkes RI,1980, Materia Medika Indonesia, ed. IV, Depkes RI, Jakarta. 111.

Harmely, F., C. Deviarny, W.S. Yenny, 2014. Formulasi dan evaluasi sediaan edible film dari ekstrak daun kemangi (Ocimum americanum L.) sebagai penyegar mulut [jurnal ilmiah], Fakultas Farmasi, Sekolah Tinggi Fakultas Farmasi Indonesia Yayasan Perintis, Padang.

Herawati, D, 2003, Mengenali Halitosis Patologis Berdasarkan Lokasi Asal untuk Keberhasilan Perawatan Mal-odor Oral. Majalah Ceramah Ilmiah FKG UGM Yogyakarta, 118-121.

Krochta, J.M., C.Mulder-Johnston, 1992, Edible and biodegradable polymer films: Challenges and opportunities. Food Technol, 51(2), 61-74.

Oktanauli P., Fransiska N, Lidiawati, 2011, Efek antimikroba polifenol teh hijau terhadap Streptococcus mutans. JITEKGI.

Sabir, A, 2003, Pemanfaatan Flavonoid di Bidang Kedokteran Gigi. Majalah Kedokteran Gigi (Dental Journal), Ed. Khusus Temu Ilmiah Nasional III, 81-87.

Soeprapto, H, 2003, Mencegah Bau Mulut Pemakai Gigi Tiruan dengan Mengkonsumsi Makanan Berserat, Majalah Kedokteran Gigi, 36(3), 95-97.

Sumono, A., Wulan, A, 2009, Kemampuan air rebus daun salam (Eugenia polyantha w) dalam menurunkan jumlah koloni bakteri Streptococcus sp, Majalah Farmasi Indonesia, 20 (3), 112-117.

Syarifah, fitryani. (2015). Formula Edible Film Ekstrak Biji Pepaya (Carica Papaya L) dan Uji Aktivitasnya Terhadap Bakteri Klebsiella pneumonia dan Streptococcus aureus. Prodi Farmasi Unisba : Bandung.




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/.v0i0.4338

Flag Counter    Â